Â
      Bella
      Seperti itulah yang Bella curahkan kepada diarynya. Ia akan tetap berusaha, entah apa hasilnya. Tiba-tiba teman-teman Bella datang dan Bella pun segera menyembunyikan buku diarynya itu.
      "Bella, aku rindu sama kamu," ucap Fani sembari memeluk Bella.
      "Iya nih, gak ramai kalau kamu gak ada," timpa Krystal. Ia kemudian ikut memeluk Bella.
      "Heem, cepet sembuh Bellanya aku," kata Rasya yang juga ikut memeluk Bella.
      Mendengar perkataan temannya, Bella hanya tersenyum kemudian mengangguk. Ia sudah tak kuasa menahan air matanya lagi. Bella dan teman-temannya akhirnya menangis bersama. Namun, kemudian mereka mengobrolkan hal yang tidak penting hanya sekedar basa-basi agar tak larut dalam kesedihan. Teman-teman Bella yakin Bella pasti akan sembuh.
      Beberapa hari kemudian, kondisi Bella semakin menurun. Ibunya panik dan segera memanggil dokter untuk memeriksa anaknya itu. Namun sayangnya, nyawa Bella tak tertolong. Bella sudah pergi. Keluarga dan teman-teman Bella menangis sejadi-jadinya di ruang inap Bella. Leo, kakak Bella yang melihat sebuah buku di sebelah adiknya itu lantas membuka dan membacanya.
      Bandung, 20 Agustus 2018
      Tuhan, maaf telah menuduh-Mu jahat. Engkau lebih dari Maha Baik, Tuhan. Mungkin saat keluarga dan teman-temanku membaca ini Bella telah kembali ke pangkuan-Mu. Kini Bella sudah tak merasakan sakitnya kemoterapi lagi. Percayalah, ujian ini begitu mengesankan, hingga aku tak tahu harus berucap apalagi selain berterimakasih pada-Mu, Tuhan.
      Untuk ayah, ibu, dan Kak Leo. Bella ingin kalian selalu bahagia walau tanpa hadirnya Bella. Terimakasih telah menjadikan Bella permaisuri kecil di dalam istana kita. Bella akan selalu melihat kalian dari atas sana.Â