Menurut mereka, sekitar 2 bulanan ini pesanan meningkat, tidak tahu apa sebabnya mungkin imbas musim liburan kemarin. Ramainya jalur Pacitan Ponorogo akan menambah penghasilan mereka, karena semakin banyak orang yang penasaran dan mampir pada gubuknya.
Bilamana tidak ada pesanan, batu akik yang sudah jadi diambil pengepul dari Pacitan untuk dipasarkan di tempat wisata. Meski harga di tempat wisata bisa berkali lipat mereka lebih seneng membikin dan langsung menjualnya tanpa harus menunggu laku dan tidaknya. Sambil melayani pelanggan dadakan yang mampir di tempat usahanya. Dan disyarankan kalau mempunyai bahan batu bagus silahkan mampir untuk dibuatkan, dengan menunggu 1-2 jam batu akik sudah jadi.
Menurut mereka, orang memakai akik dengan model dan ukuran yang besar besar dengan warna gelap, orang menganggap batu batu tersebut bertuah, seperti bentuk tro banyu (ada air dalam batu) miriip waterpas, tapak jalak (ada tanda plus) bertuah buat kesaktian, torong (terang tengah) berkasiat bisa untuk meneropong. Tapi itu dulu, sekarang bergeser dengan warna yang cerah dan tembus pandang, seperti merah cerah, hijau cerah, biru cerah. Dan bila disorot lampu senter bisa tembus dengan warna-warna tersebut harga batu akan semakin mahal, dan pemakainya-pun sekarang orang orang muda dan ibu-ibu, kalau dulu cuma bapak-bapak yang sudah umur setengah baya.
Meski murah bukan bearti merugi, karena bahan yang mudah didapat dan peralatan yang sederhana, serta ditempat gubuk seadanya kata mereka tidak perlu mengeluarkan modal banyak. Pengeluaran hanya buat listrik, amplas dan mata gerinda. Makan dan minum di rumah yang tinggal menyeberang jalan. Dan bila menginkan batu yang bagus atau bahan batu yang bagus pelanggan dipersilahkan unutk datang dirumahnya yang berada diseberang jalan dengan naik ke atas bukit di utara jalan.
Rasa penasaran saya untuk membandingkan dengan harga di gerai dan penjual batu akik yang berada di kota, meski pilihannya banyak tapi harganya naik menjadi 3-5 kali lipat, sedangkan bahan batu rata-rata naik 3 kali lipat. Namun pembeli tinggal memilih dan tidak perlu menunggu. Rata-rata batu yang sudah diberi frame (cincin) berharga 50 ribu ke atas. Lagi-lagi lagi kerasnya perbukitan Pacitan menghidupi mereka yang dengan rajin mengolah dan bisa memanfatkannya.
Untuk melihat reportase teman-teman Kampret lainya buka kampretjebul
*) Salam dari desa
*) Salam Kampret
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H