Swasembada Daging
Pemerintah akan membangun sistem peternakan yang profesional mulai dari hulu sampai hilir. Pemerintah berusaha memperbanyak peternakan sapi di seluruh Indonesia. Peternakan sapi terkait erat dengan ketersediaan air, Di Nusa Tenggara Timur, peternakan sapi sudah menjadi tradisi. Tapi karena NTT adalah wilayah yang curah hujannya per tahun relatf rendah, maka peternakan di sana jadi kurang maju. Oleh karena itu, pemerintah sekarang giat membangun waduk di sana untuk menunjang usaha ini. Provinsi lain juga diharapkan mengikuti jejak NTT sehingga diharapkan upaya swasembada ini bisa lebih cepat tercapai.
Selain itu, pemerintah juga akan membangun rumah potong hewan (RPH) berdekatan dengan peternakan sehingga mengurangi waktu dan biaya. Pemerintah juga mengupayakan pemotongan rantai distribusi daging dengan memperpendek jarak antara RPH dengan jaringan distribusi.
Mengubah Pola Pikir
Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar terbiasa mengkonsumsi daging beku yang lebih higienis karena mengalami dua kali proses pembebasan kuman, yakni ketika dibekukan dan ketika dimasak. Daging beku dapat menjaga stok daging di pasaran. Pola pikir masyarakat yang selama ini menjadikan hewan ternak sebagai tabungan keluarga juga harus diubah. Beternak sapi adalah bisnis sehingga harus dikelola secara profesional.
Nah, setelah mendengarkan penjelasan dari Pak Menteri ini, saya jadi paham mengapa harga daging sapi di pasar tradisonal kadang-kadang lebih tinggi daripada harga di supermarket. Pula, di supermarket kita tinggal pilih jenis-jenis potongan daging yang sesuai dengan hidangan yang akan kita buat. Terima kasih Pak Menteri.
“Ini daging sapi atau daging kerbau,” tanya saya penasaran.
“Enak aja. Ya daging sapi la yauw. Dapat daging murah berkat operasi pasar,” jawabnya tersenyum.
“Koq hitam?”
“Bumbunya saya tambahi beberapa buah biji kluwak,”