Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[kampretjebul3] Tari Bambangan Cakil di HUT Pacitan

20 Februari 2015   05:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan dari alun-alun sebelah barat pula muncul Kesatria (bambangan) yang diperankan wanita cantik, dengan lemah lembut, serta hati-hati dalam setiap gerakan dan tindakan, ini menggambarkan jiwa kesatria yang lembut, sopan santun dan penuh rendah diri, dan membawa kebaikan bagi semua.

Dan ketika kesatria tengah menenangkan diri dengan bersemedi Cakil menggangunya dengan segala cara, mulai merusak tempat semadi sampai mengganggu secara rohani maupun secara fisik.

Kesatriapun tidak goyah sampai menyelesaikan semedinya.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="terjadi pertempuran antara kesatria dan Cakil"][/caption]

[caption id="attachment_351975" align="aligncenter" width="600" caption="Cakil mengeluarkan senjata"]

14243596081775426350
14243596081775426350
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="akhirnya Cakil kalah dan tewas oleh senjatanya sendiri."][/caption] Selesai semadi Kesatria masih diganggu oleh Cakil, dan pertempuranpun tak terelakan, segala daya kemampuan dikeluarkan namun cakil semakin kalap dan mengeluarka senjatanya, pertempuran semakin seru, meski dengan kelembuatan sang kesatria bisa menaklukan Cakil. Cakil terhunus senjatanya sendiri dan tewas, dan kemenangan berpihak pada kesatria (bambangan).

Ada pesan khusus yang diusung pada hari jadi ini, kejahatan dan keangaramurkaan akan ditumpas dan dikalahkan oleh kebaikan dan kebenaran.

Acara ditutup dengan dahar kembul bujono, yakni makan bersama antara penonton (rakyat) dan bupati dan semua undangan, makanan berupa nasi bungkus khas Pacitan, tidak ada beda antara yang makan rakyat dengan yang dimakan para penguasa. Dan porak gunungan berebut makanan yang dibikin gunungan yang sebelumnya diarak ikut kirab. Penonton berhambuaran memasuki halaman pendopo untuk berebut makanan dalam gunungan, mereka menganggap makanan ini mengandung berkah tertutama ketika hari jadi begini.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="porak gunungan, penonton (rakyat) berebut makanan pada gunungan yang dianggap bisa membawa berkah"][/caption]

Selamat Hari Jadi Kabupaten Pacitan yang ke 270, semoga gemah lipah loh jinawi tinebihno saking bilahi lan ciloko. Dan untuk melihat perjalanan selanjutnya dan kegitan teman teman lain silahkan mengunjungi tempat bermain mereka *) Salam Kampret *) Salam Budaya *) Salam Njepret

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun