Peristiwa keji itu terlanjur membekas dalam rivalitas pendukung Persija dan pendukung Persib, sehingga suporter dua kubu cenderung memilih langkah aman dengan tidak melakukan away days ketika masing-masing tim kesayangannya bertanding di kandang lawan.
Rivalitas antar tim sepak bola juga terkadang mengganggu perjalanan suporter yang melakukan touring menjadi terganggu. Suporter jadi harus waspada jika melewati basis pendukung klub rival yang lain, karena tak jarang terjadi keributan antara warga dengan suporter rival yang lewat.
Namun bisa juga terjadi sebaliknya, suporter yang melakukan away days justru melakukan tindakan yang mengarah ke kriminal, dengan alasan pemenuhan kebutuhan selama menuju kandang lawan.
Biasanya ini dilakukan oleh (oknum) suporter yang berangkat tak terkoordinir. Tak hanya warga yang dipusingkan dengan tindakan suporter yang macam ini, para suporter yang berangkat dengan terkoodinir pun harap-harap cemas menjadi sasaran balasan warga, karena atribut yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh para pelaku kriminal beratribut suporter.
Dalam hal pencegahan tindakan negatif menjurus kriminal, tentu diperlukan tindakan nyata dari sesama suporter untuk bisa saling menjaga. Bahkan jika perlu, suporter memberi sanksi sosial kepada rekannya jika terbukti melakukan tindak kriminal atau tindak yang merugikan tim kesayangannya.
Jika masih tidak bisa, ya mungkin suporter memang harus bisa menerima sanksi sosial yang lebih besar lagi, yakni dilarang mendukung timnya bertanding.
Dan sekarang, away days pun benar-benar dilarang oleh LIB dan PSSI. Menurut saya, ini saatnya bagi para suporter untuk memperbaiki terlebih dahulu sistem koordinasi away days.
Perbaikan ini tentunya penting agar bisa menekan potensi gesekan semaksimal mungkin, baik dengan warga di sepanjang jalan maupun dengan suporter lawan.
Maklum sepak bola Indonesia-seperti kata Erick Thohir-masih dalam pengawasan khusus FIFA.
Namun demikian, kata-kata Erick Thohir saat menegaskan persetujuan PSSI atas larangan away days, "Sementara pertandingan kandang dihadiri suporter tuan rumah, jadi suporter tamu belum. Ini bertahap."
Saya tafsirkan sebagai ada kemungkinan suatu saat suporter tim tamu bisa kembali hadir mendukung tim kesayangannya di kandang lawan, setelah 'cooling down' dari FIFA selesai.