Pada intinya dengan memelihara burung bertuah dengan ciri-ciri tertentu nasib dan kehidupan pemiliknya akan bertambah baik, harapannya.
"Yen niku riyin mas...." ralat pak Margono, itu cerita dulu. Namun begitu katanya jaman sekarang masih banyak yang punya anggapan begitu, hanya saja mereka gak bakalan berterus terang atau mau menjawab alasanya memelihara. Paling-paling seneng burung atau hobi saja, kata Pak Margono.
Bagi pengusaha atau pedagang sering memelihara perkutut Kusuma Wicitra, bentuk paruh dan kakiknya keputih putihan. Ini perlambang melimpahnya harta.
Bagi yang ingin pangkat, derajat, ataupun pimpinan sering memelihara perkutut Wisnu Murti, yang warna bulunya kehitam-hitaman. Mungkin berharap bijaksana dan disegani mirip dewa Wisnu. Menurut pak Senen banyak pegawai yang wira-wiri di lapangan ini mencari perkutut jenis ini.
Bagi orang dalang, oaring yang pinter orasi, pandai pidato, guru biasanya memelihara perkutut candra sabda. Dengan harapan segala katanya seperti sabda dan banyak didengar dipercaya banyak orang.
Masih banyak lagi kata pak Margono seperti, perkutut Wisnu Wicitra, Perkutut Gendawa Sabda Ciri, Perkutut Gedong Mengo, Perkutut Mercuci, perkutut Muncis, perkutut Udan Liris, Perkutut Kinayungan, perkutut Sangga Bhuana, dan banyak lagi katanya.
Perkutut juga bisa menjadi sarana pengobatan katanya lagi. Perkutut Rupo Cahyo dia sering menuruh orang yang keluarganya sering berselisih untuk memelihara perkutut model ini dengan harapan  rupa dan cahaya keluarganya berubah menjadi kedamaian dan kegembiraan. Perkutut Sri Mangumpel ini untuk keluarga yang sakit-sakitan, atau salah satu anggotanya sakit tak sembuh-sembuh.
Selain membawa keberuntungan perkutut juga bisa membawa kesengsaraan maka-nya harus dihindari jenis jenis perkutut buntel mayit biasanya cirinya pada sayapnya ada warna putihnya, perkutut labuh geni warnanya kemarahan.
Itu dari sisi mitos, namun yang diperlombakan di tempat ini adalah suara. Suara perkutut yang paling merdu. Ada beberapa kreteria dan patokan yang sudah menjadi standar nasional dan dibakukan. Juripun dihadirkan dari luar daerah. Ada beberap jenis kelas yang diperlombakan. Untuk jenis perkutut yang merdu suaranya bisa dihargai ratusan juta bahkan milyaran. Orang kalau suka harga berapapun pasti akan dikejar, kata pak Yanto. Orang senang atau suka itu tidak ada standarnya dan tak bisa diukur dengan uang. Kepuasan itu juga tidak bisa tergantikan uang, katanya lagi. Sama halnya orang yang jatuh cinta, kemanapun akan dikejar.