Mohon tunggu...
Cak Usma
Cak Usma Mohon Tunggu... -

HoM MelOn. Ketua Persaudaraan Profesional Muslim Aswaja http://www.aswajanu.com . Ketua Umum Keluarga Wikusama. Rasulullah aku padamu. Gusdurian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa Sebenarnya dengan Mesir? (Sebuah Telaah Singkat & Runtut sejak Pra-kejatuhan Mubarak)

7 Juli 2013   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:52 8373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


- blok Revolusi Berlanjut, beranggotakan mayoritas kelompok pemuda yang mengorganisir masyarakat untuk turun ke jalan dalam menurunkan Mubarak


- blok Ikhwanul Muslimin yang dinamakan blok Aliansi Demokrat dengan mengusung kampanye utamanya adalah khilafah dan slogan "Islam adalah solusi". Hal ini menjadi salah satu titik keberatan banyak tokoh Mesir, karena konstitusi melarang politik berbasis agama.


Dalam dua kali putaran, Mursi menang mutlak dan lantas dilantik menjadi presiden. Dalam pemilu ini, banyak tokoh Mesir mencurigai kongkalikong antara Dewan Militer dan IM sehingga menyebabkan Mursi menang mutlak. Namun, di awal pemerintahannya Mursi setelah mengangkat Tantawi, ketua Dewan Militer, mengalami pertikaian dan lantas mengganti Tantawi dengan Al Sisi, seorang jenderal cemerlang lulusan Akademi Perang Amerika. Sepertinya ada kepercayaan sesama lulusan Amerika untuk mengelola bersama Mesir yang baru tumbuh paska era Mubarak.


Menarik pula menyimak profil Mursi, dia adalah akademisi lulusan Amerika Serikat yang dilahirkan di provinsi Syarqiyah, Mesir pada 20 Agustus 1951. Mursi adalah doktor bidang teknik material jebolan University of Southern California pada 1982 itu telah merasakan pengalaman perjuangan sebagai tokoh IM di Mesir. Mursi sempat menjadi anggota DPR di era Mubarak dan menjadi juru bicara IM di legislatif, namun sampai dengan saat ini anak-anak Mursi masih berkewarganegaraan Amerika.

Begitu juga profil Al Sisi menarik untuk diketahui, dia lahir di Kairo pada 1954, seorang lulusan akademi militer 1977 dan meneruskan pendidikan militer di Inggris pada 1992, dan meraih gelar master dari akademi perang di Pennslvania (Amerika) pada 2006. Karir Al Sisi terus menanjak naik di era Mubarak mulai dari atase militer, kepala Staf Komando Militer, dan Kepala Intelijen Militer sewaktu Dewan Militer mengambil alih kepemimpinan Mubarak. Jenderal muslim yang relijius ini menjabat Panglima Angkatan Darat dan ketua Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir, seorang pengagum Presiden Nassir yang beraliran nasionalis.


Rakyat Mesir sepertinya sudah tidak sabar semenjak era Mubarak, maka janji-janji Mursi pun dimonitor secara ketat oleh perwakilan Mesir, yang mana lima janji pentingnya antara lain keamanan, pangan, lalu lintas, bahan bakar, serta kebersihan. Heran juga saya, mengapa janji seperti lalu lintas dan kebersihan menjadi point-point penting janji Mursi. Janji-janji itu bahkan didokumentasikan, dinilai, dan dapat diketahui progresnya secara langsung oleh masyarakat Mesir.

Kemenangan Mursi ini jelas membuat takut Israel, karena sebagai tokoh IM, Mursi mendukung perjuangan Hamas melawan Israel di Palestina dengan memasok bantuan setelah membuka lebar perbatasan (di era Mubarak sangat dibatasi, bahkan ditutup). Media Israel jelas menyampaikan kekhawatiran dan ketakutan atas terpilihnya Mursi sebagai presiden Mesir, salah satunya adanya kemungkinan pembatalan perjanjian damai Camp David antara Mesir dan Israel.


Di dalam Mesir sendiri, sebelum pemilu yang dimenangkan oleh Mursi tersebut diadakan, sebetulnya Militer di bawah Tantawi telah merombak negara dengan membubarkan parlemen dan konstitusi, sehingga membuat Mursi menjadi presiden tanpa parlemen dan konstitusi yang menjamin wewenang kekuasaan dan tugasnya sebagai presiden. Sementara Dewan Pertahanan Nasional tetap sebagai pemegang kebijakan legislatif penuh, memiliki kemampuan merancang konstitusi, dan keamanan nasional Mesir dengan jenderal-jenderal yang berada dalam pengaruh Tantawi, termasuk Al Sisi.


Mursi, sebagai presiden dari IM yang mendorong khilafah Islam, sepertinya menjadi anak yang tidak diinginkan oleh Mesir yang sekuler. Parahnya, Mursi pun menunjukkan tanda-tanda memperkuat ketidak-diinginkannya oleh ibunya tersebut. Beberapa kejadian khas ideologi IM ditunjukkan ke publik Mesir yang memperkeruh pandangan masyarakat Mesir, seperti pelemahan Al Azhar sebagai dewan fatwa Islam tertinggi di Mesir, pengkuatan kelompok IM dengan menarik tokoh-tokoh IM menjadi pemegang kekuasaan seperti kepala departemen dan gubernur (tercatat Mursi mengangkat 6 gubernur baru yang semuanya dari kelompok IM), pengkuatan dukungan ke Hamas untuk melawan Israel, serta menyetujui dorongan jihad kepada rakyat Mesir untuk berperang di Syuriah menjatuhkan Bashar.


Puncaknya, terjadi kericuhan rakyat Mesir dengan demo besar-besaran beberapa hari, sehingga memaksa Dewan Militer Mesir mengakhiri pemerintahan Mursi, Al Sisi sebagai tokoh utama menjatuhkan Mursi. Sebuah tragedi memang, Al Sisi adalah tokoh militer yang juga dipilih oleh Mursi menggantikan Tantawi sebagai Menteri Pertahanan. Rupanya logika Militer yang masih memiliki hak penuh legislatif dan keamanan nasional melihat potensi benturan antar masyarakat, sehingga memilih memaksa mundur Mursi. Sepertinya Militer mempertimbangkan bahwa IM bergerak dalam pemerintahan seorang diri dengan tidak melibatkan aktif blok-blok pesaingnya di pemilu sebelumnya, tercatat pula beberapa menteri mengundurkan diri yang semakin memperkuat kesendirian blok IM di pemerintahan Mesir. Tercatat dari harian di Amerika bahwa beberapa hari menjelang kejatuhan Mursi, Al Sisi telah melakukan pembicaraan khusus dengan menteri Pertahanan Amerika Serikat, sepertinya kejatuhan Mursi ini telah memiliki konfirmasi dari Amerika, sebagai sekutu Mesir selama ini.


Dewan Militer menyerahkan tampuk presiden sementara kepada Adly Mansur dan AlBaradei sebagai Perdana Menteri untuk menyusun pemilu berikutnya. Sebagaimana diketahui Adly adalah ketua Mahkamah Konstitusi yang juga dipilih oleh Mursi, sedangkan AlBaradei adalah tokoh oposisi di era Mubarak dan juga tokoh anti Mursi yang banyak mendorong militer mengakhiri era Mursi. Adly diberikan mandat untuk berkonsentrasi pada kegiatan pemulihan ekonomi yang dinilai tidak ada perkembangan signifikan di era Mursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun