Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Siapa Mau Jadi Presiden Persebaya?

21 September 2022   20:37 Diperbarui: 21 September 2022   20:47 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Azrul Ananda berdiskusi dengan pelatih Persebaya Aji Santoso dalam sebuah pertandingan (Sumber foto: Kompas.com)

Hari ini 21 September 2022. Artinya, secara de facto sudah lima hari Persebaya tidak ada presidennya setelah Azrul Ananda mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat pekan lalu. Surat pengunduran diri Azrul pun sudah disampaikan-melalui jasa kurir-kepada dewan komisaris PT Persebaya Indonesia.

Sebagai gambaran, PT Persebaya Indonesia adalah pemilik sah atas logo, merek, dan nama Persebaya. Mereka memenangkan hak atas logo, merek, dan nama Persebaya, dari  PT Mitra Muda Inti Berlian di Pengadilan Negeri Surabaya pada 30 Juni 2016.

Perusahaan ini pula yang akhirnya diakui PSSI sebagai anggota mulai tahun 2017. Pada saat itu, komposisi pemegang saham PT Persebaya Indonesia terdiri dari 70% PT Jawa Pos Sportainment, serta sisanya dimiliki Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAB).

Belum sampai setahun, terjadi pecah kongsi---yang dibumbu konflik  manajerial-antara Jawa Pos dengan Azrul Ananda bersama sang ayah, Dahlan Iskan.

Hal itu menjadikan Azrul secara mendadak mengundurkan dari jabatan sebagai direktur utama Jawa Pos pada 14 November 2017. Pengunduran ini pun berdampak pula pada kepemilikan saham PT Persebaya Indonesia.    

70% saham yang semula digenggam oleh PT Jawa Pos Sportainment dialihkan ke PT Deteksi Basket Lintas Indonesia (DBLI). Pemindahan ini pun mengiringi dibawa keluarnya DBL oleh Azrul dari Jawa Pos.

Dalam akta profil perusahaan PT Persebaya Indonesia tertanggal 16 November 2017, tercatat nama Dahlan Iskan sebagai komisaris utama, Cholid Goromah sebagai komisaris, Ferril Raymond Hattu sebagai komisaris, dan Candra Wahyudi sebagai direktur.

Usai Azrul menyampaikan surat pengunduran dirinya, Komisaris Persebaya Ferril Raymond Hattu seperti dikutip Jawa Pos 20 September 2022 menegaskan secara legal Azrul masih tetap CEO Persebaya. Sebab, belum ada persetujuan dari dewan komisaris soal pengunduran dirinya.

Anggota timnas sepakbola Indonesia di Sea Games 1991 itu mengatakan, secara legal pemberhentian dengan hormat alias pengunduran diri Azrul Ananda sebagai CEO Persebaya harus ditentukan dan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Tidak ada yang tahu bagaimana secara rinci isi surat pengunduran diri yang diberikan Azrul kepada dewan komisaris Persebaya, kecuali dewan komisari itu sendiri.

Namun, berdasarkan pasal 107 huruf A Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, permohonan direksi untuk mengundurkan diri harus diajukan dalam kurun waktu tertentu. Dan jika kurun waktu tersebut terlampaui, anggota direksi bersangkutan berhenti dari jabatannya tanpa memerlukan persetujuan RUPS.

Akan tetapi, saya paham keinginan Ferril agar Azrul bertemu dengan jajaran komisaris Persebaya. Tentunya untuk memberi penjelasan secara gamblang mengapa ia memutuskan mundur sebagai CEO Persebaya. Apalagi, Azrul-menurut Ferril-pun belum meminta persetujuan kepada dewan komisaris.

Perspektif subjektif saya sendiri pun memandang, keputusan Azrul  untuk mundur sebagai CEO,yang disampaikan di hadapan perwakilan Bonek di Surabaya tersebut ada unsur kekesalan dari peristiwa yang terjadi sehari sebelumnya.

Ya, pada 15 September 2022 atau sehari sebelum Azrul menyatakan mundur, Persebaya ditekuk oleh tim 'kemarin sore' Rans Nusantara dengan skor 1-2 di hadapan Bonek yang memadati Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Sesaat setelah pertandingan usai, massa penonton langsung menyerbu lapangan dan merusak sejumlah fasilitas stadion.

Dalam pernyataan pengunduran dirinya sebagai CEO, Azrul menegaskan akan memastikan transisi kepemimpinan akan berjalan dengan sebaik mungkin. Namun ia belum membeberkan proses transisi akan seperti apa.

Putra sulung Dahlan Iskan ini juga belum memberi keterangan pasti bagaimana nasib 70% saham yang dimilikinya di Persebaya di PT DBLI. Yang jelas, Azrul menyatakan ia akan mengawal proses transisi sampai akhir musim ini.

Ia pun meminta Persebaya tidak boleh sampai keluar dari Surabaya. Dan stakeholder-nya pun diupayakan harus tetap orang Surabaya.

Di sisi lain, dalam pernyataan pengunduran dirinya Jumat lalu, Azrul pun menyiratkan keresahannya dalam mengelola Persebaya sebagai salah satu klub besar dan legendaris di kancah persepakbolaan nasional.

Dalam hal ini, jelas Azrul menyinggung perilaku (sebagian) Bonek yang seolah tak sabar dengan kondisi Persebaya saat ini. Selalu ingin Persebaya memetik hasil positif sehingga mampu meramaikan persaingan di papan atas klasemen.

Tapi menurut saya pribadi, tak bisa pula disalahkan pula sepenuhnya tekanan-tekanan yang muncul dari suporter yang ingin Persebaya masuk papan atas kompetisi saat ini. Ibarat tak ada asap tanpa ada api, tekanan ini bisa jadi berasal dari ambisi besar manajemen (dan pelatih Aji Santoso) yang menargetkan Bajul Ijo finis di 3 besar klasemen.

Nyatanya, hingga pekan ke-10, alias sudah separuh jalan putaran pertama, tim kebanggan Arek-arek Suroboyo itu hanya menempati urutan ke-14 klasemen BRI Liga 1, usai menelan 6 kekalahan.

Namun Azrul pun masih menyiratkan optimismenya Persebaya bisa meraih hasil maksimal dan mencapai target finis 3 besar tersebut. Kepercayaan tersebut tak lepas dari keberhasilan Bajul Ijo menjadi runner up Liga 1 tahun 2019, setelah melalukan start yang tak terlalu meyakinkan.

Jadi, siapa yang mau jadi presiden Persebaya?

Meskipun masih belum ada kepastian hukum status Azrul sebagai CEO Persebaya, tentu yang kelk menggantikannya haruslah sosok yang siap membawa Persebaya meraih hasil maksimal di akhir musim ini, dengan skuad yang tak semegah tahun tahun sebelumnya. Belum lagi harus menghadapi tekanan-tekanan dari luar (baca: suporter) yang tentu akan masih ada, dan tak akan mereda.

Tugas yang sangat tidak mudah. Apalagi Azrul meninggalkan jabatan sebagai presiden Persebaya dengan sejumlah catatan prestasi, meski belum mencapai prestasi tertinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun