Mohon tunggu...
Callista Anastasia Shallom
Callista Anastasia Shallom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Spesifikasi Penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap Dunia Kerja

28 November 2023   16:57 Diperbarui: 29 November 2023   21:23 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.kemdikbud.go.id

Callista Anastasia Shallom Poerba, Nawal Essam Yahia, Yunia Dian Pratiwi
Hukum Program Sarjana, Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta
NIM: 1.2310611153; 2.2310611151; 3. 2310611158
Email: 1. 2310611153@gmail.com; 2. 2310611151@gmail.com ; 3. 2310611158@gmail.com

Abstrak
Kurikulum Merdeka diciptakan dengan tujuan untuk melatih siswa dalam kreativitas dan kerjasama dalam proyek kelompok. Kurikulum Merdeka juga memberikan kebebasan kepada siswa dimana siswa tidak perlu lagi mempelajari semua mata pelajaran yang tidak disukai. Siswa dapat belajar sesuai dengan paket mata pelajaran yang diinginkan dan tetap mempelajari mata pelajaran wajib. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap dunia kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara kepada 10 siswa dari kelas 10 dan 11 yang mengalami kurikulum merdeka dan 1 guru BK.

Dari penelitian ini, didapatkan bahwa memang Kurikulum Merdeka mampu menyiapkan siswa yang ingin langsung terjun ke dunia kerja. Kurikulum merdeka juga melibatkan siswa proyek kelompok untuk melatih kerjasama dan kreativitas dalam penggunaan iptek sebagai bentuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia serta memudahkan memilih penjurusan untuk memasuki jenjang perguruan tinggi. Selain itu, untuk mendapat paket mata pelajaran yang disukai juga dinilai melalui minat siswa, hasil rapot kelas 10 dan hasil psikotes yang diadakan oleh sekolah.
Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Iptek, Penjurusan

Abstract
The Kurikulum Merdeka was created with the aim of training students in creativity and collaboration in group projects. Kurikulum Merdeka also provides freedom to students where students no longer need to study all subjects they don't like. Students can study according to the desired subject package and still study mandatory subjects. This research is aimed at finding out the specifications of majors in Kurikulum Merdeka regarding the world of work. The research method used was a qualitative method with interview techniques with 10 students from grades 10 and 11 who experienced kurikulum Merdeka and 1 guidance and counseling teacher.

From this research, it was found that Kurikulum Merdeka is indeed able to prepare students who want to immediately enter the world of work. Kurikulum Merdeka also involves students in group projects to train cooperation and creativity in the use of science and technology as a form of overcoming educational problems in Indonesia and makes it easier to choose majors to enter higher education. Apart from that, getting the preferred subject package is also assessed through student interest, the results of the 10th grade report card and the results of psychological tests held by the school.
Keywords : Kurikulum Merdeka, Science and Technology, Majors

Pendahuluan
Pendidikan merupakan hak setiap manusia yang didapatkan dari suatu pembelajaran dengan tujuan mengembangkan potensi diri yang diperlukan untuk masa depan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, serta tubuh anak. Pendidikan menjadi komponen penting bukan hanya untuk kepentingan individu melainkan bagi suatu negara untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mendorong kemajuan di berbagai aspek.

Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini mulai mengalami banyak kemajuan namun masih ada beberapa masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah minimnya pengetahuan akan iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Dengan berkembangnya iptek, bangsa telah banyak menciptakan generasi penerus yang bermutu dan berkualitas. Oleh sebab itu, perencanaan dan pengembangan proses pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan iptek. Iptek juga diperlukan dalam dunia kerja, karena pada masa kini sudah mulai banyak pekerjaan yang membutuhkan sebuah inovasi yang cepat dan dinamis agar tercapainya target yang sesuai waktu, selain itu frekuensi mobilitas dalam dunia kerja akan semakin berkurang dengan adanya iptek karena salah satu fungsinya yang dapat menghubungkan antar individu dimana dan kapan saja, sehingga setiap individu "dituntut" untuk memiliki keterampilan hardskills dan softskills yang akan digunakan dalam dunia kerja. Dari masalah tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menciptakan dan menerapkan sebuah kurikulum untuk pendidikan Indonesia agar generasi penerus bangsa dapat memahami dan menggunakan iptek di dalam pendidikan untuk kepentingan di dunia kerja, yaitu Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Karakteristik Kurikulum Merdeka antara lain,  pengembangan softskills dan karakter melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila, fokus pada materi esensial yang relevan dan mendalam untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik, dan pembelajaran yang fleksibel. Saat ini sudah hampir 70 persen satuan pendidikan di seluruh Indonesia telah menerapkan Kurikulum Merdeka melalui Program Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan, dan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri. 

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi peserta didik dalam memilih pembelajaran yang disukai dan sesuai dengan minat bakat sehingga tidak perlu mendalami semua mata pelajaran seperti kurikulum sebelumnya. Kurikulum Merdeka juga mendorong peserta didik untuk belajar memahami penggunaan iptek melalui projek penguatan "Profil Pelajar Pancasila" yang memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan penguatan enam dimensi profil pelajar Pancasila, mempelajari secara mendalam tema atau isu penting, dan melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap tema atau isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar peserta didik. Dengan ini, program Kurikulum Merdeka memiliki kesesuaian terhadap kebutuhan bangsa dalam menyiapkan individu yang bermutu, memiliki hardskills dan softskills, keterampilan dan penguasaan iptek dalam pendidikan untuk perkembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memasuki dunia kerja setelah pendidikan wajib belajar dan yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

Penelitian ini dituju untuk menganalisis spesifikasi penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap dunia kerja lebih mendalam di SMAN 49 Jakarta. Dengan permasalahan tersebut, kami merumuskan :

Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan yang dirasakan siswa dalam menjalani Kurikulum Merdeka jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya?
2. Bagaimana keefektifan Kurikulum Merdeka dalam menyiapkan siswa dalam menghadapi dunia kerja?
3. Mengapa Kurikulum Merdeka dianggap mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi dunia kerja?

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan keseluruhan dalam Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya.
2. Mengetahui keefektifan Kurikulum Merdeka dalam menyiapkan siswa menghadapi dunia kerja.
3. Memahami alasan Kurikulum Merdeka dianggap mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi dunia kerja.

Tinjauan Pustaka

Kurikulum Merdeka
Menurut Ralph Tyler (1949) kurikulum mencakup tujuan pendidikan yang ingin dicapai, pengalaman pendidikan yang disediakan untuk mencapai tujuan, cara mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif, serta indikator penentu bahwa tujuan tersebut telah tercapai.

Menurut J. Lloyd Trump dan Delmas F Miller (1973) definisi kurikulum adalah semua hal yang mampu mempengaruhi proses pembelajaran, termasuk metode mengajar, cara evaluasi murid, program studi, bimbingan dan penyuluhan, supervisi, administrasi, serta hal-hal struktural terkait waktu, jumlah ruangan, dan kemungkinan siswa dalam memilih mata pelajaran.

Kemerdekaan adalah dimana kondisi seseorang, individu, kelompok atau negara mendapatkan kendali penuh atas dirinya. Dimana tanpa campur tangan pihak lain, itu disebut dengan kemerdekaan. Bagi seorang pelajar, makna merdeka memiliki berbagai dimensi yang penting dalam konteks perkembangan pribadi, pendidikan, dan keterlibatan sosial. Arti merdeka bagi seorang pelajar berarti memiliki kebebasan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mengeksplorasi ide-ide tanpa adanya hambatan.

IPTEK
Menurut Jaques Ellul (1967) iptek sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Termasuk di antaranya pada proses yang meningkatkan nilai tambah. Produk yang digunakan ini kemudian dihasilkan untuk memudahkan serta meningkatkan kinerja Struktur juga sistem di mana proses dan produk ini kemudian dikembamngkan serta digunakan.

Yusufhadi Miarso (2005) menjelaskan bahwa iptek atau teknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan ini bisa menggunakan atau menghasilkan produk tertentu. Produk yang tak terpisah dari produk lain yang sudah ada. Hal itu juga menyatakan bahwa teknologi merupakan bagian integral dari yang terkandung dalam sistem tertentu.

Penjurusan
Menurut Alex (2017), "Penjurusan merupakan upaya untuk membantu siswa dalam memilih jenis sekolah atau program pengajaran khusus atau program studi yang akan diikuti oleh siswa dalam pendidikan lanjutannya".

Menurut Mapiare (1984) pemilihan program jurusan adalah serangkaian kegiatan dalam membantu siswa agar dapat menyalurkan dirinya dalam berbagai program sekolah, kegiatan belajar, kegiatan menuju dunia kerja secara tepat berdasarkan pertimbangan kecakapan, bakat, minat, kebutuhan dan ciri-ciri pribadi pada siswa yang bersangkutan.

Metode
Metode penelitian yang kami gunakan di dalam artikel ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi.

Dalam metode ini, kami menggunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi yang telah diperoleh. Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Wawancara dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan, dan memberikan pertanyaan lagi, ketika informan memberikan jawaban. Kami mewawancarai siswa SMA Negeri 49 Jakarta berjumlah 10 orang dengan sampel 1 guru BK dan 10 orang siswa yang merasakan kurikulum merdeka sebagai sampel kami.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian

Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan Indonesia dengan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Kami menganalisis penelitian kami dengan melakukan wawancara pada sejumlah narasumber dari SMA Negeri 49 Jakarta. Narasumber utama kami adalah Ibu Suryanti, S.Pd , guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 49 Jakarta. Kami memberikan pertanyaan sebagai berikut :

1. Menurut ibu, seperti apa sistem pembelajaran Kurikulum Merdeka di SMAN 49 Jakarta?
2. Menurut ibu, apakah Kurikulum Merdeka penting bagi siswa SMAN 49 Jakarta untuk lebih siap menghadapi dunia kerja? Bisa dijelaskan pendapatnya.
3. Bagaimana peran ibu sebagai guru BK dalam membantu para siswa SMAN 49 Jakarta dalam menjalankan Kurikulum Merdeka?

Dari hasil wawancara yang kami lakukan kepada Ibu Suryanti, dapat kami ketahui bahwa Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan di SMA Negeri 49 Jakarta ini terbagi sesuai dengan kelasnya. Para siswa saat menginjak kelas 10 melakukan pembelajaran secara umum, dimana semua mata pelajaran akan dipelajari oleh seluruh siswa kelas 10 secara bergilir setiap 3 bulan dengan bentuk paket yang berbeda-beda. Hal ini ditujukan agar para siswa dapat mengenal diri dan juga minat mereka untuk di kelas berikutnya. Selanjutnya saat para siswa sudah menginjak kelas 11, mulai diarahkan penjurusan kelas sesuai minat para siswa. Namun, penjurusan kelas ini tidak hanya didasari oleh minat siswa saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, yakni kemampuan siswa dalam minat yang dituju (nilai rapor kelas 10) dan hasil psikotes yang diadakan sebelum memasuki kelas 11. Jika nilai siswa tersebut rendah di mata pelajaran yang diminati, maka siswa tersebut akan diarahkan sesuai dengan nilai yang bagus di mata pelajaran lain. SMA Negeri 49 Jakarta juga melakukan psikotes untuk lebih mengenal dan memahami minat siswa. Spesifikasi penjurusan ini yang dinilai akan dapat bermanfaat dalam jenjang pendidikan berikutnya.

Kurikulum Merdeka ini juga dikenal sebagai kurikulum dimana para siswa dituntut keaktifannya dalam pembelajaran. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). P5 adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. IKM P5 menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.

Dalam P5 inilah siswa-siswi ditantang untuk mengeluarkan segala kreativitasnya, selain itu dari proyek yang mereka lakukan secara berkelompok ini siswa-siswi dapat belajar bagaimana kerja sama dalam tim, saling membantu satu sama lain, dan juga bagaimana tanggung jawab diri masing-masing dalam proyek yang mereka lakukan. Hal ini dinilai sangat penting di masa yang akan datang terutama dalam dunia kerja. Usia selepas lulus dari sekolah menengah atas merupakan usia produktif dimana orang dengan usia itu sudah dinyatakan siap bekerja. Berdasarkan pernyataan dari Ibu Suryanti, walaupun kebanyakan siswa-siswi melanjutkan kuliah, masih ada beberapa yang tidak dapat melanjutkan kuliah dengan banyak faktor, salah satunya kendala ekonomi. Menurutnya Kurikulum Merdeka ini menerapkan kesiapan siswa dalam dunia kerja dengan baik begitu lulus dari sekolah menengah atas ini. Walaupun kuliah sangat dibutuhkan, namun bagi siswa yang terkendala ini bukan masalah serius karena pada kelas sepuluh dalam program P5 mereka sudah diajarkan betapa pentingnya keaktifan dan kreatifitasnya, terutama kerja sama dalam tim dan sikap bertanggung jawab. Kurikulum Merdeka juga dapat membantu siswa dalam penjurusannya untuk jenjang perguruan tinggi nanti melalui pembelajaran yang dimana mata pelajaran tersebut dipaketkan sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Peran Ibu Suryanti sebagai guru BK merupakan guru dengan peran paling penting dalam pembagian jurusan dan minat siswa dalam Kurikulum Merdeka ini. Beliau yang mengatur bagaimana pembagian kelompok mata pelajaran yang cocok dengan siswa sesuai dengan hasil rapor siswa dari kelas 10 dan hasil psikotes yang nantinya akan menyesuaikan kelas apa yang akan cocok untuk didapatkan oleh siswa.

Selain melakukan wawancara langsung kepada guru BK SMA Negeri 49 Jakarta, kami juga melakukan wawancara kepada sejumlah siswa-siswi SMA Negeri 49 Jakarta dengan pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa yang kalian rasakan selama menjalani Kurikulum Merdeka di SMAN 49 Jakarta?
2. Bagaimana perbedaan yang dirasakan selama menjalankan Kurikulum Merdeka di SMAN 49 Jakarta jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya?
3. Apakah kalian merasa bahwa Kurikulum Merdeka menjadi lebih terarah dan bermanfaat untuk masa depan?

Dari hasil wawancara kami kepada 10 orang siswa SMA Negeri 49 Jakarta, perbedaan yang mereka rasakan selama menjalani Kurikulum Merdeka adalah lebih banyak proyek yang dilakukan secara kelompok dan tidak ada lagi pembelajaran yang dimana harus mempelajari semua mata pelajaran di suatu jurusan. Hal ini juga membuat para siswa harus belajar dan berkreasi lebih dalam sehingga tidak hanya "menjiplak" dari pemikiran guru pengajar saja.

Perbedaan yang dirasakan para siswa jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya adalah tentu merasa lebih mudah dalam penjurusan ke minat bakat mereka karena tidak perlu mempelajari pelajaran yang mereka kurang minati. Namun, untuk mendapatkan paket pembelajaran sesuai minat, para siswa harus bersaing melalui nilai rapor kelas 10 demi mendapat jurusan sesuai minat para siswa, tak jarang beberapa siswa tersingkirkan dengan orang yang mendapat nilai lebih tinggi dari mereka sehingga posisi mereka bergeser dan tidak mendapatkan jurusan yang benar-benar sesuai minatnya. Para siswa juga dituntut untuk membuat proyek dalam kelompok yang dimana mengharuskan mereka untuk kreatif dan inovatif sehingga hal ini mampu mendorong para siswa dalam menjalin kerja sama yang baik dalam tim dan membuat kreasi yang berbeda.

Sayangnya, dengan lebih banyaknya proyek di dalam Kurikulum Merdeka ini, beberapa siswa merasa keberatan secara ekonomi untuk membeli peralatan ataupun perlengkapan proyek sehingga membuat pengeluaran mereka bertambah. Pengajaran yang dilakukan oleh guru pun juga mulai mengedepankan penggunaan iptek, sehingga para siswa merasa lebih mahir dalam penggunaan iptek dan pengaksesan informasi dan pembelajaran pun menjadi lebih mudah. Tentu dalam hal ini, para siswa merasa lebih mudah dalam penjurusan ke minat bakat mereka karena tidak perlu mempelajari pelajaran yang mereka kurang minati.
 Menurut para siswa, spesifikasi penjurusan dalam Kurikulum Merdeka terhadap dunia kerja cukup efektif. Mereka merasa bahwa dengan adanya proyek di dalam Kurikulum Merdeka, mereka mampu meningkatkan kreativitas dan mampu bekerja sama dalam tim yang dimana hal ini merupakan poin penting dalam menghadapi dunia kerja. Dengan kata lain, mental siswa dibentuk untuk siap menghadapi dunia kerja maupun  yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Penjurusan yang lebih spesifik ini juga mampu membuat para siswa lebih terarah kepada cita-cita yang akan dituju untuk masa depannya, sehingga para siswa tidak perlu merasa terbeban dengan mata pelajaran yang bukan menjadi pertimbangan dalam mengejar cita-citanya.

Pembahasan
Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim resmi meluncurkan nama baru dari kurikulum prototipe yang diberi  nama  Kurikulum  Merdeka.  Kurikulum  Merdeka  dikembangkan  sebagai  kerangka  kurikulum  yang  lebih luwes   serta   berpusat   pada   materi   mendasar   serta   mengembangkan   keunikan   dan   kemampuan   siswa. "Kemendikbud menyatakan ada 4 gagasan perubahan yang menunjang dengan adanya merdeka belajar program itu  berhubungan  dengan  Ujian  Berstandar  Nasional  (USBN), Ujian  Nasional  (UN), Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran   (RPP),   dan   Peraturan  Penerimaan  Peserta  Didik  Baru  (PPDB)  Zonasi" (Mustagfiroh, 2020) (Saleh,  2020) (Marisa,  2021).  Kurikulum  yang  berdiri  sendiri  dirancang  untuk  mendukung  pemulihan pembelajaran dari pandemi COVID-19.Keleluasaan belajar bagi guru ataupun siswa lah yang ditekankan dalam merdeka belajar. "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan merdeka belajar sebagai sebuah proses  pembelajaran  yang  memberikan  keleluasaan  dan  wewenang  kepada  setiap  institusi  pendidikan  agar terbebas  dari  administrasi yang berbelit". "Asumsi utama merdeka belajar adalah pemberian kepercayaan kepada guru sehingga guru merasa merdeka dalam melaksanakan pembelajaran" (Koesoema,  2020)"Konsep kebijakan merdeka belajar ialah guru sebagai tenaga pendidik mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan mampu membangkitkan semangat belajar agar siswa tidak merasa terbebani oleh materi disampaikan guru" (Yusuf & Arfiansyah, 2021). Adapun Konsep Merdeka Belajar menurut pendapat (Sherly et al., 2020) "mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang-undang untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka". Untuk mencapai hal tersebut guru harus memiliki kecakapan dalam mengolah materi ajar dengan suasana yang menyenangkan dan memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar. Keberadaan sarana dan prasarana juga sangat menunjang terhadap keberhasilan implementasi penerapan Kurikulum  Merdeka. Sarana  dan prasarana  yang  lengkap  sangat  menunjang  terhadap pelaksanaan  Kurikulum  Merdeka  di  sekolah  terutama  dalam  ketersediaan  alat-alat  IT sebagai media pembelajaran.

Bentuk pembelajaran di dalam Kurikulum Merdeka pun dibuat dalam dua paket, yakni mata pelajaran pilihan dan mata pelajaran umum. Dimana paket mata pelajaran pilihan dipilih oleh siswa berdasar minat dan disesuaikan dengan hasil rapor kelas 10 dan mata pelajaran umum merupakan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dari kelas apapun. Bentuk dari paket mata pelajaran pilihan dan wajib dapat dilihat sesuai tabel berikut.

 Berdasarkan tabel diatas dan hasil wawancara kami bersama guru BK SMA Negeri 49 Jakarta kami dapat mengetahui bahwasanya sekolah ini menggunakan sistem paket dalam pembagian mata pelajaran sesuai masing-masing jurusan. Pemilihan jurusan ini juga sangat dipengaruhi dengan minat dan bakat para siswa. Selain itu dukungan dari orang tua dan juga konsultasi bersama guru BK sangat diperlukan demi menggali potensi para siswa. Dengan adanya penjurusan yang spesifik dalam Kurikulum Merdeka ini diharapkan kedepannya dapat menjadi bekal untuk masa depan para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Penjurusan kelas sesuai minat siswa ini dibagi menjadi 6 paket sesuai dengan pembelajaran peminatannya. Paket pertama yaitu mengambil mata pelajaran peminatan  Kimia, Biologi, Fisika dan Matematika lanjut. selanjutnya paket kedua yaitu Biologi, Kimia, Informatika dan Bahasa Prancis. paket ketiga yaitu Fisika, Matematika Lanjut, Informatika dan Bahasa Prancis. Paket keempat yaitu Kimia, Ekonomi, Sosiologi dan Bahasa Prancis. Selanjutnya paket kelima yaitu Geografi, Ekonomi, Biologi dan Bahasa Prancis. Terakhir yaitu paket keenam yang mengambil mata pelajaran peminatan Sosiologi, Ekonomi, Geografi dan Bahasa Prancis.

Dengan adanya penjurusan ini tentunya sekolah tidak mengesampingkan mata pelajaran wajib seperti yang ada pada tabel diatas yakni Pendidikan Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila, Sejarah, dan Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Kurikulum Merdeka ini tidak mengesampingkan Pendidikan Agama karena kurikulum baru ini memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pembelajaran Pendidikan Agama. Diantaranya, terkait dengan kolaborasi antar mata pelajaran. Dengan menggunakan pendekatan interdisipliner semacam ini, tentunya membuat perspektif siswa lebih terbuka dan meluas yang berguna untuk bekal menghadapi perkembangan dunia global. Juga adanya tantangan tersendiri bagi pendidik dan peserta didik.

Pembelajaran agama dan budi pekerti dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik, agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya. Kemudian membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, akidah yang benar, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip agama masing-masing dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan.Selain itu, juga mengonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisis perbedaan pendapat, sehingga berperilaku moderat dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme; membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi; serta membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan, sehingga dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan, persaudaraan seagama, dan juga persaudaraan sebangsa serta senegara dengan segenap kebhinekaan agama, suku, dan budayanya. Dimana hal ini sangat berpengaruh kedepannya kepada masa depan para siswa. Adanya Kurikulum Merdeka memberikan harapan besar bagi lembaga pendidikan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan mutu pendidikan di lembaganya. Dengan ini, melatih peserta didik dibawah pengawasan guru Pendidikan Agama untuk senantiasa berpikir kritis hingga diharapkan peserta didik bisa memiliki pemikiran yang lebih matang, lebih bijak, lebih cermat, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama itu sendiri.

Berdasarkan aspek bela negara dan pendidikan pancasila, Kurikulum Merdeka ini bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang sadar akan peran dan tanggung jawab mereka dalam masyarakat dan negara. Hal ini membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi secara positif dan bertanggung jawab terhadap pembangunan dan kemajuan negara mereka. Sistem pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang unggul dan mendorong suatu negara menjadi maju. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka negara tersebut semakin maju, terutama dalam kualitas SDM. Sebaliknya semakin rendah kualitas sistem pendidikan suatu negara maka negara tersebut akan terbelakang. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, para siswa didorong dan dapat menjadi cerminan pelajar pancasila yang kreatif, bertanggung jawab, bernalar kritis, dan sadar akan pentingnya gotong royong.

Penutup
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa penjurusan dalam Kurikulum Merdeka membawa banyak perubahan dari kurikulum sebelumnya. Pengaplikasian Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa-siswi lebih banyak terlibat dalam proyek kelompok. Para siswa juga dituntut untuk membuat proyek dalam kelompok yang mengharuskan mereka untuk kreatif dan inovatif sehingga para siswa dapat lebih belajar dalam menjalin kerja sama yang baik dalam tim dan membuat kreasi yang berbeda. Namun dengan lebih banyaknya proyek di dalam Kurikulum Merdeka ini, beberapa siswa merasa keberatan secara ekonomi untuk membeli peralatan ataupun perlengkapan proyek sehingga membuat pengeluaran mereka bertambah. Pengajaran yang dilakukan oleh guru pun juga mulai mengedepankan penggunaan iptek, sehingga para siswa merasa lebih mahir dalam penggunaan iptek dan pengaksesan informasi dan pembelajaran pun menjadi lebih mudah. Siswa merasa lebih mudah mengejar minat dan bakat mereka, karena tidak diharuskan mempelajari mata. Para siswa merasa bahwa spesifikasi penjurusan dalam Kurikulum Merdeka cukup efektif dalam mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja maupun perguruan tinggi. Mereka merasa bahwa proyek dalam Kurikulum Merdeka dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan bekerja sama dalam tim, yang merupakan poin penting dalam menghadapi dunia kerja. Selain itu, penjurusan yang lebih spesifik dapat membantu para siswa lebih terarah dalam mencapai cita-cita mereka dan tidak merasa terbebani dengan mata pelajaran yang tidak relevan dengan cita-citanya.

Pengungkapan
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para narasumber yaitu Ibu Suryanti S.Pd, dan siswa-siswi SMAN 49 Jakarta yang telah meluangkan waktunya dan memberikan wawasan dan  pendapat yang berharga dalam penelitian ini. Dan juga kami ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekelompok yang sudah bekerja keras, bekerjasama dengan baik dan masing-masing berkontribusi dalam menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Mulyadi, SH, MH.
2. Bapak Drs. Subakdi, MM.
3. Bapak Hasan Basri S.Sy.M.Pd.I
4. Bapak Ronald Manalu, S.Th, MA
5. Ibu  Rerin Maulinda, S.Pd., M.Pd.
yang memberikan pembimbingan, masukan dan saran yang konstruktif untuk kami yang sangat berharga dan membantu dalam penelitian yang kami lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun