“Wah, kalian memang pasangan yang serasi,” sambut yang lain.
“Kita memang tidak salah mengundang kak Yusuf untuk kegiatan Gelar Ramadhan kemarin. Selain dapat ilmunya, juga ada teman kita yang dilamar menjadi istrinya,”
“Lalu bagaimana dengan sekolahmu ? Kan kelulusan masih enam bulan lagi ?”
“Tidak masalah. Kami hanya menikah secara siri, secara agama. Memang kak Yusuf sendiri yang menginginkan pernikahan ini. Tujuannya agar kami tidak berzinah. Selain itu kak Yusuf kan masih kuliah di Bandung. Jadi memang tidak memungkinkan bertemu setiap hari,”
“Kalau ternyata kamu nanti sampai punya anak bagaimana ?”
“Tidak masalah. Anak kan berarti rezeki. Masa rezeki kita tolak ?”
Bagai disambar meriam VOC, Kikan tersentak kaget. Jadi……kak Yusuf telah…..menikah dengan kakak kelasku sendiri ? Demikian bathin Kikan. Kikan ingin cepat-cepat meninggalkan musholah sekolahnya. Matanya sudah dipenuhi air. Untunglah gak sampai tumpah membanjiri sekolah. Karena Kikan mencoba menahannya sekuat mungkin. Baru di malam hari, di tempat tidurnya Kikan menangis sepuas-puasnya.
Esoknya Kikan mulai meragukan keseriusannya untuk memakai kerudung lagi. Dalam kebimbangan, Kikan yang masih tetap memakai kerudung, berjalan kaki menyusuri mall terkenal yang dekat dengan sekolah. Tampak baju beraneka model terpajang di kaca etalase. Kikan berhenti dan merenung sejenak.
Banyak dari model-model baju yang ada pernah dikenakan Kikan. Namun semenjak Kikan mengikuti pengajian, model-model itu langsung disumbangkan ke orang lain yang ingin memilikinya. Kikan menghela nafas sejenak lalu merenung dalam-dalam. Adakah keinginan untuk mengenakan kembali model tersebut ?
“Ah, perduli dengan model baju itu. Aku memakai kerudung karena memang aku ikhlas untuk memakainya. Bukan semata karena kak Yusuf,” Kikan berkata dalam hati.
Seakan kata-katanya itu bergema dalam hati, maka terbentang jalan lapang untuk Kikan. Kikan pun kembali ceria dan tidak jutek lagi. Kikan juga masih suka cowok imut, meski kali ini untuk menjadi teman belajarnya. Yah….memang buat apa untuk suatu niat yang baik harus tergantung pada seseorang ?