2. Integrasi Teknologi dalam Seni
Perkembangan teknologi memberikan peluang besar bagi pembelajaran seni di era digital. Aplikasi seperti Canva, Adobe Spark, dan platform pembelajaran seni digital lainnya dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan desain grafis, ilustrasi digital, atau pembuatan animasi sederhana. Studi oleh Malik et al. (2021) menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam seni meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.
3. Pendekatan Kontekstual dan Budaya Lokal
Guru dapat memanfaatkan seni sebagai media untuk mengenalkan kearifan lokal. Contohnya, siswa diajak mempelajari proses pembuatan batik, menari tari daerah, atau membuat topeng tradisional. Pendekatan ini tidak hanya memperkenalkan seni, tetapi juga memperkuat identitas budaya siswa (Hidayat & Mulyani, 2020).
4. Integrasi Seni dengan Mata Pelajaran Lain
Seni dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih holistik. Contohnya, siswa dapat menggambar peta Indonesia dalam pelajaran IPS, membuat grafik kreatif dalam pelajaran matematika, atau menciptakan ilustrasi cerita rakyat dalam pelajaran bahasa Indonesia (Cornett, 2020).
Tantangan dan Solusi
1. Kurangnya Sumber Daya dan Fasilitas
Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, yang tidak memiliki fasilitas seni yang memadai. Sebagai solusi, guru dapat memanfaatkan bahan sederhana seperti kertas daur ulang, kardus, atau bahan alami seperti daun dan bambu untuk aktivitas seni.
2. Keterbatasan Kompetensi Guru
Tidak semua guru memiliki latar belakang atau pelatihan formal dalam seni. Untuk mengatasi masalah ini, Kemendikbudristek dapat memperluas program pelatihan bagi guru, seperti Guru Penggerak dan Guru Kreatif yang berfokus pada pengembangan kompetensi seni (Kemendikbudristek, 2022).