Sheikh Djumadil Qubro dipercaya wali tertua di Indonesia, belia menurunkan wali-wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo dan para raja Jawa setelah Majapahit. Putera bungsu beliau menikah dengan putri raja Majapahit, dan dipercaya Islam bisa diterima dikalangan istana waktu itu, meski sudah ada agama lama Hindu dan Budha.
[caption id="attachment_353018" align="aligncenter" width="510" caption="makam Sunan Ngudung, terletak diutara masjid, panjangnya makam ini menjadi misteri sampai saat ini, dan dipercaya beliau dimakamkan beserta tombak senjatanya"]
Makam Sunan Ngudung berada di utara masjid, Sunan Ngudung bernama asli Raden Usman Haji, beliau putera dari Sunan Gresik. Dan beliau juga merupakan ayah dari Sunan Kudus.
Banyak kontroversi tentang kematiannya, sebagian cerita beliau meninggal ketika melawan Portugis, sebagian lagi perang saat melawan prajurit Majapahit, namun keberadaan makamnya di komplek Troloyo ini merupakan misteri tersendiri karena Raja Brawijaya masih kakeknya. Sunan Ngudung juga pernah menjabat sebagai Imam Masjid Demak.
Sewaktu di makam Sunan Ngudung kemarin bertemu dengan rombongan yang membawa anak-anak, ketika saya tanya maksut kedatangan mereka membawa anak-anak, mereka menjawab mumpung libur itung itung study tour buat anak-anaknya, agar anak anak mereka mengenal leluhurnya yang menyebarkan agama Islam di nusantara.
[caption id="attachment_353019" align="aligncenter" width="480" caption="petilasan Walisongo, gerbang masuk sebelah selatan"]
Petilasan Wali Songgo, ditempat ini diyakini dulu pernah dipakai rapat (bermusyarah wali songo), mungkin juga bangunan dan yang ada didalamnya untuk tetenger tentang kejadian silam tersebut. Bangunan berpagar tembok dan pintu masuk mirip pintu kelenteng.
[caption id="attachment_353020" align="aligncenter" width="510" caption="makam pitu (tujuh) terlihat dari luar dan papan peringatan di depannya"]
Dalam cungkup makam Pitu ini menurut mbah Kartoleksono berisi 7 pusara yaitu makam Noto Suryo, makam Noto Kusumo, makam  Gajah Permada (entah apa hubungannya dengan Patih Gajah Mada), makam  Sabdo Palon, makam  Noyo Genggong, makam  Mban Kinasih. Di atas ada lima makam dan 2 lainya di bagian bawah masih dalam secungkup. Semua pusara di dalam cungkup ini di bungkus pakai kain berwarna kuning.
[caption id="attachment_353022" align="aligncenter" width="510" caption="makam Putri Anjasmoro dan putri Kencono wungu, berada ujung barat daya"]
Menurut mbah Kertolaksono, dulu semsa hidup Gusdur sering berziarah ke makam syeh Qohar dalam komplek makam ini.