Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kisah Buruk Hubungan Suporter dengan Tim Kesayangan

22 September 2024   14:14 Diperbarui: 22 September 2024   21:14 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fun fact-nya, di musim kompetisi Liga Indonesia di tahun itu, Persebaya akhirnya keluar sebagai juara.

Tindakan negatif suporter Persebaya yang memicu kemarahan anggota tim, juga pernah terjadi pada musim kompetisi 2022.

Kala itu, Bonek, sebutan suporter Persebaya, mengamuk dan merusak fasilitas di Stadion Gelora Delta Sidoarjo usai kekalahan Persebaya dari tim 'kemarin sore' Rans Nusantara dengan skor 1-2.

Usai tindakan anarkis tersebut, Presiden Persebaya kala itu, Azrul Ananda, menyatakan pengunduran dirinya sebagai pucuk pimpinan di klub kebanggaan Arek-arek Suroboyo itu.

Meski tak secara langsung mengaitkan pengunduran dirinya dengan kekalahan Persebaya yang berlanjut dengan tindak anarkis suporter, namun dari kacamata awam pun rasanya tak sulit untuk menilai bahwa tindakan brutal Bonek itu telah membuat geram dan kecewa Azrul Ananda---putra mantan Manajer Persebaya dan Menteri BUMN Dahlan Iskan---sehingga ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya.

Ia hanya mengatakan "Mungkin kepemimpinan saya belum sesuai dengan ekspektasi teman-teman (Bonek)" saat menyatakan pengunduran dirinya, sehari setelah Persebaya dihantam Rans United.

Masih dalam momen pengunduran dirinya, Azrul pun mengungkapkan sindiran dan kekecewaannya, atas tindakan suporter yang kerap melakukan hal-hal negatif jika tim kesayangannya menuai hasil minor:

"Jangan-jangan semakin sulit bagi klub-klub yang punya sejarah panjang, yang punya basis suporter besar, untuk berkembang karena terbebani oleh suporternya dan masa lalunya. Sehingga kelak klub-klub yang justru eksis di Indonesia ini adalah justru klub-klub yang tidak punya basis, yang tidak punya kota (homebase). Dan karena dia tak punya tanggungan dan lain lain, dia bisa memulai dan menjalaninya dengan lebih tenang dan lebih maju."

Apa yang terjadi usai pertandingan Persib vs Port FC di ajang Asian Champions League Two pada pekan lalu, yakni hujatan kata-kata kasar terhadap punggawa Persib Bandung dengan kata-kata kasar, jika memang benar terjadi, seolah membenarkan curhat Azrul Ananda tersebut.

Jika memang fenomena ini masih berlanjut, jelas persepakbolaan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Entah sampai kapan.

Yang jelas, saat ini komitmen Persib dan pihak-pihak terkait untuk menjelaskan secara gamblang tentang kejadian di lorong dan ruang ganti usai pertandingan melawan Asnawi Bahar dan kawan kawan, sangatlah dinanti. Agar peristiwa ini tidak terus menerus 'gentayangan' sebagai isu liar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun