"Ya, saya saja terdampak, saya sendiri mengalami pengurangan pegawai salah satu perusahaan, akhirnya cari sana-sini, alhamdulillah dapat pekerjaan lagi, meskipun banyak kerja dari rumah, padahal pandemi sudah berakhir." Jelas Nabil penuh makna. "Yang saya heran, mengapa setelah pandemi, tidak kembali normal? Kembali jabat tangan misalnya, apakah seberbahaya itu berjabat tangan? Atau yang agak saya khawatirkan, jarak shaf pada masjid, masih berjarak yang cukup jauh, padahal aturannya rapatkan shaf." Lanjut Nabil sedikit emosi.
Daris yang melihat gelagat tersebut, menenangkan Nabil."Tenanglah kawan, mungkin butuh proses, ini semua memang tidak terhindarkan, seperti kata Thanos di Avenger Endgame, I am innevitable. Kondisi seperti ini tidak terhindarkan, yang menjadi sorotan, adalah perubahan sikap masyarakat terhadap sesamanya. Kamu tahu apa itu?" ujar Daris menenangkan.
"Mindset? Pola pikir? Sikap, atau sejenisnya ya?" tanya Nabil.
"Betul sekali Bil, Mindset, atau pola pikir masyarakat semakin berubah,"
"Contohnya apa Ris?"
"Ingin bertamu ke tempat saudara, tetapi dilarang karena alasan protokol kesehatan. Jadi silaturahim ke saudara agak sulit secara langsung, akhirnya hanya melalui telepon saja, atau video call, yang padahal hal tersebut sangat berbeda kalau dilihat dari segi komunikasi untuk membentuk ikatan antar saudara. Bertemu langsung akan lebih terasa persaudaraannya. Jadi kahawatirnya, akan muncul pemikiran bahwa kalau bertamu bisa secara virtual, dan mau nggak mau, akan tertanam di dalam pikiran kalau silaturahim ke tempat saudara tidak perlu datang ke lokasi." Jelas Daris cukup panjang.
"Mau bagaimana lagi, tapi jangan salah Ris, kamu lihat berita nggak? Kalau di puncak tetap ramai, dan sudah pasti berkerumun, yang membedakan penggunaan masker sudah pasti lebih banyak dibanding sebelum pandemi. Prokes tetap harus dijalankan." Sambung Nabil. "Oh iya, soal perubahan kondisi pasca pandemi ini, nggak usah jauh-jauh deh Ris, lihat kita sekarang, dibatasi oleh kaca ini kan, dan kita juga pakai masker untuk menjaga diri kita", lanjut Nabil.
Mereka berhenti dan minum sejenak, tidak lama setelahnya ada seseorang yang berdiri di belakang Daris. Seorang wanita, dengan hijab modisnya, menyapa Daris dan Nabil.
"Assalamualaikum, Daris dan Nabil ya?" sapa wanita tersebut.
"Waalaikumsalam, masya Allah, yaampun, Kamilah bukan ini?" jawab Nabil terkejut dengan kedatangan sahabat mereka.
"Gimana kabarnya Mil?" tanya Daris sembari menyilahkan duduk di antara mereka.