Mohon tunggu...
Callista Anastasia Shallom
Callista Anastasia Shallom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Spesifikasi Penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap Dunia Kerja

28 November 2023   16:57 Diperbarui: 29 November 2023   21:23 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian

Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan Indonesia dengan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Kami menganalisis penelitian kami dengan melakukan wawancara pada sejumlah narasumber dari SMA Negeri 49 Jakarta. Narasumber utama kami adalah Ibu Suryanti, S.Pd , guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 49 Jakarta. Kami memberikan pertanyaan sebagai berikut :

1. Menurut ibu, seperti apa sistem pembelajaran Kurikulum Merdeka di SMAN 49 Jakarta?
2. Menurut ibu, apakah Kurikulum Merdeka penting bagi siswa SMAN 49 Jakarta untuk lebih siap menghadapi dunia kerja? Bisa dijelaskan pendapatnya.
3. Bagaimana peran ibu sebagai guru BK dalam membantu para siswa SMAN 49 Jakarta dalam menjalankan Kurikulum Merdeka?

Dari hasil wawancara yang kami lakukan kepada Ibu Suryanti, dapat kami ketahui bahwa Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan di SMA Negeri 49 Jakarta ini terbagi sesuai dengan kelasnya. Para siswa saat menginjak kelas 10 melakukan pembelajaran secara umum, dimana semua mata pelajaran akan dipelajari oleh seluruh siswa kelas 10 secara bergilir setiap 3 bulan dengan bentuk paket yang berbeda-beda. Hal ini ditujukan agar para siswa dapat mengenal diri dan juga minat mereka untuk di kelas berikutnya. Selanjutnya saat para siswa sudah menginjak kelas 11, mulai diarahkan penjurusan kelas sesuai minat para siswa. Namun, penjurusan kelas ini tidak hanya didasari oleh minat siswa saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, yakni kemampuan siswa dalam minat yang dituju (nilai rapor kelas 10) dan hasil psikotes yang diadakan sebelum memasuki kelas 11. Jika nilai siswa tersebut rendah di mata pelajaran yang diminati, maka siswa tersebut akan diarahkan sesuai dengan nilai yang bagus di mata pelajaran lain. SMA Negeri 49 Jakarta juga melakukan psikotes untuk lebih mengenal dan memahami minat siswa. Spesifikasi penjurusan ini yang dinilai akan dapat bermanfaat dalam jenjang pendidikan berikutnya.

Kurikulum Merdeka ini juga dikenal sebagai kurikulum dimana para siswa dituntut keaktifannya dalam pembelajaran. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). P5 adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. IKM P5 menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.

Dalam P5 inilah siswa-siswi ditantang untuk mengeluarkan segala kreativitasnya, selain itu dari proyek yang mereka lakukan secara berkelompok ini siswa-siswi dapat belajar bagaimana kerja sama dalam tim, saling membantu satu sama lain, dan juga bagaimana tanggung jawab diri masing-masing dalam proyek yang mereka lakukan. Hal ini dinilai sangat penting di masa yang akan datang terutama dalam dunia kerja. Usia selepas lulus dari sekolah menengah atas merupakan usia produktif dimana orang dengan usia itu sudah dinyatakan siap bekerja. Berdasarkan pernyataan dari Ibu Suryanti, walaupun kebanyakan siswa-siswi melanjutkan kuliah, masih ada beberapa yang tidak dapat melanjutkan kuliah dengan banyak faktor, salah satunya kendala ekonomi. Menurutnya Kurikulum Merdeka ini menerapkan kesiapan siswa dalam dunia kerja dengan baik begitu lulus dari sekolah menengah atas ini. Walaupun kuliah sangat dibutuhkan, namun bagi siswa yang terkendala ini bukan masalah serius karena pada kelas sepuluh dalam program P5 mereka sudah diajarkan betapa pentingnya keaktifan dan kreatifitasnya, terutama kerja sama dalam tim dan sikap bertanggung jawab. Kurikulum Merdeka juga dapat membantu siswa dalam penjurusannya untuk jenjang perguruan tinggi nanti melalui pembelajaran yang dimana mata pelajaran tersebut dipaketkan sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Peran Ibu Suryanti sebagai guru BK merupakan guru dengan peran paling penting dalam pembagian jurusan dan minat siswa dalam Kurikulum Merdeka ini. Beliau yang mengatur bagaimana pembagian kelompok mata pelajaran yang cocok dengan siswa sesuai dengan hasil rapor siswa dari kelas 10 dan hasil psikotes yang nantinya akan menyesuaikan kelas apa yang akan cocok untuk didapatkan oleh siswa.

Selain melakukan wawancara langsung kepada guru BK SMA Negeri 49 Jakarta, kami juga melakukan wawancara kepada sejumlah siswa-siswi SMA Negeri 49 Jakarta dengan pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa yang kalian rasakan selama menjalani Kurikulum Merdeka di SMAN 49 Jakarta?
2. Bagaimana perbedaan yang dirasakan selama menjalankan Kurikulum Merdeka di SMAN 49 Jakarta jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya?
3. Apakah kalian merasa bahwa Kurikulum Merdeka menjadi lebih terarah dan bermanfaat untuk masa depan?

Dari hasil wawancara kami kepada 10 orang siswa SMA Negeri 49 Jakarta, perbedaan yang mereka rasakan selama menjalani Kurikulum Merdeka adalah lebih banyak proyek yang dilakukan secara kelompok dan tidak ada lagi pembelajaran yang dimana harus mempelajari semua mata pelajaran di suatu jurusan. Hal ini juga membuat para siswa harus belajar dan berkreasi lebih dalam sehingga tidak hanya "menjiplak" dari pemikiran guru pengajar saja.

Perbedaan yang dirasakan para siswa jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya adalah tentu merasa lebih mudah dalam penjurusan ke minat bakat mereka karena tidak perlu mempelajari pelajaran yang mereka kurang minati. Namun, untuk mendapatkan paket pembelajaran sesuai minat, para siswa harus bersaing melalui nilai rapor kelas 10 demi mendapat jurusan sesuai minat para siswa, tak jarang beberapa siswa tersingkirkan dengan orang yang mendapat nilai lebih tinggi dari mereka sehingga posisi mereka bergeser dan tidak mendapatkan jurusan yang benar-benar sesuai minatnya. Para siswa juga dituntut untuk membuat proyek dalam kelompok yang dimana mengharuskan mereka untuk kreatif dan inovatif sehingga hal ini mampu mendorong para siswa dalam menjalin kerja sama yang baik dalam tim dan membuat kreasi yang berbeda.

Sayangnya, dengan lebih banyaknya proyek di dalam Kurikulum Merdeka ini, beberapa siswa merasa keberatan secara ekonomi untuk membeli peralatan ataupun perlengkapan proyek sehingga membuat pengeluaran mereka bertambah. Pengajaran yang dilakukan oleh guru pun juga mulai mengedepankan penggunaan iptek, sehingga para siswa merasa lebih mahir dalam penggunaan iptek dan pengaksesan informasi dan pembelajaran pun menjadi lebih mudah. Tentu dalam hal ini, para siswa merasa lebih mudah dalam penjurusan ke minat bakat mereka karena tidak perlu mempelajari pelajaran yang mereka kurang minati.
 Menurut para siswa, spesifikasi penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap dunia kerja cukup efektif. Mereka merasa bahwa dengan adanya proyek di dalam Kurikulum Merdeka, mereka mampu meningkatkan kreativitas dan mampu bekerja sama dalam tim yang dimana hal ini merupakan poin penting dalam menghadapi dunia kerja. Dengan kata lain, mental siswa dibentuk untuk siap menghadapi dunia kerja maupun  yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Penjurusan yang lebih spesifik ini juga mampu membuat para siswa lebih terarah kepada cita-cita yang akan dituju untuk masa depannya, sehingga para siswa tidak perlu merasa terbeban dengan mata pelajaran yang bukan menjadi pertimbangan dalam mengejar cita-citanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun