Sepintas, ini menjadi pilihan yang lebih realistis. Ketimbang kompetisi harus kembali diselenggarakan di wilayah tertentu saja yang stadionnya sudah dinyatakan layak untuk menggelar pertandingan Liga Indonesia.
Jika memang kompetisi akan kembali dilanjutkan atas dasar sportivitas dan profesionalitas---dengan telah memperhatikan berbagai aspek secara matang dan komprehensif---tentunya penyelenggara liga harus memastikan sinkronisasi terlebih dahulu bersama pihak-pihak pendukung penyelenggaraan pertandingan. Yakni dengan kepolisian, stasiun televisi yang menyiarkan, panpel lokal, dan lain-lain.
Tragedi Kanjuruhan telah menunjukkan betapa buruknya koordinasi dan sinkronisasi antar pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola Indonesia. Hal ini terlihat dari saling 'cuci tangan' baik kepolisian, PSSI, maupun Indosiar. Semuanya berlindung di balik aturan yang menjadi tameng mereka.
Kepastian dimulainya kembali Liga Indonesia juga berpacu dengan kebosanan dan kejenuhan yang dialami pemain selama kompetisi dihentikan. Karena bukan tak mungkin psikologis pemain akan terganggu jika belum ada jadwal pasti kapan kompetisi akan berlanjut.
Walaupun sebagian besar klub menyatakan tetap akan menggaji pemain meski kompetisi tengah rehat, namun ketidakjelasan kelanjutan kompetisi tentu akan menjadikan manajemen klub bingung menentukan arah kebijakan ke depannya, khususnya dalam hal kontrak pemain.
Manajemen Madura United seperti dikutip Kompas.com pada 25 Oktober 2022, bahkan menyatakan telah membuat adendum dalam perjanjian kontrak baik untuk pelatih, pemain, maupun sponsor. Dan ketiga pihak tersebut pun maklum dan sepakat dengan adendum yang diajukan manajemen, serta bersiap dengan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Semoga para stakeholder penyelenggaraan kompetisi di Indonesia bisa scepatnya memutuskan langkah terbaik, terkait lanjutan Liga Indonesia. Apalagi momen saat ini timnas Indonesia sedang dalam tren positif, sehingga pelatih Shin Tae Yong jelas memerlukan pemain-pemain yang sudah siap untuk bertanding untuk timnas, yang tentunya 'dipanaskan' melalui pertandingan liga, alias tak sekedar latihan tanpa pertandingan.
Mudah-mudahan, jika nantinya kompetisi Liga Indonesia benar-benar kembali bergulir, akan menjadi titik awal dimulainya perbaikan tata kelola sepak bola Indonesia, seperti yang sejauh ini selalu didengung-dengungkan kembali usai Tragedi Kanjuruhan.
Mari menjalankan kompetisi dengan hati nurani, agar jangan ada lagi yang mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H