Mohon tunggu...
yuliana indriani
yuliana indriani Mohon Tunggu... -

muslimah, mahasiswa dan pemimpi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

best friends???

28 Oktober 2010   23:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap detik berlalu begitu lambat ketika pelajaran berlangsung, sungguh rasanya aku ingin sekali menarik nindi keluar

dari kelas saat ini juga untuk menyampaikan kabar gembira ini kepadanya. Andai saja dia masih duduk di sampingku dan tidak menatapku seakan ingin membunuhku seperti tadi setiap menatapku maka mungkin aku sudah dari tadi menariknya keluar dari kelas sejarah yang membosankan ini.

“.. kau tahu... seandainya saja aku bisa menukar semua kesempatan dalam hidupku dengan kesempatan untuk menyampaikan kabar ini padamu maka aku akan menukarnya saat ini juga... karena bagiku kesempatan  membuatmu bahagia adalah lebih berarti dibanding semuanya..”

***

“nindi...” suaraku terdengar sedikit ragu-ragu, yah entah kenapa sekarang aku ragu-ragu bahkan hanya untuk memanggil namanya. Dia hanya menatapku sekilas lalu kakinya kembali melangkah.

“nindi..! tunggu sebentar...” kali ini aku melangkahkan kakiku untuk menyusulnya. Dia menghentikan langkahnya, lalu menatap dingin kepadaku. Ayolah... nindi tak bisakah kau kembali bersiap manis kepadaku sedikt saja. Aku ingin memberikan kabar gembira ini padamu.

“... hm.. nin, masih ingat lomba menulis yang kita ikuti bersama?” aku mencoba sedikit berbasa-basi padanya. Namun sayang, dia masih terlihat dingin. Bahkan sempat kulihat dia tersenyum sinis.

“masih berani kamu bahas ini sama aku? Apa kamu mau minta maaf? Maaf... aku sudah berusaha bersabar menunggu kamu meminta maaf selama ini, tapi kamu malah bersikap seperti tidak berbuat salah apa-apa... kamu hebat!” sungguh susunan kalimat yang dia ucapkan barusan tak bisa aku cerna sama sekali. Maksudnya apa? Aku hebat... maksudnya? Aku rasa aku kembali terlihat seperti orang bodoh dihadapannya, tapi aku benar-benar tidak mengerti apa-apa.

“aku kira kita teman... kita berbagi impian bersama dan berjanji mewujudkannya bersama. Tapi sekarang aku sadar, aku salah! Kamu... aku benar-benar tidak menyangka kamu melakukan semua itu! Kamu jahat.!”

“stop nindi! Aku benar-benar gak ngerti apa yang kamu omongin!” kali ini aku terpaksa berbicara dengan nada yang sedikit tinggi, tanpa sengaja mungkin aku sedikit berteriak... tapi itu bukan karena aku marah, aku hanya tak ingin dia dan aku tetap terjebak dalam keadaan dimana kita tidak saling mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

“kamu! Kamu ini sahabat macam apa?! Aku selalu percaya sama kamu. Aku bahkan mempercayakan mimpi terbesarku kepadamu, tapi... tega-teganya kamu melakukan semua itu, menghianati kepercayaanku.” mata nindi terlihat memerah, napasnya tak teratur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun