Mohon tunggu...
Ruslan Effendi
Ruslan Effendi Mohon Tunggu... Akuntan - Pemerhati Anggaran, Politik Ekonomi, Bahasa

Penulis pada International Journal of Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Artikulasi dalam Pembentukan Formasi Sosial

12 November 2020   11:45 Diperbarui: 12 November 2020   11:59 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Laurent Ledoux, phusis-partner.com

Pidato Joe Biden di Delaware beberapa waktu lalu menarik untuk disimak. Dalam menyambut kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, dia mengatakan:

 "Saya mencari jabatan  ini untuk memulihkan jiwa Amerika. Untuk membangun kembali tulang punggung bangsa - kelas menengah. Untuk membuat Amerika dihormati di seluruh dunia lagi dan untuk menyatukan kita di sini, di rumah "

Kata-kata ini mungkin tidak banyak bermakna ketika diucapkan orang lain yang tidak memiliki kapasitas untuk itu. Sebaliknya, pidato Biden menunjukkan klaim dia, sebuah keadaan yang dicita-citakan dia. Pidato menunjukkan posisi dia yang tepat untuk meraih wacananya. 

Biden menggunakan bahasanya sebagai bagian dalam bertindak. Ini adalah contoh bagaimana Joe Biden melakukan artikulasi dalam pidatonya. Artikulasi tidak pernah berhenti.

Selama menjabat presiden, Joe Biden  akan menguatkan artikulasi, melawan artikulasi wacana lain atau mengartikulasikan ulang atas artikulasi dari elemen-elemen yang ada.

Di Inggris, ada contoh artikulasi dalam pemerintahan Tony Blair. Norman Fairclough, Profesor Linguistik emeritus di Departemen Linguistik dan Bahasa Inggris di Universitas Lancaster sering menggunakan wacana politik "Third Way" Tony Blair ini dalam buku-bukunya. 

Tony Blair dipandang sebagai orang yang memunculkan wacana baru dengan menggabungkan wacana yang ada bersama-sama dalam cara-cara tertentu. Wacana  politik 'Third Way'  dijelaskan Fairclough sebagai artikulasi spesifik dari wacana  lain termasuk wacana sosial demokratik dan  politik 'New Right' (Thatcherite, sebutan untuk para pendukung Thatcherism). 

Dengan kata lain membuat praktik sosial baru/artikulasi baru  dari artikulasi sebelumnya. Reposisi "New' Labor telah melibatkan perubahan signifikan dalam politik  dan pemerintahan Inggris. 

Dia merepresentasikan dirinya sebagai  inisiasi 'Politik baru', Politik  'Third Way', yang melampaui pembagian dalam politik Inggris antara ('Old') Left dan ('New') Right.

Tony Blair menggabungkan unsur-unsur dari wacana konservatif Thatcherite dengan unsur-unsur komunitarian dan sosial demokratik. Sehingga Tony Blair menggabungkan bentuk-bentuk "enterprise" Thatcherite dan slogan-slogan kesetaraan dan keadilan yang lebih disukai para pendukung New Labor.

Pengertian artikulasi dan re-articulation dijelaskan pada uraian di bawah ini.

Apa makna artikulasi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikulasi dalam  pengertian bahasa: a. lafal, pengucapan kata; b. perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa. 

Dalam bidang politik, Ernesto Laclau, seorang filsuf politik Argentina dan Chantal Mouffe, seorang ahli teori politik Belgia, menyebutkan artikulasi sebagai praktik apa pun yang membangun hubungan  antar elemen sedemikian rupa sehingga identitasnya dimodifikasi sebagai hasil dari praktik artikulasi.

 Kemudian realitas terstruktur yang dihasilkan dari praktik artikulatoris ini mereka sebut wacana. Elemen-elemen pembentuk wacana yang memiliki posisi berbeda, mereka sebut  momen.

Jennifer Daryl Slack, Profesor Komunikasi dan Kajian Budaya di Departemen Humaniora di Michigan Technological University menyebutkan, secara teoritis, artikulasi dapat dipahami sebagai cara untuk mengkarakterisasi formasi sosial tanpa jatuh ke dalam irisan kembar reduksionisme dan esensialisme

Artikulasi bekerja pada level atau epistemologis, politis dan strategis.  Secara epistemologis, artikulasi adalah cara berpikir struktur dari apa yang kita kenal sebagai permainan korespondensi, non-korespondensi dan kontradiksi, sebagai fragmen-fragmen dalam konstitusi dari apa yang kita anggap sebagai kesatuan.  

Secara politis, artikulasi adalah cara untuk mengedepankan struktur dan permainan kekuasaan yang terkait dengan hubungan dominasi dan subordinasi. Secara strategis, artikulasi menyediakan mekanisme untuk membentuk intervensi dalam formasi, konjungtur, atau konteks sosial tertentu.

Beberapa pengertian dapat dibuat atas konsep artikulasi ini: menyuarakan, membunyikan, menyampaikan pesan, atau membuat klaim.

Re-articulation

Norman Fairclough memaknai re-articulation ini sebagai perubahan sosial, perubahan hubungan antara elemen sosial dari segala jenis, hubungan baru. 

Misalnya, terjadinya re-articulation sebagai salah satu pengaruh globalisasi. Re-articulation terjadi pada  hubungan antara bisnis, pemerintah, media dan bidang lainnya kehidupan sosial. 

Perubahan dari cara berkomunikasi pada publik dari semula sebagai warga negara saja menjadi warga negara dan sekaligus sebagai konsumen. Kantor-kantor pemerintah mulai membangun hubungan masyarakat sebagaimana perusahaan-perusahaan berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan. 

Pendekatan Norman Fairclough  sangat relasional: wacana, genre, dan gaya baru diproduksi teks dengan mengartikulasikan bersama wacana, genre dan gaya yang ada dalam hubungan baru; baru tatanan wacana mengartikulasikan wacana, genre dan gaya yang ada dan baru bersama-sama dalam hubungan baru.

Epilog

Ketika membaca teks-teks bahasa pada berbagai media, akan muncul berbagai wacana dari berbagai elemen tentang sebuah peristiwa. Maka penggunaan bahasa menjadi tidak netral. Bahasa merepresentasikan, mengklaim hal-hal tertentu, dan memposisikan si penutur nya. 

Alasan bahwa penggunaan teks-teks dalam bahasa tidak netral karena adanya artikulasi dari berbagai wacana dalam suatu tatanan yang disebut tatanan wacana (order of discourse).

Sumber:

Fairclough, N. (2000). Discourse, Social Theory, and Social Research: The Discourse of Welfare Reform. Journal of Sociolinguistics, 4(2), 163--195.

Fairclough, N. (2006). Language and Globalization. London and New York: Routledge.

Laclau, E., & Mouffe, C. (2001). Hegemony and Socialist Strategy Towards a Radical Democratic Politics (2nd ed.). London - New York: Verso.

Slack, J. D. (1996). The Theory and Method of Articulation in Cultural Studies. In D. Morley & K.-H. Chen (Eds.), Critical dialogs in cultural studies (pp. 112--127). London - New York: Routledge.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun