Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Ramen] Semalam dengan Ningrum PSK Ngguyangan

10 Januari 2012   09:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 11969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_154796" align="alignleft" width="300" caption="dhinocolection"]

1326243364672462106
1326243364672462106
[/caption] "Namun baru saja pemanasan, kami kegerahan dan aku menancapkan steker kipas angin di kamarku agar nggak kegerahan, begitu steker aku tanyapkan tiba-tiba ada kilatan cahaya dari stop kontak dan berbunyi kretek-kretek.... dan setelah itu aku ndak ingat apa-apa..." cerita Ningrum terus mengalir tanpa beban.

"Dan tahu-tahu aku sudah jadi rubungan, katanya aku kestrum listik kipas angin, dan ini jempol dan telunjukku sampai gosong...."jelas Ningrum sambil menujukan jarinya yang dikasih plester.

"Aku kapok nggak akan nglonthe lagi, katanya orang-orang kalau lonthe meninggal pas pakai pakaian serba merah akan jadi hantu, arwahnya akan gentanyangan dan akan banyak makan kurban kayak film vampir di pilem-pilem Hongkong...." ucap Ningrum tampak menyesal tatapannya kosong.

"Aku akan kerja seadanya, atau pergi ke Hongkong cari duwit sing bener, nggak akan nge-lonthe lagi." katanya lagi, dan tak terasa truk saya telah sampai di daerah Balerejo yang berarti sebentar lagi Ningrum harus turun.

"Dongakno ya mas.... aku bisa menjalankan apa yang sudah jadi niatku ." pinta Ningrum, dan aku segera menepikan truk-ku dan Ningrum menatapku dalam sekali, tiba-tiba dia memeluk dan menciumku. Dan menguman sebelum membuka pintu untuk keluar," Maka disinilah aku sendiri sekarang menatap cakrawala, dan menitipkan sebuah doa yang penuh harapan untuk hari esok."

[caption id="attachment_154797" align="alignleft" width="300" caption="Trukkargo"]

13262434561299940922
13262434561299940922
[/caption]

Aku menatap kepergian Ningrum yang mengendarai motor ojek sampai ditelan gelapnya malam, dan tak terasa air mataku banjir membasahi pipiku. Tidak tahu apa yang ada dipikiranku, antara bahagia terharu kasihan jadi satu.

NB:Ngidul : kidul [selatan] Ngguyangan : Lokalisasi di barat kota Nganjuk Lonthe : pelacur Brambang : bawang merah [Nganjuk sentra bawang merah] [caption id="attachment_154798" align="alignleft" width="300" caption="desa rangkat"]

13262436121829487065
13262436121829487065
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun