Mohon tunggu...
byunrahma
byunrahma Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 2 Magelang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diary Salsabella

21 November 2020   15:01 Diperbarui: 21 November 2020   15:02 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rambut panjang berwarna hitam yang dibiarkan tergerai, kulit berwarna putih dan sering memakai jepit agar poninya tak mengganggu penglihatannya, itulah gambaran dari seorang gadis remaja yang tinggal di Kota Bandung. Salsabella, namanya. Ia biasa disapa Bella dan merupakan murid pindahan dari Jakarta. Ia merupakan anak yang pandai, ceria, dan mudah bergaul dengan orang yang baru ia temui.

Dan hari ini adalah hari pertamanya ke sekolah setelah ia pindah ke Bandung. Sekolah Bella saat ini dapat dikatakan salah satu sekolah favorit di Bandung, yaitu SMA 45 Bandung. Dan pagi ini, Bella sudah siap dengan seragam dan peralatan sekolahnya. Ia keluar kamar dan menuju ruang makan. Di sana, sudah ada ayah, ibu, dan kakaknya menunggu untuk makan bersama. Bella pun makan dengan lahap bersama keluarga kecilnya.

            "Ayah, ayo cepat! Aku tak mau terlambat datang!" seru Bella dari halaman rumahnya.

            "Tunggu sebentar, sayang!" teriak ayah Bella dari dalam rumah.

            "Ayo, yah!" seru Bella ketika melihat ayahnya berjalan keluar rumah. Ayahnya hanya tersenyum melihat kelakuan anak bungsunya itu.

            Sesampainya di depan sekolah, Bella mencium pipi dan tangan ayahnya. "Semangat sekolahnya ya sayang dan semoga cepat mendapat teman baru," kata ayah Bella. Bella hanya mengangguk kemudian turun dari mobilnya.

            Bella berjalan ke ruang BK untuk bertemu guru yang akan mengantarkannya menuju ruang kelasnya.

            "Permisi bu," ucap Bella sambil mengetuk pintu ruang BK.

            "Oh, kamu anak yang pindah dari Jakarta itu ya," kata Bu Ifa, guru BK Bella.

            "Iya bu," jawab Bella singkat.

            "Ya sudah, sini ikut ibu ke ruang kelasmu nak," ajak Bu Ifa sambil berjalan mendahului Bella. Bella terus mengikuti bu Ifa dan sampailah ia di depan ruang kelasnya. Ia masuk dan berdiri di depan kelas.

            "Baik anak-anak! Ini ada murid pindahan dari Jakarta yang kemarin ibu ceritakan. Silakan perkenalkan dirimu," kata Bu Ifa. Bella hanya menggangguk.

            "Hai teman-teman! Perkenalkan namaku Salsabella. Kalian bisa panggil aku Bella. Aku pindahan dari Jakarta dan senang bertemu kalian. Semoga kita bisa berteman dengan baik," ucap Bella.

            "Baik! Bella, silakan kamu duduk di sana ya," ucap Bu Ifa sambil menunjuk satu kursi kosong di dekat jendela. Bella kemudian berjalan menuju tempat duduknya.

            "Baik, anak-anak. Silakan kalian bersiap untuk pelajaran pertama ya," kata Bu Ifa, sambil melangkahkan kakinya keluar kelas.

            "Baik bu!" jawab satu kelas.

            Bella pun bergegas mengeluarkan bukunya untuk pelajaran pertama di sekolah barunya. Setelah selesai, Bella pun hanya duduk diam di tempatnya. Ia merasa canggung dengan keadaannya sekarang dan memutuskan untuk menyapa teman yang duduk di sampingnya.

            "Emm, hai namaku Bella. Namamu siapa?" tanya Bella mencoba akrab.

            "Hai, salam kenal. Namaku Fani," jawab teman sebangku Bella. Ia lega karena ia kira mendapat teman sebangku yang cuek.

            "Boleh temenan?" tanya Bella sekali lagi. Fani hanya mengangguk sambil tersenyum. Bella pun ikut tersenyum dan kemudian mereka mengobrol sembari menunggu dimulainya pelajaran mereka hari ini.

            Jam menunjukkan pukul 09.25 dan itu artinya sebentar lagi mereka akan istirahat. Tiba-tiba Fani bertanya pada Bella, "Bel, mau ikut ke kantin? Sama mereka tuh" tunjuk Fani ke dua teman mereka di depannya. Merasa ditunjuk, kedua perempuan ini menoleh dan terssenyum ke arah Bella. "Iya, mau ikut?" tanya salah satu dari mereka. Bella pun hanya mengangguk.

            Pukul 09.30 bel berbunyi dengan nyaring. Mereka segera bergegas ke kantin sebelum ramai. Di tengah jalan tiba-tiba Bella berkata, "Eh, tadi aku belum sempat kenalan sama kalian," ucap Bella sambil memandang ke arah dua temannya yang duduk di depannya tadi.

            "Eh iya! Aku sampai lupa!" ucap si rambut pendek sambil menepuk jidatnya.

            "Kenalin, namaku Rasya dan ini Krystal," ucap Rasya sambil mengulurkan tangannya, begitupun dengan Krystal. Bella hanya tersenyum sambil membalas uluran tangan Rasya dan Krystal.

            Sesampainya di kantin, mereka berempat segera mencari tempat duduk. Rasya dan Fani yang akan memesan makanan untuk hari ini.

            "Mau pesan apa?" tanya Fani pada Bella dan Rasya.

            "Aku jus stroberi aja deh," sahut Bella.

            "Aku batagor aja deh, laper nih tadi belum sempat sarapan," kata Krystal sambil memegang perutnya.

            "Oke, tunggu sebentar ya teman!" kata Rasya kemudian pergi untuk memesan makanan teman-temannya. Tak lama kemudian, Rasya dan Fani kembali sambil membawa pesanan masing-masing. Mereka pun makan dengan lahap dan setelahnya mengobrol sampai waktu istirahat habis.

            Mereka berempat sangat cepat akrab, entah karena apa. Setelah dari kantin mereka bergegas menuju ruang kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Mereka pun mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Tak terasa, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Bella, Fani, Krystal, dan Rasya pun keluar kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah bersama.

            "Eh, aku sudah dijemput kakakku. Aku duluan ya!" kata Bella sambil melambaikan tangan ke teman barunya dan berlari menuju tempat kakaknya menunggu.

            "Iya, hati-hati!", seru ketiga temannya itu.

            Sesampainya Bella di rumah, ia segera berganti baju dan mencuci kakinya. Lalu ia menghampiri ibunya yang sedang duduk menonton televisi.

            "Bu, Bella sudah punya teman baru lho! Mereka semua baik sama Bella," ujarnya dengan antusias.

            "Oh ya? Kalau begitu bagus dong," respon ibunya sambil tersenyum memandang anak bungsunya itu.

            "Eh iya, Bella sudah makan belum? Itu ibu sudah siapkan makanan di meja," tanya ibunya.

            "Sudah kok bu tadi. Nanti saja untuk makan malam bareng ayah," jawab Bella. Ibunya pun hanya mengangguk mendengar jawaban dari anaknya.

            Saat makan malam tiba, Bella pun menceritakan kegiatannya hari ini di sekolah kepada ayah, ibu, dan kakaknya dengan antusias. Keluarganya pun ikut senang mendengarnya karena anak mereka sudah mendapat teman baru. Setelah makan malam, keluarga itu pun menonton televisi sebentar dan kemudian segera pergi tidur.

            Tak terasa sudah satu tahun Bella bersekolah di SMA 45 Bandung. Dan beruntungnya, di kelas 11 ini, ia dan ketiga temannya masih berada di satu kelas yang sama. Di hari pertama sekolah setelah libur panjang tak mengurangi semangat belajar Bella. Bahkan ia menjadi anak yang lebih rajin dari sebelumnya.

            "Eh, mau pada ke kantin gak?" tanya Krystal pada teman-temannya setelah mendengar bel istirahat berbunyi.

            "Emm, iya deh, yuk!" sahut yang lain.

            Seperti biasa, mereka mencari tempat duduk dan memesan makanan. Mereka memakan pesanan mereka seperti biasanya. Tetapi tiba-tiba Bella merasa sangat pusing. Tanpa ia sadari, ia ternyata mimisan.

            "Eh, Bella kamu kenapa? Kamu sakit? Kok mimisan gitu," tanya Rasya panik karena melihat hidung Bella mengeluarkan darah.

            "Eh iya, kok kamu mimisan. Mau ke UKS aja?" timbrung yang lain.

            "Gak kok, aku gak sakit. Mungkin karena lagi capek aja," kata Bella berusaha menenangkan teman-temannya yang sudah panik.

            Saat bel masuk terdengar, seperti biasa, ia dan teman-temannya segera bergegas menuju kelasnya. Pelajaran berjalan dengan lancar. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.30, yang artinya mereka akan segera pulang. Saat bel pulang berbunyi, keempat sahabat ini segera keluar kelas seperti biasanya.

            Setibanya di rumah, Bella pun segera membersihkan dirinya. Kemudian ia bergabung dengan ibunya yang sedang menonton televisi. Dan saat makan malam pun tiba. Seperti biasanya, Bella menceritakan kejadian hari ini yang ia alami di sekolahnya, kecuali dengan kejadian saat ia merasa pusing dan mimisan itu. Ia tak mau membuat keluarganya khawatir. Namun, tiba-tiba Bella merasa pusing seperti saat di kantin sekolahnya. Ia pun merasa jika hidungnya mengeluarkan darah kembali.

            "Bella kamu kenapa, nak? Kamu sakit?" tanya ibunya dengan nada panik.

            "Enggak kok, bu. Bella mungkin lagi capek aja makanya Bella mimisan," ujarnya berusaha menenangkan kedua orang tua dan kakaknya. Namun, ayahnya sedikit tak mempercayai ucapan Bella karena anaknya itu selalu makan makanan sehat dan tidurnya pun selalu teratur.

            "Besok kita ke rumah sakit. Ayah akan izin ke gurumu besok bahwa kamu tidak masuk sekolah," putus ayah Bella. Bella tak bisa menolak perkataan ayahnya, karena ia tahu bahwa jika ayahnya sudah membuat keputusan, tak akan ada penolakan lagi. Bella pun hanya mengangguk mendengar perkataan ayahnya itu.

            Pagi harinya, ayah dan ibu mengantar Bella ke rumah sakit. Leo, kakak Bella tidak bisa ikut karena ia memiliki jadwal kuliah pagi. Sesampainya di rumah sakit, Bella pun segera diperiksa oleh dokter. Setelah itu, Bella menunggu di luar karena dokter itu hanya ingin berbicara dengan kedua orang tuanya.

            Orang tua Bella kaget mendengar bahwa anaknya menderita kanker darah. Mereka tak percaya bahwa anak mereka mengidap penyakit yang mematikan itu. Bagaimana pun caranya, anak bungsu mereka harus bisa sehat kembali. Orang tua Bella pun juga memutuskan tak menutupi penyakit itu dari anaknya. Mereka akan berusaha mencari jalan keluarnya bersama.

            Malam harinya, saat keluarga Bella sedang berada di ruang keluarga, tiba-tiba ayah Bella angkat bicara.

            "Em, Bella ayah dan ibu tak akan menutupi semuanya dari kamu dan kakak kamu. Ayah dan ibu memutuskan agar kita mencari jalan keluarnya bersama. Janji sama ayah, setelah ini kamu harus tetap semangat, jangan merasa=a putus asa," ucap ayahnya. Bella pun hanya mengangguk mendengar ucapan ayahnya.

            "Tadi di rumah sakit, ayah dan ibu diberi tahu dokter bahwa kamu terkena kanker darah. Kami tak tahu harus merespon apa. Kami tak tahu kenapa tiba-tiba kamu sakit. Tapi ayah dan ibu janji akan berusaha mencari jalan keluarnya. Dengan cara apapun, kamu harus sembuh. Kita akan melakukan apapun demi kamu. Maka dari itu, kamu harus tetap semangat. Kamu harus melawan sakitmu. Kamu harus bisa sembuh nak," kata ayah Bella pada akhirnya.

            Bella yang tak tahu harus merespon apa hanya meneteskan air matanya saat mendengar perkataan ayahnya. Ia masih tak percaya kenapa ia mengidap penyakit itu. Ia tak tahu kenapa Tuhan memberikan cobaan ini kepada dirinya.

            "Iya yah, Bella akan tetap semangat untuk sembuh. Bella tak akan putus asa. Bella pasti bisa sembuh. Ayah, ibu, sama kakak jangan khawatir. Bella pasti bisa," ucap Bella. "Ah, Bella mau ke tidur lebih awal untuk hari ini. Terima kasih untuk ayah dan ibu yang memberitahu Bella akan penyakit Bella. Terimakasih untuk keluarga kecil ini yang selalu mendukung Bella. Terima kasih dan Bella sayang kalian," lanjutnya. Dan kemudian, Bella berjalan menuju kamarnya.

            Di kamar, Bella kembali menangis. Ia merasa tak adil. Kenapa harus dirinya? Kenapa tidak orang lain saja? Bella 'protes' kepada Tuhan dalam hatinya. Kenapa aku Tuhan? Bella masih punya mimpi yang ingin Bella capai. Bella masih ingin membanggakan ayah, ibu, dan kakak Bella. Kenapa harus Bella? Kenapa harus sekarang? Bella masih ingin melihat keluarga dan teman-teman Bella. Bella menangis sejadi-jadinya. Namun Bella ingat kata ayahnya. Ia tak boleh putus asa. Ia harus semangat. Ia pasti bisa.

            Hari-hari berikutnya, Bella tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun, kondisi tubuh Bella semakin kurus dan ia semakin merasa lemas. Yang pada awalnya Bella menolak untuk melakukan kemoterapi dengan alasan takut, kini Bella memutuskan akan melakukan kemoterapi secara rutin. Dan benar saja, ia selalu datang ke rumah sakit untuk kemoterapi sesuai jadwal, tak pernah terlewat sekali saja. Teman-teman Bella pun akhirnya mengetahui bahwa Bella mengidap kanker darah. Mereka pun tetap mensupport Bella agar tetap semangat melawan penyakitnya itu. Dengan dorongan dari orang-orang yang ia cintai, Bella yakin ia pasti akan sembuh.

            Setelah melakukan berbagai pengobatan, akhirnya Bella sembuh dari sakitnya. Ia sangat bahagia. Ia bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama orang yang ia cintai lagi.

            "Bella sembuh yah, Bella bisa sembuh," ucap Bella dengan mebahan air matanya. Ayahnya yang mendengar itu hanya mengangguk sambil tersenyum. Tangis haru memenuhi rumah yang dihuni keluarga kecil itu. Pada hari-hari berikutnya, Bella pun sudah melakukan aktivitasnya kembali. Ia kembali bersekolah setelah beberapa lama. Di sekolah pun, ia disambut oleh ketiga temannya itu. Namun pada suatu hari, Bella merasakan hal yang sama ketika ia sakit. Ia merasa pusing dan sering mimisan. Bella pun memutuskan untuk bicara kepada keluarganya dan mereka memutuskan untuk memeriksa keadaan Bella lagi. Sayangnya, hasil pemeriksaan Bella tak sesuai harapan mereka. Sel kanker itu muncul lagi pada tubuh Bella.

            Saat ini, Bella hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Ia tak mau berburuk sangka kembali seperti dulu. Ia akan terus berjuang, bagaimanapun caranya. Tanpa Bella sadari, setelah divonis mengidap kanker lagi, Bella kini sering menulis sebuah diary. Ia lakukan itu untuk mencurahkan semua isi hatinya, semua yang ia rasakan. Ia tak mampu bercerita kepada teman atau keluarganya. Bella tak ingin menambah kekhawatiran mereka. Cukup Bella saja yang merasakan semuanya. Hanya itu yang dipikiran Bella.

            Bella terus menerus merasakan sakitnya kemoterapi. Tapi akan ia tahan demi membuktikan bahwa kepada keluarga dan teman-temannya bahwa ia bisa sembuh. Ia bisa melewati semuanya. Karena kondisi Bella yang saat ini terus menurun, akhirnya Bella pun dirawat di rumah sakit. Ketiga temannya pun sering mengunjungi Bella usai pulang sekolah. Bella membawa diarynya ke rumah sakit. Terkadang ia menulis saat tak ada orang yang bersamanya. Ia tak mau orang lain membaca isi diarynya.

            Bandung, 06 Agustus 2018

            Tuhan, Bella akan terus bersyukur kepada-Mu karena telah mengirimkan orang-orang yang menyayangi Bella. Yang terus mendukung Bella dalam keadaan apapun. 

            Bella tak akan protes seperti dulu lagi. Bella yakin bahwa ini adalah jalan Bella. Bella akan terus berusaha, entah apa hasilnya nanti. Tapi jika bisa, biarkan Bella sembuh untuk kedua kalinya, Tuhan. Bella ingin memberikan kenangan yang indah kepada keluarga Bella dan teman-teman Bella. Tapi jika Engkau tak memberi kesempatan itu, jadikanlah momen-momen terakhir Bella bersama mereka menjadi momen yang bahagia Tuhan.

 

            Bella

            Seperti itulah yang Bella curahkan kepada diarynya. Ia akan tetap berusaha, entah apa hasilnya. Tiba-tiba teman-teman Bella datang dan Bella pun segera menyembunyikan buku diarynya itu.

            "Bella, aku rindu sama kamu," ucap Fani sembari memeluk Bella.

            "Iya nih, gak ramai kalau kamu gak ada," timpa Krystal. Ia kemudian ikut memeluk Bella.

            "Heem, cepet sembuh Bellanya aku," kata Rasya yang juga ikut memeluk Bella.

            Mendengar perkataan temannya, Bella hanya tersenyum kemudian mengangguk. Ia sudah tak kuasa menahan air matanya lagi. Bella dan teman-temannya akhirnya menangis bersama. Namun, kemudian mereka mengobrolkan hal yang tidak penting hanya sekedar basa-basi agar tak larut dalam kesedihan. Teman-teman Bella yakin Bella pasti akan sembuh.

            Beberapa hari kemudian, kondisi Bella semakin menurun. Ibunya panik dan segera memanggil dokter untuk memeriksa anaknya itu. Namun sayangnya, nyawa Bella tak tertolong. Bella sudah pergi. Keluarga dan teman-teman Bella menangis sejadi-jadinya di ruang inap Bella. Leo, kakak Bella yang melihat sebuah buku di sebelah adiknya itu lantas membuka dan membacanya.

            Bandung, 20 Agustus 2018

            Tuhan, maaf telah menuduh-Mu jahat. Engkau lebih dari Maha Baik, Tuhan. Mungkin saat keluarga dan teman-temanku membaca ini Bella telah kembali ke pangkuan-Mu. Kini Bella sudah tak merasakan sakitnya kemoterapi lagi. Percayalah, ujian ini begitu mengesankan, hingga aku tak tahu harus berucap apalagi selain berterimakasih pada-Mu, Tuhan.

            Untuk ayah, ibu, dan Kak Leo. Bella ingin kalian selalu bahagia walau tanpa hadirnya Bella. Terimakasih telah menjadikan Bella permaisuri kecil di dalam istana kita. Bella akan selalu melihat kalian dari atas sana. 

            Untuk sahabat-sahabat Bella, Fani, Rasya, Krystal terima kasih telah menjadi teman terbaik Bella. Terima kasih telah menjadikan hidup Bella lebih berwarna dengan canda tawa kalian. Tetap bahagia, jangan terlalu sedih karena Bella udah gak ada. Bella akan selalu bareng kalian kok. 

            Bella pamit ya. Bella akan kembali memeluk Tuhan. Bahagia di tempat yang jauh. Kalian bahagia, Bella juga bahagia

 

            Salsabella

            Tangis semakin menjadi ketika mendengar kakak Bella membacakan isi diary itu. Mereka tak pernah menyangka bahwa Bella sering mencurahkan isi hatinya di sebuah buku. Tetapi mau tidak mau, inilah adanya. Inilah jalan hidup Bella.

            Akhirnya Bella pun segera dimakamkan. Sahabat-sahabat Bella masih berada di rumah Bella. Mereka tak percaya bahwa mereka kehilangan teman yang paling ceria di antara mereka. Teman yang ramah dan baik hati. Tetapi keluarga dan teman-teman Bella berusaha berlapang dada. Mereka harus bahagia agar Bella juga bahagia di sana.

           

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun