Trenggalek, 6 Mei 2016
Pemandangan yang indah ketika melihat perahu berwarna-warni berjajar sepanjang muara. Pemandangan yang sulit didapatkan setahunan yang lalu ketika berkunjung ke pantai Konang yang berada dikecamatan Panggul kabupaten Trenggalek ini. Suatu pemandangan yang menggoda bagi orang-orang yang berkalung kamera untuk menjepretnya. Ada yang janggal dari ratusan perahu bermesin yang berjajar di sepanjang muara itu bertuliskan bantuan DAK kabupaten Garut. Mengapa perahu bantuan pemda Garut itu berlabuh di pantai Konang Trenggalek ini?
Rasa penasaran untuk mendekat dan bertanya kepada lelaki yang sedang berkumpul duduk-duduk sambil mempersiapkan peralatan untuk melaut.
"Baitone pun bade dibidalaken pak?" tanya saya kepada mereka dengan memakai bahasa Jawa kromo (halus). Mereka saling pandang dengan pertanyaan saya. Saya bertanya perahunya apa akan diberangkatkan melaut. Salah satu dari mereka menjawab, bahasanya kagok buat saya, logat ngapaknya kental. Perlu waktu lama untuk mengerti apa yang dibicarakan. Saya hanya manggut-manggut pura-pura mengerti, sambil terus melihat mereka yang sedang bermusyawarah. Tampak juga diantara mereka agak kesal pada sesama nelayan, karena salah satu nelayan tidak menuruti apa yang dianjurkannya.
Para nelayan tersebut saling membantu nelayan lainnya untuk mendorong perahunya ke air. Air tak kunjung pasang sehingga perahu mereka terjebak di muara. Mau menelusuri muara sungai tak berani karena perahu mereka bisa bocor menabrak bebatuan yang ada disisi kiri.
"Saya dari Garut mas, perahu-perahu itu bantuan dari Pemda Garut, kamimenginap ala kadarnya di tempat ini..." cerita pak Mulyadi.
"Kami berangkat melaut jam 4-5 sore dan pulang berlabuh jam 7 pagi, setiap perahu perpenumpang 2 orang, karena kalau 3 orang terlalu sempit untuk bergerak.." katanya lagi.
Mereka hanya beristirahat siang di pantai ini, sambil menunggu hari menjelang petang untuk berangkat melaut.
Menurutnya dalam semalam bisa mendapatkan 1-2 kwintal ikan bersama 1 temannya dalam satu perahu. Kebanyakan perahu milik juragan, yaitu orang yang memiliki perahu serta memodalinya melaut. Meski diantaranya mereka ada yang meiliki perahu. Pembagian 40-60 dengan perincian 40% untuk pemilik perahu dan 60% untuk yang melaut, Pemilik perahu menyediakan solar dan bekal makanan serta peralatan selama semalaman melaut. Ketika ditanya apakah para juragan tersebut tidak kawatir ditelikung tentang perolehan hasil?