Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengunjungi Kemenakan Berkebun Kopi Modal Nekad di Bukit 2024, Mirip Film " Perjuangan dan Do'a "

30 Desember 2024   17:05 Diperbarui: 30 Desember 2024   17:05 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan menuju areal perkebunan. Sumber : dokpri. 

Bersama ketiga kemenakan dan cucu abang. Sumber : dokpri. 
Bersama ketiga kemenakan dan cucu abang. Sumber : dokpri. 


Kekagetan saya bukan tidak beralasan, karena keempat kemenakan saya ini semuanya masih lajang dan tidak memiliki modal yang cukup untuk membuka usaha dan membiayai hidup, sebelum usaha yang diusahakan menghasilkan.

Jadi boleh dikatakan, mereka ini hanya modal nekad berkebun, yang lokasinya jauh dari kampung halaman dengan target dan harapan dalam waktu tertentu dapat berhasil merubah kehidupan yang lebih baik.

Kendati sangat memprihatinkan mendengar penuturan mereka  untuk memiliki sebidang kebun kopi, dimana untuk membiayai hidup, terpaksa harus bekerja mengambil upahan.

Dengan cara bekerja tempat orang lain lebih dahulu selama minggu, baru kemudian bekerja ditempat sendiri 1 minggu, dan begitulah seterusnya sampai kebun sendiri mulai memberikan hasil.

Pola bekerja seperti itu cukup lama dilakoni, mengingat tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang mulai menghasilkan setelah tanaman berumur 2,5 - 3 tahun.

Sebagai tambahan pendapatan dari upahan untuk biaya tersebut, mereka juga menanam   tanaman yang relatif cepat menghasilkan untuk dijadikan uang, seperti sayur-sayuran lokal, seperti bayam, lumai, katu dan cabe.

Pelan tapi pasti, dengan penuh kesabaran usaha berupa kebun kopi yang mereka geluti, sedikit demi sedikit sudah membuahkan hasil dan agar lebih fokus mengelola kebun yang cukup jauh tersebut, mereka berpikir harus ada pendamping hidup.

Lalu, satu per satu dari ke-empat orang kemenakan saya tersebut dalam jarak waktu yang tidak terlalu lama masing-masing diantara mereka menemukan jodohnya.

Meskipun semuanya sudah berumah tangga dengan tujuan dapat lebih fokus mengelola kebun masing-masing, tetapi ditengah perjalanan  salah seorang diantaranya berubah haluan untuk mencoba bisnis lain di wilayah perkotaan dan kebun kopi yang sudah mulai menghasilkan dijual sebagai modal bisnis barunya.

Sementara itu sebagai paman, kendati mereka sering mampir, baik dari kampung ngin  ke kebun  maupun pulang dari kebun mau ke kampung, yang sudah hitungan puluhan tahun, tapi selama itu pula saya belum sempat melihat kebun mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun