Mohon tunggu...
Byron Kaffka
Byron Kaffka Mohon Tunggu... Karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Durhaka

12 Agustus 2017   00:58 Diperbarui: 12 Agustus 2017   02:39 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mungkin!" Jawab Mom, "tapi sepertinya Mom suka sama dia. Namun faktanya dia suami orang, dan kami tidak punya pilihan selain membuat perjanjian pra nikah, agar mommu ini tidak mengganggu pernikahan pertamanya, semacam itu Khafka! Lelaki itu pernah mensyaratkan tidak menikahi wanita lain, bila pernikahannya sempurna."

"Keknya dia istimewa bangat, sampai Mom mau dibuat kek gitu?"

"Mungkin aku mencintainya Khafka. Hanya terlambat bertemu dengannya, beberapa tempo masa. Aku harus menerima konsekwensi ini." Jawab Mom, atau sekedar alasan ingin pernah menikah, mengingat wanita hebat berkarir ini tidak membutuhkan finansial. Barangkali status sosial, yaitu; pernah menikah.

Lanjut aku bilang, "Kalau ditakdirnya laki-laki bakal kawin lagi, ya kawin lagi. Dari pada nolak-nolak poligamy, tapi kemudian lelakinya malah kebetulan dapat yang setia, kan durhaka? Makanya jangan bikin-bikin acara perjanjian pra nikah mom, entar kesananya kan kita tidak tahu."

" Asal bisa adil saja Khafka, dan bisa bawa istri ke surga."

" Amin!" Haha, Ups!

Mom mengeluarkan uang dari tasnya, membayar minuman lalu menggerakan tangannya kiss bye, melangkah di antara tamu-tamu lain, meninggalkan bar.

Setahuku, entah malam kapan lagi dia pasti kembali. Pertama dengan menangis, dan memintaku mencabuti tisu dari kotak, setelahnya baru bercerita bahwa semua tidak seperti rancangan di awalnya.

"Selamat malam mom, mimpi indah! Mom Endayani." Alunan musik menghanyutkan malam durhaka yang kian merambat dini hari. Aku melirik arloji, sebentar lagi off. Tamu terakhir menyampak ke meja bar, sepasang kekasih, berciuman dan saling berangkulan, order, vodka! Malampun akan mengalun seperti lantunan piano yang dimainkan musisi dalam instrumental malam durhaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun