Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Cuti Bersama Tak Membuat Gembira

24 Juni 2023   17:22 Diperbarui: 24 Juni 2023   21:44 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anas mengatakan, setiap libur panjang terbukti mampu menggerakkan perekonomian, khususnya di daerah-daerah kecil. 

Karena itu, momen libur panjang cuti bersama Idul Adha ini juga diharapkan Anas akan mendorong perekonomian dalam kerangka pemulihan ekonomi nasional. Dengan asumsi peredaran uang di masyarakat juga akan semakin tinggi.

Namun sejumlah kalangan mengkritisi keputusan pemerintah menambah hari libur Idul Adha dalam bentuk cuti bersama selama dua hari.

Nah, alasan kritik yang dikemukakan terhadap keputusan penambahan cuti bersama juga sama, yakni perekonomian. Namun dari sudut pandang praktisi kegiatan ekonomi yang berbeda dengan yang disebutkan pemerintah. 

Pengusaha nasional cum mantan ketua umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi, seperti dikutip CNBC Indonesia mengatakan terlalu banyak libur justru akan menurunkan daya kompetisi industri Indonesia dengan negara kompetitor.

Sofjan menilai, waktu kerja di Indonesia yang mencapai 40 jam per pekan sudah kalah dibandingkan dengan negara-negara pesaing. Dengan adanya tambahan libur, jam kerja pun semakin berkurang.

Implikasinya, menurut Sofjan, daya saing ekonomi Indonesia akan tertinggal dibanding negara-negara lain karena libur di Indonesia terlalu banyak, karena semakin banyak libur yang diberikan kepada pekerja, semakin sedikit waktu yang tersedia untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam bisnis.

Saya pun teringat sebuah wawancara kawan seorang jurnalis dengan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia 2015-2018 Tito Sulistio. Dalam wawancara yang dilakukan menjelang cuti bersama Idul Fitri 2018 tersebut, Tito mengatakan penambahan cuti bersama Lebaran 2018 juga berdampak pada investasi di pasar modal, khususnya oleh investor asing, karena hari libur juga akan terkait dengan rencana investasi di pasar keuangan.

Tito mencontohkan, di Amerika Serikat hari libur khususnya yang terkait dengan keagamaan seperti Paskah sudah diumumkan sejak 2 tahun sebelumnya. Indonesia pun menurutnya bisa mencontoh seperti itu.

Ternyata memang lain Amerika Serikat lain pula Indonesia. Pemerintah pada 2018 menjelang Idul Fitri memutuskan untuk menambah cuti bersama Lebaran sebanyak 2 hari yakni pada 11 dan 12 Juni 2018.

Pun demikian dengan Idul Fitri tahun 2023 ini. Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri PAN RB pada 29 Maret 2023 memutuskan menambah hari dan memajukan cuti bersama Lebaran dari semula 21 -- 26 April 2023 menjadi 19 -- 25 April 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun