Mohon tunggu...
caesa putri
caesa putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

N'oublie pas de vivre

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seorang Wanita di Cheshire Inggris Menjadi Terdakwa Usai Kurung Buah Hati di Laci Selama 3 Tahun

4 Desember 2024   08:26 Diperbarui: 4 Desember 2024   08:35 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laci Tempat Dikurungnya Korban (Source: X/@.septino_biel

Kasus yang baru-baru ini sedang hangat dibahas diberbagai platform media sosial ini terjadi di negara inggris. Kasus ini terungkap pada tahun 2023, namun baru banyak dibahas oleh warga net. 

Melalui cuitan akun X @/septino_biel dikatakan bahwa anak tersebut ditemukan pada Februari 2023 saat pacar dari wanita tersebut sedang berkunjung dirumahnya. Dinyatakan anak tersebut sudah berada didalam laci bawah tempat tidur sejak tahun 2020 hingga waktu ia ditemukan. 

Anak tersebut terkurung didalam laci selama hampir 3 tahun sejak ia baru lahir, anak tersebut disembunyikan dari pihak keluarga, teman, serta tetangga dan harus hidup tanpa interaksi sosial, sinar matahari, dan udara segar. Ia hanya mendapatkan makanan utamanya berupa susu Weetabix yang diberikan melalui jarum suntik.

Anak tersebut ditemukan dengan kondisi rambut yang kusut, memiliki banyak ruam di kulit, serta kecacatan fisik. Anak tersebut juga tidak mendapatkan perawatan medis untuk bibirnya yang sumbing sejak lahir, serta memiliki kemampuan perkembangan seperti anak yang berusia 0-10 bulan dengan keadaan tidak bisa berjalan dan berbicara. 

Dilansir dari Tribun-Medan.com, Senin (01/12/2024) anak tersebut tak jarang ditinggalkan sendirian oleh ibunya untuk mengantar anak-anak lain untuk bersekolah serta liburan bersama keluarga saat hari Natal.

Jaksa penuntut menyatakan bahwa anak tersebut mengalami dehidrasi dan juga kekurangan gizi, anak tersebut kondisinya pun sangat hancur. Baik secara fisik, mental, dan sosial. Melalui investigasinya dengan polisi, wanita tersebut menyatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan ayah dari anak tersebut dan tidak menganggap anak tersebut sebagai bagian dari keluarga. 

Lalu pada bulan Oktober, wanita ini mengaku bersalah atas empat tuduhan. Yakni, penelantaran anak, pelecehan anak, gagal dalam mencari perawatan medis dasar untuk anak, dan kekurangan gizi.

Dari kasus tersebut, tentunya sangat terlihat jelas bahwa anak mengalami gangguan dalam perkembangannya. Anak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya dengan cukup serius, seperti pada aspek sosial, kognitif, emosional, serta pada perkembangan fisiknya. Adapun analisis yang didapatkan dari berita diatas berdasarkan teori perkembangan.

1.Teori Psikososial --- Erik Erickson

Pada teori Psikososial Erik Erickson sendiri, perkembangan pada anak melalui delapan tahapan yang meliputi;

A.Kepercayaan vs ketidakpercayaan

B.Otonomi vs rasa malu

C.Inisiatif vs rasa bersalah

D.Industri vs inferioritas

E.Identitas vs kekacauan identitas

F.Intimasi vs isolasi

G.Generativitas vs stagnasi

H.Integritas vs keputusasaan

Pada berita analisis berita diatas, relavan dengan tahapan kepercayaan vs ketidakpercayaan (0-1 tahun) yang ada dalam teori Erikson. Dimana pada tahapan ini, anak mulai dapat membangun kepercayaan dengan sekitarnya melalui interaksi yang penuh dengan kasih sayang oleh pengasuhnya. Namun dalam kasus tersebut, anak sama sekali tidak melakukan interaksi, meskipun dengan pengasuhnya. Tentunya hal tersebut menyebabkan permasalahan dalam perkembangannya. Dampaknya, anak tersebut akan gagal dalam membangun rasa percayanya yang tentunya hal ini akan menyebabkan munculnya kesulitan dalam hubungan interpersonal serta menimbulkan rasa tidak aman yang tersendiri.

2.Teori Perkembangan Kognitif --- Jean Piaget

Pada teorinya, Piaget menyatakan bahwa terdapat empat tahapan perkembangan kognitif pada anak yang meliputi;

A.Tahap Sensorimotor

B.Tahap Pra-operasional

C.Tahap Operasional Konkret

D.Tahap Operasional Formal

Pada berita teori perkembangan kognitif ini sendiri, yang memiliki relavansi dengan berita tersebut yakni pada tahapan sensorimotor (0-2 tahun) pada tahapan ini sendiri, anak mulai berkembang kemampuannya untuk menggunakan indra yang dimiliki serta melalui kegiatan fisik untuk mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai belajar menggenggam, berjalan, serta merangkak. 

Namun, pada berita diatas, anak hanya dikurung didalam laci tanpa diberikan stimulasi apapun dalam perkembangan kognitifnya serta tidak adanya waktu yang diberikan untuk anak mengeksplorasi dunia yang ada disekitarnya, hal ini akhirnya menghambat perkembangan kognitif anak. 

Sehingga pada perkembangan kognitifnya tertinggal sangat jauh dari perkembangan kognitif pada anak seusianya dan hanya memiliki kemampuan perkembangan seperti bayi yang berusia 0-10 bulan.

3.Teori Perkembangan Sosial --- Vygotsky

Pada teorinya sendiri, Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif pada anak dipengaruhi oleh adanya interaksi sosial, budaya, maupun bahasa. Meskipun dalam teorinya membahas perihal yang sama dengan yang dibahas oleh Piaget yakni perkembangan kognitif pada anak. 

Adapun aspek yang membedakan teori dalRi dua ahli tersebut, pada teori perkembangan menurut Piaget sendiri perkembangan anak difokuskan oleh eksplorasi yang dilakukan oleh individu itu sendiri.

 Sedangkan dalam teori yang dikembangkan oleh Vygotsky perkembangan kognitif pada anak dipengaruhi juga oleh peran orang lain. Adapun dalam teorinya, empat konsep utama dari teori Vygotsky yang meliputi;

A.Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

B.Penopang atau Scaffolding

C.Bahasa Sebagai Alat Utama Perkembangan

D.Peran Budaya dan Interaksi Sosial

Sesuai dengan apa yang ditekankan oleh Vygotsky bahwa perkembangan anak, dipengaruhi oleh adanya interaksi sosial, budaya ataupun bahasa. Kondisi anak oada berita tersebut menunjukkan tidak adanya interaksi yang mendasar dengan lingkungannya, baik dengan orang tua ataupun teman sebaya. Mengakibatkan perkembangan anak dalam tiga aspek yakni, sosial, kognitif, serta bahasa tidak terstimulasi dengan baik.

Selain itu, dalam analisis berita diatas juga ditemukan gangguan dalam perkembangan fisik korban yang terlihat cukup jelas. Contohnya dengan pemberian makanan utama berupa susu Weetabix yang diberikan melalui suntikan, yang mengakibatkan anak mengalami kurang gizi serta dehidrasi yang cukup parah. 

Selain itu adanya gangguan motorik sebab dari kurangnya stimulasi motorik dapat menyebabkan perkembangan otot serta koordinasi keseimbangan fisik menjadi terhambat. Lalu, dengan terisolasinya korban pun yang berada diruangan sempit dan gelap tanpa sinar matahari selama hampir tiga tahun dapat menyebabkan gangguan pada tulang maupun kesehatan anak secara menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun