Jika Anda perlu memberi peringatan, atau Anda memberi penjelasan khusus tentang kondisi diri anak Anda, lakukan berdua saja, jangan di depan orang lain. Itu akan membuat anak belajar berpikir dan merasa dirinya masih punya kesempatan untuk merubah sikap atau memperbaiki kesalahan.
4. Gunakan konsekuensi logis untuk mengganti hukuman
Sebagian besar guru menganggap bahwa hukuman untuk anak yang berbuat tidak baik, melanggar disiplin adalah cara yang tepat untuk membuat mereka 'kapok'.  Padahal sesungguhnya hukuman hanya efektif untuk jangka pendek, tidak akan memberi pemahaman yang kuat tentang pentingnya disiplin untuk jangka panjang.Â
Saya pernah meminta guru mengganti hukuman menulis tulisan "aku akan mengerjakan tugas" sebanyak dua halaman, atau berdiri di depan kelas, dengan mengurangi waktu bermain saat jeda pelajaran sebagai konsekuensi logis anak yang tidak mau mengerjakan tugas. Kemudian anak tersebut mengisi waktu "konsekuensinya" dengan mengerjakan  tugasnya bertahap. Awalnya itu dipandang terlalu lunak dan membuat anak tidak berubah juga.Â
Namun beberapa waktu kemudian, nampak perubahan anak yang mulau mau mengerjakan tugasnya, meski kadang perlu dibantu. Itu lebih baik, dan mendidik anak belajar tentang arti konsekwensi dalam hidup.
Demikian tips singkat tentang mengembangkan disiplin diri pada anak ini saya tuangkan sebagian dari pengalaman saya dalam membantu mendampingi guru di sekolah. Pada prinsipnya tips disiplin diri - yang tentu masih banyak lagi - adalah upaya bagaimana mendidik anak dengan pola kepengasuhan yang positif (positive parenting), karena sesungguhnya anak belajar tentang perilaku sesuai pengalamannya sehari-hari.