Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Era Kejayaan Grup Lawak Kini Tinggal Kenangan?

12 Juni 2023   14:33 Diperbarui: 13 Juni 2023   00:05 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri: Kasino, Nasir, Bodong, Malih, Bokir, Indro, dan Dono di TIM tahun 1983. (Foto: Kompas/Bre Redana)

Dampaknya, para komedian, baik tunggal maupun anggota grup lawak, harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri televisi tersebut, agar "dapur" si pelawak dan "dapur" televisi sama-sama tetap ngebul.

Praktisi hiburan televisi yang juga sutradara Lenong Bocah, Aditya Gumay seperti pernah dikutip viva.co.id, mengakui jika di era saat ini, seni komedi telah dibatasi dalam bentuk naskah yang sudah disiapkan oleh tim kreatif.

Hal ini ditengarai oleh kebutuhan dalam tampilan layar kaca, juga agak pelawak tidak mengalami kelelahan mencari ide, serta bisa mensiasati jadwal pemain yang padat.

Namun Adit juga mengakui ada dampak positif dengan lawakan yang ternaskah oleh tim dari televisi. Yakni adanya skrip membantu agar pemain tidak terjebak mengeluarkan jokes yang "garing". Selain itu, konsep cerita yang ternaskah juga lebih jelas.

Budaya itulah yang-diakui atau tidak-membuat industri hiburan saat ini kesulitan menghadirkan kembali grup-grup lawak. Apalagi yang bisa melegenda seperti Warkop DKI dan Srimulat.

Grup Srimulat pun saat ini bisa dikatakan "bertahan hidup" dengan lebih banyak mengisi panggung off air daripada tampil reguler di program televisi, seperti di era lampau hingga awal 2000-an.

Adapun grup-grup lawak seperti Bagito dan Patrio lebih memilih eksis di media Youtube, dengan kanalnya masing-masing. Hal ini bisa jadi menunjukkan cara dua grup tersebut menunjukkan eksistensi dengan cara tampil di platform yang cenderung tak banyak diatur dalam penampilan dan naskahnya seperti di televisi.

Seni komedi memang tak akan pernah mati. Pun demikian dengan grup lawak, selama para personilnya masih memiliki spirit untuk tampil bersama maka grup itu masih akan eksis meski tak muncul di layar kaca.

Namun saat ini yang dibutuhkan adalah konsepsi yang jelas dalam membangun pentas komedi Indonesia yang berkualitas. Jika tidak, maka acara komedi hanya akan disajikan konsep demi konsep lawakan-lawakan yang tak akan dikenang oleh penonton, meskipun bisa ditonton berulang kali.

Kalau ditanya apakah grup-grup lawak Indonesia akan bermunculan dan timbul ke permukaan jagad hiburan, rasa-rasanya masih sulit untuk saat ini, karena dunia hiburan di televisi sedang tidak mendukung hadirnya penerus Srimulat, Jayakarta Group, Warkop DKI, hingga Patrio ke permukaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun