NAMUN, SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ORANG YANG DIKEHENDAKI ALLAH UNTUK MENDAPAT AZAB DARI WABAH TERSEBUT ?
Dalam hadist lain disebutkan;
"Wabah adalah (pahala) syahid bagi orang-orang yang beriman serta rahmat bagi mereka dan azab bagi orang kafir" (HR. Ahmad: 20767)
Ibnu hajar menuliskan bahwa hadist di atas jelas menerangkan bahwa wabah tha'un sebagai rahmat itu hanya dikhususkan bagi orang-orang Islam saja. Dan apabila ia menimpa orang kafir, maka itu adalah azab bagi mereka yang dipercepat di dunia sebelum akhirat.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa orang yang dikehendaki untuk mendapat adzab dari wabah tha'un itu adalah orang-orang kafir. Dan perlu dipahami, bahwa wabah yang secara jelas diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai adzab bagi orang-orang kafir itu adalah wabah tha'un yang terjadi di zaman itu. Sehingga hal tersebut tidak bisa melegitimasi pemikiran kita bahwa Covid-19 saat ini adalah adzab bagi orang-orang kafir di zaman kita, karena hanya Allah yang mengetahui rahasia di balik semua ini.
Apakah wabah juga merupakan rahmat bagi muslim yang bermaksiat atau tidak?Â
Dalam hal ini Ibnu hajar menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan. Namun sebelumnya, kita perlu memahami maksud dari muslim yang bermaksiat terlebih dahulu, yaitu adalah orang yang melakukan dosa besar dan terkena wabah sedangkan ia tetap melakukan dosa tersebut.
 kembali kepada dua kemungkinan tadi, yaitu:
Kemungkinan Pertama, bisa dikatakan bahwa wabah bukanlah rahmat bagi muslim yang bermaksiat, sehingga apabila ia terkena wabah dan meninggal karenanya maka tidak akan mendapatkan pahala syahid. Kemungkinan ini bisa diperkuat dengan:
1. Ayat Al-Qur'an;
"Apakah orang-orang yang melakukan keburukan itu mengira mereka akan kami jadikan seperti orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan?" (QS. Al-Jatsiyah: 21)