Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Lingkaran Setan" yang Patut Direnungkan Suporter Indonesia

2 Oktober 2022   13:45 Diperbarui: 3 Oktober 2022   06:58 2247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siaran berita terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10) malam (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

Meski tak disebutkan oleh Azrul, namun tindakan menyerbu lapangan yang dilakukan oleh Bonek pada sehari sebelum Azrul menyatakan mengundurkan diri, juga disinyalir menjadi pemicu putra Dahlan Iskan ini mengaku tak sanggup lagi menjadi pucuk pimpinan Persebaya.

Memang, alih-alih menyelesaikan masalah, tindakan menyerbu lapangan justru akan memicu masalah baru yang bisa jadi efeknya akan lebih besar. Dan efek yang lebih besar dari tindakan pitch invasion suporter itu pun terjadi tadi malam.

Meskipun dalam sejumlah video yang saya lihat di media sosial maupun WhatsApp Group terdapat banyak versi penyebab jatuhnya banyak korban, namun saya tak ingin berspekulasi lebih jauh ke sana. Saya memilih menunggu rilis hasil investigasi dari pihak-pihak yang berkompeten dan berwenang.

Tindakan menyerbu lapangan memang tidak dibenarkan dalam kondisi apapun. Karena pada dasarnya, olahraga atau dalam bahasa Inggris sport, tentu mengajarkan bahwa inti dari olahraga adalah sportivitas.

Dan karena pertandingan sepak bola melibatkan juga unsur penonton, maka penonton juga sangat wajib menjaga sportivitas, dalam koridor sebuah pertandingan olahraga (sport match).

Bahkan, saking herannya dengan perilaku suporter Indonesia, Azrul Ananda saat mengundurkan diri sempat menyindir situasi persepakbolaan Indonesia saat ini.

"Dengan kondisi liga kita, dengan situasi kondisi masyarakat kita, dengan situasi kondisi perkembangan sepak bola kita, jangan-jangan semakin sulit bagi klub-klub yang punya sejarah panjang, punya basis suporter besar, untuk berkembang. Karena terbebani oleh suporternya dan masa lalunya. Sehingga kelak, klub-klub yang justru eksis di indonesia ini adalah justru klub-klub yang tidak punya basis yang tidak punya kota, yang kemudian kelak karena dia tidak punya tanggungan dan lain lain dia bisa memulai dan menjalaninya dengan lebih tenang dan lebih maju."

Azrul Ananda menyatakan mengundurkan diri sebagai Presiden Persebaya (16/9) usai rentetan hasil buruk Persebaya (Sumber foto: Kompas.com)
Azrul Ananda menyatakan mengundurkan diri sebagai Presiden Persebaya (16/9) usai rentetan hasil buruk Persebaya (Sumber foto: Kompas.com)

Kekhawatiran Azrul di atas bukannya tak beralasan. Karena faktanya, pada 2017, Bhayangkara FC---klub yang tak punya sejarah panjang di persepakbolaan Indonesia--dinyatakan sebagai juara. Klub yang oleh fans sepak bola Indonesia kerap disebut sebagai salah satu 'klub siluman' ini menjadi kampiun saat itu, dengan sejumlah drama yang mengiringinya.

Dan nyatanya hingga kini, klub yang berjuluk The Guardians dan kerap berpindah markas ini nyatanya tetap eksis di kasta teratas kompetisi Liga Indonesia. Pun, nyaris tak pernah ada unjuk rasa dari suporternya. Lha gimana mau ada unjuk rasa suporter? Wong basis suporter aja nggak punya

Tahun 2019 dan 2022, giliran Bali United yang kebagian jatah mengangkat trofi juara Liga 1. Sama seperti Bhayangkara FC, klub ini pun bukan termasuk klub yang punya sejarah panjang di persepakbolaan Indonesia. Karena merupakan metamorfosa dari klub Putra Samarinda (Pusam) yang berdiri tahun 1989, dan dibeli oleh konglomerat Pieter Tanuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun