Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kilas Balik Piala Dunia 2002, Tanpa Begadang namun Menyakitkan

19 November 2022   16:51 Diperbarui: 19 November 2022   17:31 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain timnas Italia memprotes keras keputusan wasit Byron Moreno mengkartu merah Francesco Totti. (Sumber foto: FIFA via Bola.net)

"Paling enak tuh Piala Dunia 2022. Waktu itu gua bisa ngajakin cewek gua nonton bareng, soalnya nggak malam-malam mainnya, jadi sekalian pulang sekolah, ngedate-nya di tempat nonton bareng, habis itu nganterin pulang cewek gua deh. Kalo pertandingan sore ya habis les terus nonton bareng"

Itu adalah jawaban teman saya, ketika saya bertanya Piala Dunia tahun berapa yang paling berkesan untuknya. Dan saya pun sedikit banyak sepakat dengannya. Karena pada waktu itulah untuk pertama kalinya kita yang tinggal di Indonesia menonton Piala Dunia yang pertandingannya dimainkan di siang hari dan petang hari. What an epic moment.

Pengalaman menonton Piala Dunia tanpa begadang untuk orang Indonesia itu pun bahkan belum pernah terulang kembali, sampai dengan 20 tahun kemudian.

"Tapi justru 'seninya' nonton sepakbola luar negeri itu ya begadangnya itu, Hadi. Kalau nonton pertandingan setelah Dzuhur atau sesudah Maghrib, ya sama saja kayak nonton Liga Indonesia"

Ujar kawan saya yang lainnya. Ya bebas lah ya. Rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala bisa berbeda.

Bagi saya pribadi, yang termasuk generasi Y. Piala Dunia 2022 adalah gelaran empat tahunan sepak bola dunia yang benar-benar saya ikuti perkembangannya sejak awal hingga akhir. Beda dengan dua edisi sebelumnya yang terdapat pertandingan malam, sehingga saya sebagai pelajar lebih memilih tidur, Piala Dunia 2022 ini buat saya memiliki beberapa hal-hal yang bisa dikatakan memorable.

Tahun 2002, untuk pertama kalinya Piala Dunia dihelat di Benua Asia. Sesuatu yang juga baru terulang lagi 20 tahun kemudian. Selain pertama kalinya diselenggarakan di benua kuning, untuk pertama kalinya ada dua negara yang menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia.

Nah, entah kebetulan atau tidak. Pasca Piala Dunia 2002, sistem tuan rumah bersama seolah menjadi tren dalam sebuah turnamen olah raga. Salah satu yang saya ingat sampai sekarang adalah Piala Asia 2007, dimana Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam menjadi tuan rumah bersama.

Piala Dunia 2002 diawali dengan kejutan yakni hancur leburnya tim juara bertahan Perancis, dan hanya menjadi juru kunci Grup A karena hanya mengoleksi 1 poin dari hasil imbang tanpa gol melawan Uruguay.

Padahal saat itu, Perancis belum berganti generasi yang membawa gelar juara dunia empat tahun sebelumnya di negaranya sendiri, dan kemudian meraih Piala Eropa 2000. Nama-nama Fabien Barthez, Marcel Desailly, David Trezeguet, Therry Henry, hingga Zinedine Zidane nyatanya tak mampu mengangkat performa tim yang kala itu diasuh Roger Lemerre.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun