Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok

Hidup akan benilai dengan amal, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kiper Maju, Bereskah Urusan?

6 Mei 2020   09:30 Diperbarui: 6 Mei 2020   09:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmmm... Jadi begitulah, Udin. Dalam hidup berumah tangga itu, harus ada saling tolak ansur. Harus ada yang mengalah untuk hal yang baik itu. Udin kan belum mencoba, makanya enak saja berbicara seperti itu. Cobalah nanti Udin!" Mak Mu'in tampak sangat serius dari raut mukanya yang mulai memerah sehingga seperti dendeng balado.

"Benar itu, Udin" sambung Mak Sutan sambil memasukkan gula ke dalam Kowa Daun Mak Mu'in.

"Assalamu'alaikum Saudara-saudaraku semuanya!" tiba-tiba Angku kali datang, membuat orang yang ada di warung terkejut karena terlalu serius mendengar penuturan Mak Mu'in, Mak Sutan dengan si Udin tadi.

"Ooo Angku Kali Rupanya... Wa'alaikumussalam. Masuklah, Angku!" jawab Mak Sutan menyambut kadatangan Angku Kali di warungnya.

"Saya tadi sempat mendengar cerita yang berkembang di warung ini dari balik pintu. Jadi, sebenarnya tidak ada yang salah, kalau isteri tu Ikut pula bekerja mambantu suaminya. Walaupun yang menjadi kaptennya di rumah tangga itu tentu saja yang laki-laki. Ini salah satu efek samping dari emansipasi wanita agaknya. Sehingga lapangan pekerjaan sekrang ini sama-sama terbuka untuk laki-laki dan perempuan. Tentu syarat dan ketentuan berlaku. Begitulah kata Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya tempo hari." Angku Kali langsung memasukkan petuahnya.

"Iya, Angku. Cuma jangan sampai pula nahkoda itu dipegang dan dikendalikan oleh para ibu-ibu, bisa kacau urusan karenanya." Si Udin tampak masih belum mengerti juga atau memang karena kurang setuju tampaknya.

 "Justeru itu lah, Udin. Makanya harus ada SOP atau MOU yang jelas antara suami dengan isteri termasuk mertua juga. Kadang ketika anak dengan menantu damai-damai saja, tapi dipanas-panasi oleh mertua yang tidak setuju anaknya Ikut bekerja pula. Atau karena iba melihat menantunya yang harus Ikut pula memasak dan mencuci piring di dapur karena anaknya sibuk dengan pekerjaan di kantor." Mak Sutan pun tidak mau kalah mendengar perkataan si Udin.

"Maaf, Mak Sutan. SOP dengan MOU itu apa ya?!" Kini kening Udin pula yang berkerut mendengar istilah Mak Sutan.

"Ha ha ha ha..." Seisi warung orang tertawa mendengar pertanyaan si Udin.

"Itu makanya sekolah, Udin. Jangan cuma pandai bermain domino dan koa saja di warung kopi." Mak Mu'in mendapat kesempatan membalas si Udin yang dari tadi menertawakannya.

"Sekarang sudah satu sama mainnya, Udin! Ha ha ha ha". Mak Mu'in tertawa terkikih-kikih Sehingga hampir saja Kowa Daun tadi tertumpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun