Tingkat pemerintahan terdepan, kelurahan/desa  agaknya  yang paling tepat untuk memprogram kegiatan senam ini, karena tidak hanya secara langsung bersentuhan dengan warga tetapi pengorganisasiannya barangkali  sedikit lebih mudah.
Bagi desa, tentu desa yang  letaknya dekat  dengan kota atau desa yang tingkat aktivitas dan mobilisasi  warganya relatif tinggi.
Lalu seperti apa mekanisme  ?
Lurah atau Kepala Desa bersama-sama dengan  Ketua Rukun Tetangga (RT) membuat jadwal pelaksanaan senam massal di RT-nya dan meminta agar seluruh warga dapat berpartisipasi setiap minggu satu kali atau sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Dalam pelaksanaannya, yang  penting dan pastikan ada minum dan makanan ringan hasil pertanian setempat berupa jagung, kacang goreng, ubi, pisang, dan lain-lain yang  semuanya direbus.
Serta jangan lupa " insentif " untuk Instruktur senam harus ada dan berapa besarnya harus disesuaikan, baik yang berasal dari kelurahan/desa sendiri atau menghadirkan  profesional berasal dari sanggar senam.
Dari mana sumber dana yang diperlukan itu didapat  ?
Bila tidak ada donator,  setiap kali dilaksanakan senam massal yang diikuti oleh seluruh  warga maka solusinya warga diminta iuran, sesuai dengan kesepakatan hasil musyawarah  warga  RT.
Majulah kita semua. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H