Mohon tunggu...
Callista Anastasia Shallom
Callista Anastasia Shallom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Spesifikasi Penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap Dunia Kerja

28 November 2023   16:57 Diperbarui: 29 November 2023   21:23 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan keseluruhan dalam Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya.
2. Mengetahui keefektifan Kurikulum Merdeka dalam menyiapkan siswa menghadapi dunia kerja.
3. Memahami alasan Kurikulum Merdeka dianggap mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi dunia kerja.

Tinjauan Pustaka

Kurikulum Merdeka
Menurut Ralph Tyler (1949) kurikulum mencakup tujuan pendidikan yang ingin dicapai, pengalaman pendidikan yang disediakan untuk mencapai tujuan, cara mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif, serta indikator penentu bahwa tujuan tersebut telah tercapai.

Menurut J. Lloyd Trump dan Delmas F Miller (1973) definisi kurikulum adalah semua hal yang mampu mempengaruhi proses pembelajaran, termasuk metode mengajar, cara evaluasi murid, program studi, bimbingan dan penyuluhan, supervisi, administrasi, serta hal-hal struktural terkait waktu, jumlah ruangan, dan kemungkinan siswa dalam memilih mata pelajaran.

Kemerdekaan adalah dimana kondisi seseorang, individu, kelompok atau negara mendapatkan kendali penuh atas dirinya. Dimana tanpa campur tangan pihak lain, itu disebut dengan kemerdekaan. Bagi seorang pelajar, makna merdeka memiliki berbagai dimensi yang penting dalam konteks perkembangan pribadi, pendidikan, dan keterlibatan sosial. Arti merdeka bagi seorang pelajar berarti memiliki kebebasan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mengeksplorasi ide-ide tanpa adanya hambatan.

IPTEK
Menurut Jaques Ellul (1967) iptek sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Termasuk di antaranya pada proses yang meningkatkan nilai tambah. Produk yang digunakan ini kemudian dihasilkan untuk memudahkan serta meningkatkan kinerja Struktur juga sistem di mana proses dan produk ini kemudian dikembamngkan serta digunakan.

Yusufhadi Miarso (2005) menjelaskan bahwa iptek atau teknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan ini bisa menggunakan atau menghasilkan produk tertentu. Produk yang tak terpisah dari produk lain yang sudah ada. Hal itu juga menyatakan bahwa teknologi merupakan bagian integral dari yang terkandung dalam sistem tertentu.

Penjurusan
Menurut Alex (2017), "Penjurusan merupakan upaya untuk membantu siswa dalam memilih jenis sekolah atau program pengajaran khusus atau program studi yang akan diikuti oleh siswa dalam pendidikan lanjutannya".

Menurut Mapiare (1984) pemilihan program jurusan adalah serangkaian kegiatan dalam membantu siswa agar dapat menyalurkan dirinya dalam berbagai program sekolah, kegiatan belajar, kegiatan menuju dunia kerja secara tepat berdasarkan pertimbangan kecakapan, bakat, minat, kebutuhan dan ciri-ciri pribadi pada siswa yang bersangkutan.

Metode
Metode penelitian yang kami gunakan di dalam artikel ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi.

Dalam metode ini, kami menggunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi yang telah diperoleh. Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Wawancara dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan, dan memberikan pertanyaan lagi, ketika informan memberikan jawaban. Kami mewawancarai siswa SMA Negeri 49 Jakarta berjumlah 10 orang dengan sampel 1 guru BK dan 10 orang siswa yang merasakan kurikulum merdeka sebagai sampel kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun