Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ramadhan di Situs Troloyo

25 Juni 2015   11:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:12 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_353016" align="aligncenter" width="540" caption="Halaman dan pintu gerbang situs makam Troloyo"][/caption]

Mojokerto, 24-06-2015

Mojokerto kaya akan situs-situs peninggalan jaman kejayaan Majapahit, mulai bangunan candi, kolam, reruntuhan, serta makam-makam kuno. situs makam Troloyo mengusik saya untuk mampir berkunjung ke sana, kompleks makam Islam kuno yang berada di area pusat kerajaan Majapahit kala itu.

Suasana sedikit berbeda dibanding hari-hari biasa diluar bulan Ramadhan, kalau diluar bulan amadhan pengunjung kebanyakan berombongan membawa bus dan begitu selesai berziarah mereka lansung pulang. Sedangkan saat Ramadhan begini pengunjung datang sendirian atau rombongan kecil 2-3 orang dan bermukim agak lama di kompleks situs ini, 1-2 minggu bahkan ada yang sampai lebaran tiba. Namun begitu ada juga rombongan yang memakai bus mini seperti yang saya ketemui kemarin.

Maryono pengunjung dari Klaten mengatakan sudah seminggu ini datang di Troloyo, dia berencana sampai pertengahan puasa dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan ke daerah Mojoagung komplek Wali Judeg atau yang terkenal Sayid Sulaiman. Ada alasan menurutnya mengapa dia lebih suka mengunjungi tempat ini ketika bulan puasa, suasana sepi dia lebih bisa berkonsentrasi untuk beribadah, karena jumlah pengunjung saat awal Ramadhan berkurang dan baru ramai ketika menginjak tanggal ganjil Ramadhan. Dia datang melapor ke petugas juru kunci atau pengurus di dekat gapura masuk, tinggal memperlihatkan tanda pengenal dan mengisi buku tamu dan melaporkan bahwa akan bermukim disini sekitar 2 minggu. Tak ada syarat khusus cuma harus ikut menjaga keamanan dan kebersihan. Dia yakin ramadhan-nya lebih maksimal dengan cara begini, untuk soal buka dan sahur tidak usah risau karena selalu ada donatur yang memberi nasi bungkus ketika buka dan sahur tiba di masjid.

Memperbanyak dzikir dan selalu tafakur di dekat makam aulia menurutnya akan merasa dekat dengan mati, kalau sudah ingat mati segala keserakahan dan perbuatan duniawi tak lai merisaukan hatinya. Ketika ditanya apakah keluarganya tidak keberatan dengan caranya begini? Jawabnya mumpung masih bujang, ia mencari jati diri dan bekal untuk kelak. Dia cuma berkeinginan dekat dengan penciptanya disaat saat begini.

 

[caption id="attachment_353017" align="aligncenter" width="510" caption="Makam Syeikh Djumadil Qubro, orang datang dan pergi menziarahi-nya"]

1424917553888460814
1424917553888460814
[/caption]

Mienurut pak Nardi salah satu pengurus, pengunjung situs Troloyo ini kebanakan peziarah (orang-orang muslim), mereka datang kesini untuk ngalap berkah, mereka menganggap tempat ini mustajab untuk mohon pengampunan dan berdoa, wali Alloh adalah kekasih Alloh, orang yang dekat Alloh, mereka yakin akan hal itu. Dari peninggalan ini bisa ditarik benang merah pasti ada keterkaitan antara situs Troloyo (keberadaan makam Troloyo) dengan kehidupan Hindu, Budha, dan Islam di era Majapahit. Menurut cerita makam Troloyo ini merupakan perkampungan Islam atau tempat peristirahatan para saudagar Islam yang sedang berniaga sekaligus syiar Islam. Perkampunngan ini dipercaya ada pada era Prabu Prawijaya ke V.  Dan bisa diperkirakan Hindu, Budha, dan Islam hidup berdampingan kala itu, jarak antara pusat pemerintahan dengan perkampungan serta situs-situd candi lainnya saling berdekatan.

Berikut ini liputan tentang situs Troloyo tersebut.

Makam Sheikh Djumadil Qubro berada pada cungkup yang paling besar, ini menjadi tujuan utama para peziarah. Menurut cerita beliau berasal dari negeri Persia, beliau datang pertama kali di pulau Jawa bersama Syeikh Subakir yang lebih penumbal pulau Jawa di Gunung Tidar , karena pulau Jawa angker dihuni penguasa halus yang mengakibatkan bencana (pagebluk) kala itu.

Sheikh Djumadil Qubro dipercaya wali tertua di Indonesia, belia menurunkan wali-wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo dan para raja Jawa setelah Majapahit. Putera bungsu beliau menikah dengan putri raja Majapahit, dan dipercaya Islam bisa diterima dikalangan istana waktu itu, meski sudah ada agama lama Hindu dan Budha.

[caption id="attachment_353018" align="aligncenter" width="510" caption="makam Sunan Ngudung, terletak diutara masjid, panjangnya makam ini menjadi misteri sampai saat ini, dan dipercaya beliau dimakamkan beserta tombak senjatanya"]

14249177641114718011
14249177641114718011
[/caption] [caption id="attachment_353037" align="aligncenter" width="510" caption="anak-anak bermain menunggu orang tuanya yang masih berziarah di makan Sunan Ngudung"]
14249250001266013581
14249250001266013581
[/caption]

Makam Sunan Ngudung berada di utara masjid, Sunan Ngudung bernama asli Raden Usman Haji, beliau putera dari Sunan Gresik. Dan beliau juga merupakan ayah dari Sunan Kudus.

Banyak kontroversi tentang kematiannya, sebagian cerita beliau meninggal ketika melawan Portugis, sebagian lagi perang saat melawan prajurit Majapahit, namun keberadaan makamnya di komplek Troloyo ini merupakan misteri tersendiri karena Raja Brawijaya masih kakeknya. Sunan Ngudung juga pernah menjabat sebagai Imam Masjid Demak.

Sewaktu di makam Sunan Ngudung kemarin bertemu dengan rombongan yang membawa anak-anak, ketika saya tanya maksut kedatangan mereka membawa anak-anak, mereka menjawab mumpung libur itung itung study tour buat anak-anaknya, agar anak anak mereka mengenal leluhurnya yang menyebarkan agama Islam di nusantara.

[caption id="attachment_353019" align="aligncenter" width="480" caption="petilasan Walisongo, gerbang masuk sebelah selatan"]

1424917929659730904
1424917929659730904
[/caption]

Petilasan Wali Songgo, ditempat ini diyakini dulu pernah dipakai rapat (bermusyarah wali songo), mungkin juga bangunan dan yang ada didalamnya untuk tetenger tentang kejadian silam tersebut. Bangunan berpagar tembok dan pintu masuk mirip pintu kelenteng.

[caption id="attachment_353020" align="aligncenter" width="510" caption="makam pitu (tujuh) terlihat dari luar dan papan peringatan di depannya"]

1424918443622286540
1424918443622286540
[/caption] [caption id="attachment_353021" align="aligncenter" width="528" caption="makam Pitu, pusara yang dibalut dengan kain warna kuning"]
14249185051147531483
14249185051147531483
[/caption]

Dalam cungkup makam Pitu ini menurut mbah Kartoleksono berisi 7 pusara yaitu makam Noto Suryo, makam Noto Kusumo, makam  Gajah Permada (entah apa hubungannya dengan Patih Gajah Mada), makam  Sabdo Palon, makam  Noyo Genggong, makam  Mban Kinasih. Di atas ada lima makam dan 2 lainya di bagian bawah masih dalam secungkup. Semua pusara di dalam cungkup ini di bungkus pakai kain berwarna kuning.

[caption id="attachment_353022" align="aligncenter" width="510" caption="makam Putri Anjasmoro dan putri Kencono wungu, berada ujung barat daya"]

14249188141957879685
14249188141957879685
[/caption] [caption id="attachment_353044" align="aligncenter" width="510" caption="warna ungu khas, makam Putri Anjasmoro dan Kencono Wungu"]
1424929072123042701
1424929072123042701
[/caption] [caption id="attachment_353023" align="aligncenter" width="510" caption="makam"]
14249192131570579905
14249192131570579905
[/caption] [caption id="attachment_353026" align="aligncenter" width="510" caption="mbah Kartoleksono penyapu kompleks makam Putri Anjasmoro Kencono Wungu"]
14249194231596302358
14249194231596302358
Menurut mbah Kertolasono makam-makam di Troloyo yang sering jadi jujukan peziarah makam Sayid Jumadil Kubro dimakam utama, Kubur Telu yang berisi Syech Abdul Qodir Jaelani Assyni (Tan-Kim-Han), Syech Maulana Sekhah dan Syech Maulana Ibrahim. Sunan Ngudung (Ustman Haji), Tumenggung Satim Singomoyo, Kencono Wungu dan Anjasmara, Syech Abdul Rokhim,  Syech Jaelani, Syech Qohar, Kubur Songo, Patas Angin, Ki Ageng Surg, Raden Kamdowo, Kubur Tandak, Immamuddin Sofari, Sayid Chusen, Kubur Peti (Tujuh Makam) yang didalamnya ; Noto Suryo, Noto Kusumo, Gajah Permada,  Sabdo Palon, Noyo Genggong, Mban Kinasih, Mbah Renbyong, dan  Ali Mukti.

Menurut mbah Kertolaksono, dulu semsa hidup Gusdur sering berziarah ke makam syeh Qohar dalam komplek makam ini.

[/caption] [caption id="attachment_353028" align="aligncenter" width="510" caption="Situs kompleks makam Putri Campha"]

1424919863641921490
1424919863641921490
[/caption] [caption id="attachment_353027" align="aligncenter" width="480" caption="Kolam Segaran, berada di dekat situs makam Putri Champa"]
14249196331021934734
14249196331021934734
Jangan lupa kalau berziarah ke makam Troloyo mampir juga di komplek makam ratu Champa yang berada dekat kolam Segaran, meski makamnya kurang terawat dibanding di Troloyo namun situasi mistisnya tak kalah, dan ada pemandangan indah di dekat makam ratu Champa yaitu kolam luas, kolam peningalan jaman Majapahit yaitu kolam Segaran.

Banyak orang mengisi Ramdhanya agar lebih dekat dengan penciptanya, meski terkadang sebagian orang menganggap tidak semestinya, tapi mereka punya alasan untuk itu. Tuhan maha bijaksana, Tuhan ada dimana saja, Ramadhan terasa lebih dengan cara begini, kata mereka.

Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, semoga Ramadhan kali ini Ramadhan paling indah dalam umur kita.

 

*) Salam Ramadhan
*) Salam Jalan-jalan
*) Salam Njepret

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun