Mohon tunggu...
Cadis Luz
Cadis Luz Mohon Tunggu... Nelayan - Sing tenang.

Belum pernah aku berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwaku sendiri, yang terkadang membantuku, dan terkadang menentangku. Imam Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kupu-Kupu Cacat

4 September 2019   22:51 Diperbarui: 4 September 2019   23:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lukisan lo udah jadi?" tanya Intan.

Aku mengangguk lalu menunjukkan hasil karyaku, lukisan rumahku sendiri. Dari segi gambar, memang terlihat rapi. Tetapi lagi-lagi aku tidak bisa menjelaskan maknanya. Hanya melukis dengan hati-hati, yang penting terlihat rapi.

"Al, kamu yakin?" tanya Intan sembari melihat karyaku.

Melihat ekspresi wajahnya aku menjadi ragu, jangan-jangan lukisan ini sangat jelek.

"Jelek ya?" tanyaku cemas.

Sejenak Intan terdiam sebelum tersenyum dengan mengucapkan suatu kalimat -- selama ini hanya dia saja yang mengatakan, "Enggak Al, lukisan lo bagus kok."

Entah, aku tidak tahu dia jujur atau ... hanya sekadar ucapan demi menjaga perasaan.

Intan lalu menujukkan hasil karyanya padaku, lukisan kupu-kupu yang tengah merobek kepompongnya. Intan bilang, kupu-kupu itu adalah aku yang berusaha selama ini. Kemudian dia menyuruhku untuk memberikan tanda tangan pada lukisan miliknya. Tapi aku ragu, merasa ini tidak boleh dilakukan, hanya saja Intan terus memaksa.

"Ayo dong Al, nanti gue juga bakal tanda tangan. Gue tau, lo cuma nggak enak kan, kalau disuruh tanda tangan di karya orang lain? Tapi tenang Al, karena lukisan ini  terinspirasi dari lo, jadi gak papa, tenang aja," ucapnya meyakinkan.

Aku terseyum, lantas tanganku akhirya menggoreskan nama juga tanda tangan kecil di belakang lukisan. Sementara tanda tangan Intan berada di pojok kiri bawah bagian depan lukisan.

Sorenya, Intan kembali datang. Dia bermaksud membawa lukisanku. "Gue aja Al yang ngumpulin, lo istirahat aja sana!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun