Stanley Fish juga menjelaskan, misanya sebuah Departemen, bukan anggota fakultas, yang menentukan materi mana yang diajarkan dengan benar di mata kuliah mana, dan sejauh anggota fakultas bebas memilih materi mereka sendiri, bahwa kebebasan telah diberikan kepada mereka; itu bukan hak mereka. Â
Kebebasan yang dihargai dalam akademi adalah kebebasan (juga menjadi kendala dalam bentuk kewajiban) untuk mengikuti sebuah arahan, dan bahwa kebebasan membawa serta tanggung jawab untuk menentukan bukti mana yang harus dipertahankan dan mana yang dibuang, pembicara mana yang harus dihadiri dan yang dikirim pergi.Â
Jelas, tidak ada yang demokratis tentang jalannya penyelidikan ini. Lebih jeasnya dapat dianggap sebagai Darwinian, kebangkitan jika bukan sebuah kekuatan dari mereka yang masih memiliki posisi jabatan.
Kebebasan dalam berbicara yang dibahas diatas berlaku untuk universitas swasta maupun negeri, walaupun ada beberapa perbedaan. Universitas negeri harus tunduk pada aturan yang lebih tinggi.Â
Sedangkan universitas swasta agak sedikit bebas, namun memiliki kecenderungan yang sama untuk patuh.Â
Sebuah universitas swasta yang berafiliasi dengan lembaga keagamaan mungkin mengharuskan administrator seniornya menjadi jemaah lembaga keagamaan tersebut. Jadi dalam banyak hal lain, universitas swasta dan negeri menganut prinsip yang sama --- prinsip-prinsip usaha akademis. Sebuah enterprise akademis.
Demikan, semoga bermanfaat
RE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H