Di Pogung toleransi antar agama sangat nampak jelas. Pada setiap kegiatan kajian, seperti pada kajian di MPD yang rutin diadakan pada hari kamis oleh Ustadz Abduh Tuasikal dan dauroh akbar yang diadakan oleh Yayasan Indonesia Bertahuhid dimana orang non muslim yang berada di sekitar masjid akan menghormati bahkan ikut bergabung dengan menjaga kendaraan atau keamanan kajian agar berlangsung dengan lancar. Â
Pada masjid Al-Ashri diadakan juga Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta dan Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari yang rutin menyelenggarakan kajian untuk para mahasantri dan juga masyarakat umum disekitar. Masjid Al-'Ashri merupakan salah satu masjid di Kota Yogyakarta yang kegiatan dakwahnya berlandaskan Al-Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman salafusshalih.
Uniknya di Pogung selain terdapat Linmas yang mengatur segala keamanan kampung terdapat juga organisasi keamanan yang bernama  Kru Gajah Ulo. Nama ini diambil dari adanya patung gajah dan "ulo" dalam bahasa Indonesia berarti ular yang ada di sungai Boyong sebelah barat kampung.Â
Anggota dari Kru Gajah Ulo memiliki beragam usia dan agama, mulai dari dewasa hingga orang tua, beragama islam, beragama khatolik, dan beragama kristen semua membaur menjadi satu dalam organisasi tersebut membantu linmas dalam menjalankan tugasnya mengamankan kampung.Â
Dalam kegiatan shalat idul fitri dan shalat idul adha kru Gajah Ulo membantu linmas mengamankan kegiatan shalat. Ketika Kajian Akbar Pogung Kampung Hijrah di akhir tahun biasanya dihadiri oleh seluruh masyarakat Pogung dan masyarakat dari luar Pogung mereka semua membantu mengamankan kegiatan tersebut. Termasuk anggota kru Gajah Ulo yang tidak memeluk agama islam juga turut terjun dalam pengamanan ini agar kegiatan berlangsung dengan lancar. Selain itu pada saat Hari Raya Natal karena terdapat 3 gereja di Pogung maka kru Gajah Ulo dengan mayoritas beragama Islam ikut serta mengamankan ibadah di gereja bersama dengan Linmas.
Kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perbedaan agama ialah adanya pembagian sembako gratis dari gereja untuk penduduk menengah kebawah ketika Natal sedangkan untuk masyarakat non islam juga mendapat daging kurban ketika Hari Raya Idul Qurban berlangsung. Selain itu Pogung dengan mayoritas pemeluk Islam juga memberikan kesempatan kepada pemeluk agama Kristen dan Khatolik untuk menjabat sebagai perangkat desa. Seperti pada beberapa Rukun Tetangga (RT) yang dipimpin oleh penganut agama Kristen atau Khatolik dan kepemimpinan mereka tetap mengikuti budaya Islam sebagai mayoritas masyarakat Pogung. Begitulah kehidupan bermasyarakat di Pogung Kampung Hijrah bagi umat Islam yang tetap bertoleransi dan memberikan ruang gerak yang luas untuk kaum minoritas.
Daftar Pustaka
- Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama | Fitriani | Analisis: Jurnal Studi Keislaman (radenintan.ac.id)
- MERAJUT KERUKUNAN DALAM KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA (Perspektif Nilai-Nilai Al-Quran) | Hasan | Profetika: Jurnal Studi Islam (ums.ac.id)
- 162288-ID-merajut-kerukunan-dalam-keragaman-agama.pdf (neliti.com)
- Tim Redaksi Pustaka Baru Press.2014. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
- Fatma Indahwati.2020.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan XII. Surakarta: CV Grahadi
- Dian Tri.2019.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan XI. Surakarta: CV Grahadi
- Ayudia Aprilianti. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan X. Surakarta: Rahma Media Pustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H