Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Makna Bedol dan Kirab Pusaka di Hari Jadi ke-521 Ponorogo

1 Oktober 2017   07:50 Diperbarui: 1 Oktober 2017   15:02 4473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Nardi juru kunci komplek makam Raden Katong Ponorogo menerima pusaka

doa bersama dan seusai bedol pusaka.
doa bersama dan seusai bedol pusaka.
larut dalam doa meski menjelang subuh
larut dalam doa meski menjelang subuh
pendopo makam komplek makam Raden Katong
pendopo makam komplek makam Raden Katong
Sapto Jatmiko kepala dinas Pariwisata mengatakan, terlepas suasana magis tidaknya ini merupakan bentuk pelestarian budaya. Agar generasi sekarang mengetahui bagaimana cikal bakal Ponorogo, bagaimana Islam berkembang di Ponorogo, apa saja yang dulu terjadi, dan benda-benda bersejarah tersimpan dan terawat meski usianya sudah sudah tua.

"Biar kita sama-sama tahu sejarah, sehingga kita bisa bercerita pada anak cucu, dan tidak gampangan kaget bila tiba-tiba kebudayaan kita di klaim negara lain seperti seni reyog dulu." Imbuhnya.

"Ini lo... senjata andalan Ponorogo waktu itu, jangan sampai pusaka bersejarah tersebut rusak ataupun terlepas dari Ponorogo bahkan terbawa sampai luar negeri..." kata kepala dinas pariwisata tersebut. Pusaka tersebut sudah berumur lebih 500 tahun, karena perawatan yang seksama sehingga pusaka-pusaka tersebut masih bisa disakskan sampai sekarang ini. Dan ini menjadi tugas dinas yang dipimpinnya, selain melestarikan juga mempromosikan agar kasanah budaya Ponorogo bisa dinikmati orang dari luar Ponorogo bahkan luar Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun