Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ada Pantai Kuta di Pelosok Pacitan

4 September 2016   07:13 Diperbarui: 4 September 2016   12:46 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gundukan bukit berbatu ini memisahkan dua pantai, yang sebelah barat cocok untuk sunset, sedangkan yang timur untu sunrise. Tampak pula bangunan baru yang teratur dan modern untu menginap

Saya merasa asing, merasa ini bukan Pacitan. Sedikit sekali orang lokal yang terlihat, perkampungan di bibir pantai ini jauh dari angan saya. Jujur lebih indah dan teratur baik bangunan serta pedagang maupun fasilitas toiletnya.

"Mas bangunan-bangunan indah ini miik siapa?" tanya saya pada lelaki yang menawarkan menginap. Tapi dia hanya menggeleng.

"Nginap di sini mahal mas... di atas 3 juta, kalau pengin murah di tempat saya di dekat gapura masuk 200-an sudah AC dan Wi-fi..." tawarnya.

"Ini milik siapa mas?" tanya saya lagi

"Pokok bukan milik orang sini," jawabnya singkat serasa ingin menghentikan pertanyaan saya. Kontras sekali terasa bangunan yang di sekitar jalan dibanding di sekitar pintu masuk ataupun di bibir pantai.

Konon dulu orang-orang luar Pacitan membeli tanah-tanah di sekitar pantai. Dulu tanah-tanah berbatu ini tidak produktif, ditanami singkong saja sulit. Konon tanah-tanah disini dibeli murah, dibeli mengatasnamakan orang asli Pacitan tapi yang mendanai orang-orang luar Pacitan. Tapi entahlah, orang-orang hanya menggeleng atau menjawab bukan milik orang desa ini, ketika ditanya.

pantai di timur bukit
pantai di timur bukit
jernih da mbak berbuik, membuat gila penyuka potograpy
jernih da mbak berbuik, membuat gila penyuka potograpy
Semak belukar dan terjalnya gunung batu Desa Watu Karung menjelma menjadi surga, surga pelancong begitu juga surganya pecinta surfing. Saban hari tak bule pecinta surfing berlalu-lalang di pantai yang antara cekungan barat dan timur tak lebih dari 1 Km.

Ombak berbuih, pantai berpasir putih, air yang jernih dijamin bisa menghilangkan letih. Sebenarnya ada 2 jalan besar ke tempat ini, satu lewat timur satu jalan dengan Pantai Serau, sedangkan satunya lagi dari barat jalannya satu jalur dengan Pantai Klayar. Jalan yang terakhir ini lebih landai dan lebar. Dan ini seharusnya yang saya pilih kemarin, agar tidak terlalu jauh berjalan kaki menuju pantai.

hotel-hotel yang rapi dan tertata, menambah keindahan
hotel-hotel yang rapi dan tertata, menambah keindahan
Gegap gempita rakyat sekitar menyesuaikan kondisi. Desa terpencil tersebut berangsur menjadi kota di tengah hutan. Begitu mata pencaharian buruh tani yang turun temurun berangsur dikesampingkan. Tapi masih terasa gagap, mereka serasa menjadi penonton di kampungnya sendiri. Mereka rata-rata berjualan di jalan besar, berjualan cindera mata.

Sebagian lagi menjadi nelayan, mereka bekerja sama dengan nelayan Jawa Barat-an yang melaut di laut Pacitan. Tampak perahu-perahu nelayan bertuliskan Garut dan bernama khas Sunda. Tapi biar bagaimanapun, kehadiran orang luar Pacitan ini berdampak baik untuk orang sekitar Desa Watu Karung. Keahlian mencari ikan bertambah maju dengan datangnya nelayan Jawa Barat, katanya.

Sarana dan prasarana pun terus dikejar oleh pemerintah daerah. Jalan-jalan dikepras dan dilebarkan, jalan-jalan diperhalus, jalan-jalan baru dibuka agar terkoneksi dengan pantai atau tempat wisata lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun