Artinya, ketergantungan kita pada media sudah bukan rahasia lagi, bahkan menurut sebuah penelitian 70 persen waktu masyarakat Indonesia, termasuk kita, dihabiskan untuk berinteraksi dengan media dengan rata-rata 3 jam 18 menit setiap hari (We Are Social).
Tentu saja, kabar sangat baik ini harapannya dapat selaras dengan tingkat literasi masyarakat pada media itu sendiri, sehingga kehadiran informasi teknologi ini bisa menjadi keberkahan tersendiri bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Dalam arti lain, lebih banyak dampak positifnya daripada negatifnya, dan hal ini patut untuk kita syukuri.
Sehingga, apa yang sudah diramalkan oleh Alvin Toffler dan kekhawatiran Nicholas Car serta para pegiat literasi media lainnya betul-betul tidak akan terjadi. Ya, meskipun ada, jumlahnya mungkin sangat sedikit, dan itupun karena faktor belum mendapatkan pencerahan bagaimana seharusnya memanfaatkan kehadiran teknologi informasi sebaik mungkin.
Kemampuan kita untuk menggunakan media, baik sebagai penonton, pendengar, pembaca maupun sebagai pengguna memungkinkan kita menerima dan mencari isi media.Â
Pertanyaan muncul kemudian, apakah beragam dan banyaknya isi media yang kita terima atau sebarkan itu merupakan informasi yang kita butuhkan dan bermanfaat untuk diri dan orang lain.
Mengapa Literasi Media Penting?
Jadi, kembali pada judul tulisan ini, mengapa literasi media penting?Â
Pertama, supaya kita tidak terjebak dan turut menjadi bagian dari sumber kegaduhan informasi itu sendiri.Â
Kita bisa melihat hingar-bingar kehidupan dunia maya saat ini, masih dipenuhi dengan penyebaran hoaks, provokasi, gosip, caci dan maki serta keburukan-keburukan lainnya.
Melihat kenyataan ini, maka kita dapat menyimpulkan tingkat literasi media kita masih sangat rendah dan pastinya perlu ditingkatkan, dan yang paling penting adalah kita bukan termasuk bagian penikmat, pembuat dan penyebar segala jenis keburukan tersebut. Salah satu caranya, adalah senantiasa meningkatkan literasi media kita setiap saat.
Kedua, kepekaan dan kemampuan menganalisis sebuah konten media harus dibarengi dengan keberanian mengadukan konten negatif kepada pihak berwenang, sehingga kita juga berperan sebagai penyeimbang dalam arus informasi.Â