Mohon tunggu...
Cahyo YumanTripamungkas
Cahyo YumanTripamungkas Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Bertindak Tuhan Berkehendak

Hobi menitis karir yang dipenuhi perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perayaan Tahun Baru Masyarakat Jepang

31 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 28 April 2021   06:39 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        

      Artikel ini ditulis oleh Cahyo Yuman Tripamungkas, mahasiswa dari Kejepangan Universitas Airlangga 

Perayaan tahun baru di jepang sebenarnya berasal dari perayaan yang dilakukan saat datangnya musim semi. Saat musim semi, tumbuhan khususnya bunga sakura bermekaran dengan sangat indah, hal ini dianggap sebagai berkah yang diberikan dewa atas bunga-bunga yang telah gugur sebelumnya pada musim gugur. 

Penyambutan musim semi ini merupakan bentuk rasa syukur dan merupakan waktu untuk memohon doa kepada dewa-dewa.Masyarakat Jepang tidak hanya memiliki satu dewa, namun banyak. Kemudian perkembangan Shinto di Jepang hampir mirip dengan Kejawen yang ada di Indonesia. Di Jepang mereka dapat memiliki agama lebih dari satu dengan memakai beberapa ritualnya pada acara-acara tertentu.

Baca: Sakura di Jepang Mekar Lebih Awal, Sayangnya Bukan Pertanda Baik

Penentuan tahun baru di Jepang sampai tahun 1872 berdasarkan penanggalan imlek. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam bercocok tanam. Kemudian pada 1 Januari 1873, penanggalan dilakukan  berdasar pada penanggalan masehi. 

Tradisi perayaan tahun baru yang dilakukan pada tanggal 1 Januari inilah yang disebut dengan tradisi modern. Secara umum tahun baru di Jepang dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap sebelum tahun baru, ketika tahun baru berlangsung, dan sesudah tahun baru dilalui, seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Shiwasu 師走            (12月1日~)

Shiwasu memiliki arti dalam bahasa Jepang Kuno sebagai guru berlari berkeliling. Hal ini diartikan sedemikian rupa karena bulan ke-dua belas merupakan bulan yang paling sibuk di antara yang lain. Bagaimana tidak, pada bulan ini terdapat berbagai perayaan untuk menyambut datangnya tahun baru. Oleh karena itu, penggunaan kata Shiwasu 師走 dapat diuraikan dengan seorang biksu yang biasanya tenangpun dapat berlari karena mempersiapkan perayaan ini.

Nenmatsu 年末      (12月13日~31日)

Tanggal 24 Desember merupakan awal hari libur di Jepang bagi pegawai kantor. Bagi pedagang waktu lebih fleksibel menyesuaikan kebutuhan pribadinya. Pada kurun waktu antara tanggal 13-31 ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai persiapan sebelum tahun baru, seperti berikut:

a. Oosouji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun