Sebuah seni untuk mengabadikan kenangan
Burliyan Sutendi
Katanya tak terasa waktu berjalan
Bak bulu yang beterbangan
Benar adanya, pikirku masih terpaku di sebuah jalan
Hingga kusadar semuanya lamban, melamban
Dariku kecil hingga sekarang
Ada banyak perjuangan yang datang
Pahit getir menghitam layaknya arang
Asam garam kehidupan diterjang
Orang-orang datang silih berganti
Baik budi hingga menikam hati
Setidaknya aku masih disini menanti
Mengingat mereka yang setia sampaiku mati, nanti
Tak selalu hidup semuram gemuruh di awan
Ada kalanya gembira berhias kemilauan
Senangnya diriku masih punya dirimu kawan
Akan kujaga semua selalu dalam kenangan
Tangis kadang membasuhi kedua pipiku
Memandangi setiap potret dan gambar gerak dalam layar genggamanku
Bahagianya sangat sederhana, inilah caraku
Menjaga setiap momentum abadi hingga nanti ku membeku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H