Pemuda, selalu dinarasikan sebagai sosok orang yang memiliki kekuatan fisik prima, idealisme, keberanian, integritas dan berorientasi masa depan. Kekuatan inilah yang kemudian menjadi harapan banyak orang untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan negara.
Dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), pemuda mendapatkan perhatian istimewa dari semua kalangan, bukan hanya kandidat, pemerintah dan penyelenggara Pilkada tapi dari seluruh elemen masyarakat yang mengharapkan perubahan ke arah lebih baik.
Pasalnya, secara fisik pemuda adalah orang yang paling kuat di antara generasi tua dan anak-anak, sehingga mobilitasnya dalam bekerja lebih besar, gesit, cekatan, serta produktif. Ia juga berani dalam mengambil keputusan dan tindakan tanpa memperdulikan konsekuensinya.
Hal yang paling dinanti dari seorang pemuda adalah idealismenya dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Ia senantiasa berpegang teguh pada prinsip bahwa Indonesia harus menjadi negara maju, bangsanya wajib hidup makmur dan sejahtera.
Keteguhan dan ketegasan dalam memegang prinsip atau ide yang diyakininya ini menjadikan pemuda tidak mampu disogok oleh kekuasaan atau kekayaan, sehingga masyarakat berharap banyak terhadap sosok pemuda untuk mengambil peran lebih aktif dalam proses Pilkada.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) boleh dikata sebagai penentu baik dan buruknya kehidupan masyarakat di tingkat daerah paling tidak selama lima tahun, karena kesempatan memilih pemimpin hanya lima tahun sekali dan yang terpilih nantinya akan menahkodai mereka.
Pemuda sebagai penerus bangsa dengan ciri-ciri tersebut di atas memiliki peran strategis dan vital, terutama menyongsong Indonesia emas 2045. Partisipasi pemuda dalam helatan Pilkada kali ini bukan hanya sebatas hak tetapi juga panggilan nurani, kewajiban moral dan tanggung jawab bersama untuk berkontribusi dalam proses pembangunan bangsa Indonesia.
Mengapa Pemuda Harus Berpartisipasi?
Selain membawa warna serta memberikan dampak positif dalam perpolitikan tingkat daerah, pemuda juga bisa menjadi inisiator sekaligus eksekutor perubahan ke arah yang lebih baik, ikut serta dalam mengawal, mempengaruhi dan bahkan membentuk masa depan daerah mereka masing-masing.
Pemuda hadir bukan sekadar sebagai penonton, tapi terlibat langsung dalam proses Pilkada dengan membawa energi, semangat dan idealisme tinggi sehingga layak disebut sebagai agent of change, generasi pembuat kemajuan dan kemakmuran Indonesia.
Lebih spesifik, mengapa pemuda harus berpartisipasi dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)? Paling tidak ada tiga hal, mempersehat iklim demokrasi, meningkatkan kesadaran politik dan memupuk jiwa kepemimpinan. Â
1. Mempersehat Iklim Demokrasi
Partisipasi aktif pemuda dalam Pilkada, baik sebagai pemilih, kontestan maupun tim sukses pasangan calon tertentu dapat mempersehat kualitas demokrasi Indonesia. Pasalnya, pemuda memiliki daya kritis dan protes cukup tinggi dalam menyuarakan idealisme mereka.
Isu-isu krusial yang luput dari perhatian publik dan pemerintah semisal kebebasan berpolitik, berbicara atau berpendapat, keterbukaan layanan pemerintah, keamanan, kebijakan ekonomi sosial dan lingkungan dapat disuarakan oleh pemuda.
Termasuk juga pengawasan proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak agar terhindar dari ancaman terbesar demokrasi selama ini: politik uang, kampanye hitam, dan manipulasi data pemilih.
Bila ini menjadi konsen pemuda dalam mengawal proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), maka secara otomatis kualitas demokrasi kita akan semakin sehat. Pilkada terlaksana dengan luber jurdil, bebas politik uang, melahirkan pemimpin berkualitas dan berintegritas. Â
2. Meningkatkan Kesadaran Politik
Keterlibatan pemuda dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mampu melenyapkan hantu apatisme dan skeptisisme yang dihembuskan oleh segelintir orang serta mendorong kesadaran politik kalangan muda.
Penting kemudian anak-anak muda terlibat aktif dalam proses Pilkada dan sesudahnya dalam rangka menginspirasi sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa politik itu penting bukan yang penting berpolitik, sebab kondisi yang kita rasakan saat ini merupakan buah kebijakan politik yang ditentukan oleh kita sendiri lima tahun silam.
Paling tidak, mulai membangun opini bahwa ketidakpercayaan pada sistem dan pemimpin itu hanya mampu dihilangkan dengan cara terlibat langsung dalam proses politik, baik sebagai pemilih, pemain maupun pengawas.
Semakin banyak anak muda yang berpartisipasi dalam helatan Pilkada kali ini, akan semakin meningkatkan kesadaran politik masyarakat secara umum, dan pastinya mereka memahami bahwa kebijakan publik yang dihasilkan dari proses politik akan sangat berdampak langsung pada kehidupan mereka.
4. Memupuk Jiwa Kepemimpinan
Pribahasa mengatakan, guru terbaik itu adalah pengalaman, dan pengalaman hanya didapat melalui proses pengamalan. Dalam artian, pemuda yang terlibat dalam proses Pilkada sedang berguru pada pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Secara khusus, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) turut menjadi wadah atau kendaraan bagi kalangan muda untuk menempa diri menjadi sosok pemimpin Indonesia saat ini dan nanti. Sebagai pemilih, kita akan belajar bagaimana memilih pemimpin dan siap dipimpin. Sebagai kontestan, harus mampu menjadi seorang pemimpin
Partisipasi langsung pemuda dalam proses Pilkada atau politik semisal akan membuka pintu wawasan tentang bagaimana kualitas demokrasi Indonesia, mengetahui dinamika politik lokal dan nasional, tantangan global, aspirasi masyarakat serta kompleksitas pembangunan.
Pengalaman terlibat dalam proses Pilkada ini akan menjadi modal dasar bagi seorang pemuda untuk menaiki tangga kepemimpinan yang lebih tinggi. Misalnya dari calon wali kota, kelak akan jadi calon gubernur, dan dari gubernur bisa jadi presiden Indonesia.
Menghindari Godaan Pilkada
Tumpuan harapan banyak orang bernama pemuda akan sirna manakala harta paling berharga milik sang pemuda berupa idealisme itu ditukar pragmatisme dan materialisme dalam Pilkada. Mereka yang awalnya idealis, teguh dan tegas di atas kepentingan masyarakat, tetiba menjadi pragmatis karena tawaran posisi strategis.
Impian menyehatkan demokrasi, meningkatkan kesadaran politik dan melahirkan pemimpin masa depan tak akan pernah terwujud sebab sang tumpuan harapan sudah tidak lagi berada di jalan yang benar.
Pilkada, selain tempat menyalurkan aspirasi serta menempa diri, tapi juga godaan kekuasaan yang dapat melunturkan nilai-nilai idealisme, keberanian, kejujuran dan lain sebagainya yang bila tidak dihindari akan mebawa dampak buruk bagi keberlangsungan bangsa dan negara.
Oleh karenanya, partisipasi pemuda dalam Pilkada menjadi penting dan strategis bukan hanya karena ingin menyehatkan iklim demokrasi, meningkatkan kesadaran politik kalangan muda, namun untuk menguji kadar keyakinan kita dalam memegang teguh idealisme dan integritas.
Pemuda adalah masa depan Indonesia, dan Pilkada merupakan salah satu panggung di mana kita dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan Indonesia adil, makmur dan maju. Sebagai pemuda, pastikan kita berpartisipasi supaya proses Pilkada berjalan secara Luber-Jurdil. Â Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H