Mohon tunggu...
Bung Lomi
Bung Lomi Mohon Tunggu... Freelancer - Debutant Writer

Read Well, Write Well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemarin dalam Sejarah: Pembantaian Santa Cruz

13 November 2019   14:49 Diperbarui: 13 November 2019   14:57 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timor Leste Santa Cruz Massacre monument, photo by ody-see.com

Seusai misa usai pukul 07.00 waktu setempat, sekitar lima ratusan orang keluar gereja sembari membentangkan spanduk bergambar Xanana Gusmao, pemimpin gerakan pro-kemerdekaan Timor Timur yang dipenjara di lapas Cipinang, Jakarta.

Seiring mereka terus berjalan, mereka meneriakan...

 "Timor Leste! Timor Leste! Timor Leste!"

Iringan pengunjuk rasa itu berjalan sekitar 4 kilometer menuju pemakaman Santa Cruz, tempat Gomez dimakamkan.

seperti terlihat dari rekaman video jurnalis Inggris Max Stahl, suasana menjadi kacau. Sirine dan suara letusan tembakan yang berbarengan memekik telinga. Para demonstran lari tunggang-langgang. Sementara yang lain mencari persembunyian di antara nisan-nisan Santa Cruz.

Militer Indonesia yang terdiri dari pasukan Brimob 5485, Batalion 303, dan kompi campuran, serta Batalion 744 dan personil dari Kodim 1627 juga membabi buta dan menusuk korban luka serta sejumlah warga Dili yang ketakutan bersembunyi di antara nisan - nisan di area pemakaman.

271 orang tewas seketika, 382 orang luka parah dihajar timah tajam, dan 250 orang menghilang tak tentu entah kemana jejaknya.

Tanpa disadari oleh tentara Indonesia yang kerasukan setan saat itu, Max Stahl diam-diam merekam dari jauh aksi penembakan brutal itu, di mana rekaman tersebut berhasil diselundupkan ke Australia dan akhirnya disiarkan oleh Yorkshire Television di Britania Raya.

Video tersebut berhasil diselundupkan ke Australia melalui seorang wanita berkebangsaan Belanda untuk menghindari razia militer Indonesia, baik itu di bandara maupun di pelabuhan.

Video tersebut pun kemudian ditayangkan sebagai film dokumenter First Tuesday yang berjudul "In Cold Blood: The Massacre of East Timor", yang ditayangkan di ITV di Britania pada bulan Januari 1992. Sekarang sudah bisa kita tonton di YouTube.

Berdasarkan video Max Stahl itulah setidaknya mata dunia terbuka. Amnesty Internasional menganugerahi video insiden Dili berjudul Cold Blood: The Massacre of East Timor itu sebagai video terbaik untuk kategori Hak Asasi Manusia pada 1992.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun