Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rekam Jejak Patrick Kluivert, Bakal Calon Pelatih Baru Indonesia

7 Januari 2025   18:21 Diperbarui: 9 Januari 2025   15:10 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencapai putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia saja sudah merupakan sejarah pertama bagi Curacao. Terlebih Eloy Room, cs. membuat kejutan dengan menyingkirkan Kuba, tim tradisional Concacaf, di Putaran Kedua.

Gagal di Kualifikasi Piala Dunia, Kluivert membalas di Kualifikasi Piala Karibia 2017 yang juga menentukan partisipasi di Piala Emas Concacaf. Hasilnya, pria keturunan campuran Suriname-Curacao ini sukses meloloskan timnya ke dua kompetisi tersebut.

Khusus untuk Piala Emas Concacaf, catatan Kluivert merupakan yang pertama dalam sejarah Curacao. Namun jika cakupannya diperluas menjadi kompetisi kontinental sebelum era Piala Emas, ini menjadi partisipasi pertama setelah absen selama 40 tahun.

Di media sosial banyak yang mengutip ungkapan kekecewaan satu-dua orang Curacao atas kinerja Kluivert. Namun sejarah mencatat, berkat tangan dinginnyalah Curacao kembali ke level kontinental setelah tertidur nyaris setengah abad lamanya.

Dipecat Federasi Curacao?

Isu miring tentang Kluivert juga diikuti sebuah kabar hoaks: Kluivert pernah dipecat oleh Curacao. Tidak cuma satu akun yang percaya kabar menyesatkan yang entah dari mana asal-usulnya ini.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, Kluivert mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih Curacao. Posisinya lantas digantikan oleh Remko Bicentini, mantan asistennya.

Kluivert meninggalkan Curacao karena mendapat tawaran menangani tim junior Ajax Amsterdam. Namun tak lama kemudian tawaran sebagai direktur teknik diberikan oleh Paris Saint Germain, sebuah kesempatan yang tidak ia sia-siakan.

Agustus 2018, Kluivert menerima ajakan Clarence Seedorf untuk menjadi asisten pelatih timnas Kamerun. Mereka berdua diberi target tinggi: mempertahankan gelar juara Piala Afrika pada gelaran tahun 2019, menembus Piala Afrika edisi 2021, serta melaju ke putaran final Piala Dunia 2022.

Duet Belanda tersebut mengawali kiprah dengan baik. Kamerun dibawa melaju ke fase gugur Piala Afrika 2019 sebagai runner-up Grup F dengan rekor tak terkalahkan.

Sayang, meskipun sempat unggul 2-1 pada babak pertama, Kamerun tersingkir di 16 besar usai Kamerun comeback dan berbalik menang 3-2. Kegagalan ini membuat Seedorf dipecat, sehingga Kluivert pun turut kehilangan posisi.

Hanya beberapa hari usai meninggalkan Kamerun, Kluivert mendapat posisi sebagai direktur akademi Barcelona. Peran ini ia jalani hingga kontraknya berakhir pada Juni 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun