Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hitam Putih; Bercerita Rentang Hidup

2 Mei 2012   02:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:51 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya jadi ketawa dalam hati, saat ini saja daerah kami [rumah kediaman bapak] pegunungan, jalannya naik turun, dan ketika saya SD saja belum diaspal, masih batu dan lumpur, bahkan batu-batunya sebesar kepala, buat apa sepeda kala itu?

Kata bapak sepeda tersebut banyak dituntunya dari pada di kendarai, paling-paling pas ada jalan datar bisa di kendarai.

Kala itu bisa punya sepeda saja sudah luar biasa, katanya bisa nambah gengsi. Tiap kali datang puluhan muridnya akan ikutan mendorong atau pegang sepeda tersebut.

[caption id="attachment_174873" align="aligncenter" width="109" caption="Saya digendong Ibu"]

1335923103236791978
1335923103236791978
[/caption]

Ini ibu saya, dan anak kecil yang digendong itu saya [cerita bapak].

Model baju yang dipakai ibu kala itu sudah luar biasa, mungkin satu kampung yang punya cuma ibu, dan jam tangan yang dipakai ibu adalah gaji pertama bapak.

Dan anak yang digendong ibu itu, sekarang nakalnya luar biasa wakakakakaka, sudah kawin punya anak 2, yang nakalnya  nggak kalah dengan bapaknya.

Ibu kala itu masih kurus dibanding sekarang, namun modis kala itu, maklum istri guru di kampung sehingga paling ngetrent sendiri.

Dan di gambar latar adalah rumah bambu berlantai tanah, itu rumah kami kala itu sangat sederhana. Dan sekarang sudah di renovasi dengan ditembok [tahun 1982-an].

[caption id="attachment_174881" align="aligncenter" width="576" caption="Ini Photo Bapak-Ibu sekarang"]

1335924352521489838
1335924352521489838
[/caption]

[caption id="attachment_174875" align="aligncenter" width="126" caption="Kakak memeluk bunga"]

1335923521400183558
1335923521400183558
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun