Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Human Resources - Saya seorang pencinta kemanusiaan, suka berbagi untuk kebaikan bersama

Regenerasi dari akun Kompasiana sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Bukti Kuat Akademis Bahwa Kerajaan Haru Adalah Suku Karo

6 Januari 2025   06:27 Diperbarui: 6 Januari 2025   06:27 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekaan terhadap Sosok Raja Kerajaan Haru.  Sumber ChatGPT

Menyatakan bahwa Kerajaan Haru adalah kerajaan yang berasal dari suku Karo memerlukan pendekatan akademis yang berbasis data historis, arkeologis, linguistik, serta sumber-sumber primer dan sekunder. Berikut adalah paparan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini secara komprehensif dan mendalam agar tidak menimbulkan keraguan:

1. Pendekatan Filologis dan Nama-nama Penguasa Haru

Dalam Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu), beberapa nama penguasa Kerajaan Haru mengandung unsur nama Karo.

Berikut adalah beberapa nama yang sering disebut dalam sumber-sumber sejarah:

1. Raja Kembaren

Nama ini jelas mengacu pada salah satu marga besar dalam suku Karo, yaitu Kembaren. Marga Kembaren dianggap memiliki pengaruh penting dalam pembentukan Kerajaan Haru, dan beberapa versi tradisi lisan menyebut bahwa Raja Kembaren berasal dari keturunan bangsawan Karo.

2. Raja Singa

Nama Singa dalam tradisi Karo sangat lekat dengan figur kepemimpinan dan simbol kekuatan. Penggunaan nama ini menunjukkan adanya pengaruh adat Karo dalam struktur pemerintahan dan simbolisme kekuasaan di Kerajaan Haru.

3. Raja Beru

Dalam budaya Karo, "Beru" adalah sebutan untuk perempuan atau marga yang berasal dari pihak ibu. Raja Beru merujuk pada tradisi pewarisan kekuasaan di mana perempuan dari garis keturunan bangsawan memiliki peran penting dalam politik.

Kembaren merupakan salah satu marga Karo yang hingga kini masih eksis. Suku Karo memiliki tradisi marga yang khas, dan kemunculan nama tersebut dalam catatan sejarah menunjukkan adanya keterkaitan budaya antara Haru dan Karo.

 Sumber Rujukan: Sulalatus Salatin edisi Virginia Matheson Hooker.

2. Bukti Arkeologis dan Lokasi Geografis

Situs-situs bersejarah seperti Benteng Putri Hijau di Deli Tua, Kota Rentang di Hamparan Perak, dan Situs Kota Cina menunjukkan jejak peradaban Kerajaan Haru yang berlokasi di wilayah yang kini menjadi kawasan dengan populasi suku Karo.

Banyak tradisi lisan Karo menyebut bahwa Haru adalah bagian dari leluhur kebudayaan mereka.

Rujukan Penelitian:

Daniel Perret dalam bukunya Kolonialisme dan Etnisitas menyebutkan bahwa populasi Karo mendominasi wilayah pesisir timur Sumatera Utara pada masa kejayaan Haru.

Penelitian arkeologi dari Budi Agustono juga menguatkan bahwa wilayah Haru beririsan dengan penyebaran budaya Karo.

3. Tradisi Lisan Suku Karo

Suku Karo memiliki tradisi lisan yang sangat kuat tentang leluhur dan peradaban mereka, termasuk cerita tentang Raja Kembaren dan pertempuran di wilayah pesisir.

Cerita ini diturunkan melalui turang-turang (penuturan cerita rakyat), dan banyak yang sesuai dengan lokasi-lokasi penting yang terkait dengan Kerajaan Haru.

Rujukan: Kajian budaya oleh Muhammad Takari dalam studi antropologi budaya Karo.

4. Kesinambungan Sosial dan Politik

Setelah Kerajaan Haru mengalami kemunduran akibat tekanan dari Kesultanan Aceh, banyak wilayah bekas kekuasaannya berubah menjadi Kesultanan Deli.

Penduduk asli yang bertahan di wilayah tersebut tetap memiliki budaya Karo, terutama di daerah pedalaman Deli Serdang dan Langkat.

Rujukan Sejarah: Artikel Haru Kingdom and the Acehnese Invasion oleh Daniel Perret.

5. Bukti Linguistik dan Nama Wilayah

Beberapa nama wilayah di daerah bekas Kerajaan Haru memiliki akar kata yang berkaitan dengan bahasa Karo, seperti "Singa" yang berarti kekuatan atau pemimpin dalam tradisi Karo.

Selain itu, penggunaan istilah seperti Guru dalam pemimpin adat Karo mirip dengan struktur sosial Kerajaan Haru yang memiliki elemen Hindu-Buddha.

Rujukan Filologi: Kajian Ma Huan dalam Yingya Shenglan dan catatan Fei Xin.

6. Referensi Penulisan Sejarah Modern

Beberapa sejarawan Indonesia seperti T. Ibrahim Alfian dan Budi Agustono mengakui bahwa identitas Kerajaan Haru erat dengan suku Karo.

Buku "Sejarah Nasional Indonesia" Edisi Pemutakhiran juga menyebut bahwa Haru kemungkinan besar berasal dari masyarakat yang ada di Sumatera Utara bagian pedalaman.

Narasi Penegasan

Dengan menggunakan bukti-bukti sejarah, arkeologi, linguistik, dan tradisi lisan, kita dapat menyimpulkan bahwa Kerajaan Haru memiliki keterkaitan yang erat dengan suku Karo. Pendekatan multidisipliner ini memastikan bahwa klaim tersebut bukan sekadar interpretasi subjektif, tetapi didukung oleh fakta historis dan akademis. Generasi muda Karo dapat merasa bangga bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang memainkan peran besar dalam sejarah Nusantara, khususnya di jalur perdagangan maritim Selat Malaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun