Saya jadi ketawa dalam hati, saat ini saja daerah kami [rumah kediaman bapak] pegunungan, jalannya naik turun, dan ketika saya SD saja belum diaspal, masih batu dan lumpur, bahkan batu-batunya sebesar kepala, buat apa sepeda kala itu?
Kata bapak sepeda tersebut banyak dituntunya dari pada di kendarai, paling-paling pas ada jalan datar bisa di kendarai.
Kala itu bisa punya sepeda saja sudah luar biasa, katanya bisa nambah gengsi. Tiap kali datang puluhan muridnya akan ikutan mendorong atau pegang sepeda tersebut.
[caption id="attachment_174873" align="aligncenter" width="109" caption="Saya digendong Ibu"]
Ini ibu saya, dan anak kecil yang digendong itu saya [cerita bapak].
Model baju yang dipakai ibu kala itu sudah luar biasa, mungkin satu kampung yang punya cuma ibu, dan jam tangan yang dipakai ibu adalah gaji pertama bapak.
Dan anak yang digendong ibu itu, sekarang nakalnya luar biasa wakakakakaka, sudah kawin punya anak 2, yang nakalnya  nggak kalah dengan bapaknya.
Ibu kala itu masih kurus dibanding sekarang, namun modis kala itu, maklum istri guru di kampung sehingga paling ngetrent sendiri.
Dan di gambar latar adalah rumah bambu berlantai tanah, itu rumah kami kala itu sangat sederhana. Dan sekarang sudah di renovasi dengan ditembok [tahun 1982-an].
[caption id="attachment_174881" align="aligncenter" width="576" caption="Ini Photo Bapak-Ibu sekarang"]
[caption id="attachment_174875" align="aligncenter" width="126" caption="Kakak memeluk bunga"]