Hal ini bukan hanya karena letak kebun mereka jauh dari kediaman saya di Kota Bengkulu, tetapi lebih disebabkan karena kesibukan dan terbatasnya waktu luang yang saya miliki sebagai seorang abdi negara, tetapi saya berniat suatu saat akan kesana.
Oleh karena itu ketika saya memasuki purna bakti di penghujung 2023, Â kurang lebih setahun yang lalu, saya menyempatkan diri berkunjung untuk melihat usaha kebun kopi mereka dari dekat.
Kunjungan saya Juli 2024, bertepatan dengan musim panen kopi,  cuaca cerah dan harga jual beras kopi sedang baik, harga  terbaik sejak beberapa dekade yang lalu.
Kedatangan saya, sepertinya sudah di- tunggu-tunggu oleh ketiga kemenakan saya yang letak kebunnya relatif berdekatan, mereka  senang menyambut dan melihat saya datang, sehingga rasa lelah dan capek saya setelah melintas medan yang berat, hilang seketika.
Lebih dari sepekan saya berada di kebun  mereka, ada yang saya bantu sebisanya metik buah kopi dan ada yang sebatas saya kunjungi pondok tempat tinggalnya saja.
Walaupun kunjungan saya di tempat usaha kebun mereka tidak begitu lama, namun dibalik itu terkandung hikmah yang luar biasa betapa  makna kekerabatan tidak cukup hanya dengan pengakuan secara lisan  tetapi wujud perhatian jauh lebih penting.
Tentu mereka  mengira seorang  paman yang sudah berumur dan selama beberapa dekade hanya berkutat dengan urusan kertas, pulpen, dan perangkat lunak lainnya, tidak mungkin mampu menjangkau areal perkebunan yang berada di perbukitan dengan hawa yang sangat dingin.#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H