Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meski KLB PSSI Dipercepat, Kelanjutan Kompetisi Tak Lantas Langsung Jelas

29 Oktober 2022   17:43 Diperbarui: 30 Oktober 2022   07:30 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PSSI Mocahmmad Iriawan (duduk) memaparkan hasil Rapat EXco PSSI, 28 Oktober 2022 (Sumber foto: Tangkapan layar kanal PSSI TV)

Demikian dikatakan Azrul Ananda dalam akun instagram resmi Persebaya.

Pertemuan Azrul-Kaesang bisa dikatakan sebagai pelopor untuk mendesak kepastian bergulirnya kembali kompetisi Liga Indonesia. Di saat klub-klub lain masih dalam tahap normatif menginginkan liga kembali bergulir, dua tokoh muda sepak bola Indonesia ini berinisiatif untuk bertemu dan memberi rekomendasi kepada penyelenggara liga untuk segera memutuskan kapan kompetisi Liga 1, Liga2, dan Liga 3 akan kembali bergulir.

Azrul tentu mendasarkan inisiatif pertemuan--yang kemudian menghasilkan surat rekomendasi---dari pahitnya penghentian kompetisi, yakni pada 2020 saat kompetisi Liga 1 terpaksa berhenti akibat pandemi Covid19, setelah hanya berlangsung selama tiga pekan. Yang membuat Azrul kecewa saat itu, operator liga sempat tak memberi kejelasan soal kelanjutan Liga 1.

Selain ketidakjelasan jadwal, Azrul pada 2020 juga merasa kecewa karena ketika bertanya soal kepastian protokol kesehatan dalam pelaksanaan liga termasuk tanggungan biaya tes Covid19, tidak dijawab dengan jelas oleh pihak yang berwenang.

Dan ketika saat ini Liga 1 dihentikan usai Tragedi Kanjuruhaan, bayang-bayang kelam ketidakjelasan kompetisi pun tentu muncul kembali. Tidak hanya di benak Azrul, tapi tentu di benak seluruh pelaku yang terlibat dalam kompetisi sepak bola Indonesia.

Karena itu, langkah Azrul dan Kaesang dalam berinisiatif mengirimkan surat kepada PSSI dan PT LIB tentu patut diacungi jempol. Setidaknya ini menjadi langkah yang lebih maju dan sesuai dengan koridor yang ada sebagai pengurus klub yang ikut berkompetisi dan turut menanggung beban berat akibat kompetisi dihentikan, ketimbang hanya bersuara normatif.

Langkah maju ini pun toh pada akhirnya mendapatkan respons yang positif dari federasi, yakni dengan digelarnya rapat Exco PSSI, yang menghasilkan sikap cair PSSI mempercepat penyelenggaran kongres luar biasa.

Apa yang dilakukan Azrul---bersama Kaesang---tentu tak lepas dari pengalaman pahit manis dirinya sebagai Persebaya. Ia pernah dalam merasa di titik tertinggi, namun pernah pula merasa dalam titik terendah saat menjadi nakhoda Persebaya.

Sedikit mundur ke belakang, ketika Azrul Ananda menyatakan dirinya mengundurkan diri sebagai presiden Persebaya, sangat banyak yang menyayangkan termasuk dari Bonek. Salah satu argumen yang mengemuka saat itu adalah pikiran, tenaga dan jiwa manajerial seorang Azrul masih dibutuhkan oleh Persebaya.

Dan pertemuan dirinya bersama Kaesang Pangarep bersama jajaran manajemen Persebaya dan Persis itu pun menunjukkan bahwa meski tak lagi menjadi pucuk pimpinan Persebaya, namun Azrul tetap hadir untuk kemajuan persepakbolaan Indonesia, karena pernah merasakan pahitnya ketidakjelasan dalam penyelenggaraan kompetisi.

Dan jika PSSI sudah membaca dan mengabulkan permintaan Persebaya dan Persis untuk digelarnya KLB, tentu harus diapresiasi walau bagaimanapun. Untuk saat ini saya tak ingin berspekulasi dahulu, apa dan bagaimana hasil dari KLB yang akan dilaksanakan kelak. Toh masih belum ada kepastian kapan pastinya KLB tersebut akan diselenggarakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun